Pergi Cari Kerang, Wanita Paruh Baya Ditemukan dalam Perut Buaya 4 Meter

Pergi Cari Kerang, Wanita Paruh Baya Ditemukan dalam Perut Buaya 4 Meter

Terkini | okezone | Jum'at, 23 Agustus 2024 - 13:54
share

BUAYA sepanjang 14 kaki atau 4,2 meter menelan manusia hidup-hidup di Kabupaten Buru Selatan, Maluku. Salah seorang saksi mata bahkan sempat melihat kaki manusia di dalam mulut buaya itu.

Halima Rahakbauw (54), diserang buaya berukuran lebih empat meter di Sungai Wali. Korban awalnya pergi ke sungai untuk mencuci panci, namun nahas ia justru bertemu predator ganas yang menyerang dan memangsanya.

Seorang saksi, Ali Rahangmetan sedang menyeberangi jembatan saat melihat kejadian janggal pada seekor buaya. Ia turun dari mobilnya untuk memastikan bahwa buaya itu baru saja menelan manusia. Setelah valid, ia langsung memberitahu pihak keluarga. 

"Saya melihat seseorang berenang, tetapi saya tidak bisa melihat tubuhnya. Yang terlihat hanya kakinya," katanya, mengutip Daily Star. 

"Untuk memastikan, saya keluar dari mobil dan akhirnya melihat ada manusia yang dimakan buaya. Saya tidak tahu apakah itu laki-laki atau perempuan. Hanya kaki dan usus orang itu yang terlihat," tambah Ali. 

Buaya betina itu menelan jasad tubuh Halima hidup-hidup. Penduduk desa membawa buaya dan membedahnya, kemudian ditemukanlah bagian tubuh korban di dalam perut buaya tersebut. 

Jamia Seknun, salah satu kerabat korban mengatakan bahwa sebelumnya ia melihat Halima berjalan dari sungai sambil membawa seember kerang. Wanita paruh baya itu kembali ke sungai untuk mencuci panci, namun tragis ia hanya pulang tinggal nama.

"Korban pergi pagi-pagi sekali karena ia takut permukaan air sungai akan naik menjelang siang. Kemudian, ibu saya berteriak bahwa ada buaya yang memakan seseorang. Awalnya saya tidak tahu siapa orang itu, tetapi saya merasa itu adalah dia," tutur Jamia.

 

Indonesia memang dikenal dengan satwa liarnya yang beragam dan sangat berbahaya, termasuk reptil yang satu ini. Memiliki 14 jenis buaya, termasuk buaya muara yang terkenal agresif. 

Hewan buas itu memang semakin sering ditemukan di permukiman warga, penyebabnya kemungkinan karena kurangnya makanan di habitat mereka yang sering dijadikan tangkapan oleh manusia. 

"Setelah tiba di Sungai Wali, personel dan relawan segera melakukan pencarian di sekitar tepi sungai," ujar Kepala SPKT Polres Buru Selatan, Aipda Abson Tonga.

“Sekitar pukul 12.37 WIT masyarakat Desa Wali memisahkan jenazah korban, baru diketahui identitas jenazah adalah masyarakat Desa Wali. Diduga korban diterkam buaya saat sedang mencari kerang di bibir Sungai Wali, sekitar pukul 07.30 WIT,” pungkasnya.

Topik Menarik