Sekda Kota Semarang Apresiasi Bank Sampah Sami Berkah dalam Pengelolaan Lingkungan

Sekda Kota Semarang Apresiasi Bank Sampah Sami Berkah dalam Pengelolaan Lingkungan

Terkini | semarang.inews.id | Minggu, 25 Agustus 2024 - 16:20
share

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin, memberikan apresiasi tinggi kepada Bank Sampah Sami Berkah Meteseh atas inisiatif mereka dalam mengadakan acara "Ruang Sinau Sampah". 

Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan sekitar.

Hal tersebut disampaikan Iswar saat meresmikan Bank Sampah Sami Berkah di Desa Genting RT 02 RW 06, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Minggu (25/8/2024).

Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Bank Sampah Sami Berkah yang telah berperan aktif dalam mengajak masyarakat Meteseh untuk bersama-sama menjaga lingkungan. 

Menurutnya, persoalan lingkungan di Kota Semarang menjadi isu yang perlu diprioritaskan, terutama dalam menghadapi tantangan banjir yang sering melanda kawasan bawah kota.

"Pengelolaan lingkungan yang baik adalah kunci dalam mengatasi masalah banjir. Dengan kembali ke lingkungan, kita dapat mengurangi debit air yang mengalir ke kawasan bawah. Jika hanya mengandalkan peningkatan kapasitas sungai, biayanya bisa mencapai triliunan rupiah. Namun, dengan memperbaiki lingkungan, hasilnya bisa lebih baik dan biaya yang dikeluarkan lebih efisien," jelas Iswar.

Acara "Ruang Sinau Sampah" ini mendapat pujian karena mengedepankan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif. 

Iswar menegaskan bahwa pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat memicu berbagai dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, dan menurunnya kualitas hidup.

Untuk itu, pemerintah Kota Semarang terus berupaya memperkuat sistem pengelolaan sampah terpadu, mulai dari pemilahan, pengumpulan, hingga daur ulang sampah.

"Bank Sampah Sami Berkah Meteseh telah memberikan kontribusi nyata dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Selain membantu mengurangi beban sampah yang harus dikelola pemerintah, mereka juga aktif mengedukasi masyarakat tentang cara-cara pengelolaan sampah yang benar," kata Iswar.

Lebih lanjut, Iswar berharap kegiatan "Ruang Sinau Sampah" ini dapat menjadi platform edukatif yang efektif dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengelolaan sampah. 

Ia juga mendorong para peserta untuk memanfaatkan ilmu yang diperoleh agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.

"Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus mendukung berbagai inisiatif serupa demi terciptanya lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan," tegasnya.

Iswar mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan berharap acara ini membawa manfaat besar bagi seluruh peserta dan menjadikan Kota Semarang sebagai contoh sukses dalam pengelolaan lingkungan.

 

Ketua Bank Sampah Sami Berkah, Aniqotunnafiah, S.Pd., M.Ak, memaparkan, sejak didirikan pada akhir tahun 2019, Bank Sampah Sami Berkah telah berkembang menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah yang efektif di RW 6, Meteseh, Kecamatan Tembalang. 

Didirikan sebagai hasil dari program pengabdian masyarakat oleh dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP Undip), bank sampah ini terus berinovasi dan berkolaborasi untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

Ia menjelaskan bahwa perjalanan mereka dimulai dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat setempat, Kyai Haji Abdurrahim, serta hibah berupa kontainer dari USA yang difasilitasi oleh organisasi internasional CCBO dan WWEE.

 "Kami juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan selama tiga bulan di bawah program interpreneur untuk perempuan. Alhamdulillah, dukungan ini memungkinkan kami untuk beroperasi di lokasi baru di Genting RT 2 RW 6, Meteseh sejak awal 2024," ujar Aniqoh panggilan akrabnya.

Bank sampah ini, lanjut Aniqoh, dikelola oleh 15 kader aktif dari RW 6, yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan pemuda-pemudi setempat. 

"Dari 15 pengurus, 11 orang aktif terlibat, sedangkan 4 lainnya bekerja di pabrik. Kami juga memiliki dua laki-laki yang bertanggung jawab mengelola divisi maggot. Mereka adalah anak-anak asuh dari Panti Asuhan At Taqwa, yang berada di sekitar lingkungan kami," tambahnya.

Kegiatan pengelolaan sampah di Bank Sampah Sami Berkah mencakup pemrosesan sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi kompos, ekoenzim, serta digunakan untuk budidaya maggot. 

Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik, botol PET, kardus, kaca, dan minyak jelantah ditimbang dan disalurkan ke pihak-pihak yang membutuhkan, termasuk PT Popy di Tanjung Mas yang merupakan agregator dari Filipina.

"Kami buka setiap hari Sabtu dari pukul 9 pagi hingga 12 siang. Selain melayani warga sekitar, kami juga sudah memiliki bank sampah binaan di RW 11, RW 7, dan RW 9," ujar wanita energik yang juga ketua Fatayat NU Kecamatan Tembalang ini.

Aniqoh berharap, ke depan Bank Sampah Sami Berkah bisa menjadi bank sampah semi induk di wilayah Meteseh.

"Dengan koordinasi yang baik bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan status saya sebagai koordinator bank sampah se-Kecamatan Tembalang, kami optimis bisa mengembangkan jaringan nasabah dan memperluas dampak positif di masyarakat," jelasnya.

Aniqoh juga menyampaikan harapannya untuk mendapatkan dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pertamina dan Pegadaian dalam waktu dekat.

"Mudah-mudahan proses pengajuan ini berjalan lancar sehingga bank sampah kami bisa lebih berkembang dan memberi manfaat lebih besar bagi warga Meteseh dan sekitarnya," pungkasnya.

Topik Menarik