Polisi Sebut 2 Pelaku Pengeroyokan Tahanan di Rutan Depok Sudah Mau Bebas

Polisi Sebut 2 Pelaku Pengeroyokan Tahanan di Rutan Depok Sudah Mau Bebas

Terkini | inews | Minggu, 1 September 2024 - 17:48
share

DEPOK, iNews.id - Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana menyebut dua dari enam pelaku pengeroyokan tahanan  berinisial RA (26) di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I, Cilodong, Depok sudah mau bebas dari masa tahanan. Aksi tersebut mengakibatkan RA tewas.

"Sejauh ini setelah kita melakukan pemeriksaan di Rutan, itu ada enam orang pelakunya. Dan dua di antaranya sebenarnya sudah mau bebas. Empat masih menjalani hukuman yang cukup lama," kata Arya di Mapolres Depok, Minggu (1/9/2024).

Arya membeberkan motif dari hasil pemeriksaan saksi bahwa korban masuk ada omongan yang kurang berkenan kepada narapidana lainnya sehingga salah paham.

"Kalau dari hasil pemeriksaan kita terhadap para saksi, memang korban ini masuk mungkin ada omongan-omongan yang kurang berkenan terhadap pihak napi lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas I Depok, Lamarta Surbakti mengatakan ada alat lainnya seperti kabel listrik diduga digunakan saat menganiaya korban RA hingga akhirnya tewas di rumah sakit. Menurutnya saat kejadian ada proses perbaikan listrik.

"Mungkin ada beberapa hal yang mungkin ada alatnya, mungkin seperti kabel informasinya kemarin. Kabel-kabel listrik. (Dicekik kabel) mungkin itu nanti daru Polres itu dari penyidikannya," ujarnya.

Sebelumnya, seorang tahanan tewas dikeroyok enam orang di Rutan Kelas I, Depok, Jawa Barat. Pengeroyokan dipicu sikap korban yang dinilai tidak sopan.

Korban sempat melakukan registrasi dan pencukuran rambut hingga botak pada 29 Agutus 2024. Korban dikeroyok sekitar enam orang sesama tahanan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi, Ade Ary mengungkap, korban dinilai berperilaku tidak sopan, sehingga memicu para pelaku melakukan penganiayaan.

"Kemudian pukul 18.30 WIB keluarga korban dihubungi oleh Pihak Rutan Cilodong, bahwa korban dalam keadaan sakit kemudian keluarga korban datang ke rutan Cilodong, sesampainya di Rutan, keluarga korban diberikan penjelasan bahwa korban mengalami sakit perut dan penurunan kesadaran akan tetapi keluarga korban tidak bertemu dengan korban," katanya.

Topik Menarik