Santri dan Masyarakat di Indramayu Deklarasi Tolak Munculnya Kembali Kelompok HTI

Santri dan Masyarakat di Indramayu Deklarasi Tolak Munculnya Kembali Kelompok HTI

Terkini | indramayu.inews.id | Senin, 1 Juli 2024 - 15:50
share

INDRAMAYU, iNewsIndramayu.id - Himpunan Santri dan Masyarakat Indramayu (HASMI) mendeklarasikan diri menolak munculnya kembali kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Deklarasi dilakukan bersama ratusan santri dan masyarakat lainnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/6/2024) malam.

HASMI meminta masyarakat tidak terlena. Walaupun HTI telah dibubarkan namun ideologi dan pergerakannya diduga masih ada. HASMI pun menolak tegas apapun yang terkaitan dengan HTI demi menjaga keutuhan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketua HASMI, Ustadz Saeful Ulum mengatakan, HTI adalah organisasi radikal dan berbahaya karena memiliki paham khilafah. Kondisi tersebut sangat mengancam ideologi pancasila, hingga yang terburuk dan memecah belah anak bangsa.

"HTI itu sangat berbahaya sekali, memang pada awalnya mereka itu secara halus masuk ke lingkungan masyarakat, akan tetapi nanti ketika poinnya sudah terlihat mereka akan diprovokasi untuk melawan terhadap pemerintah," kata Ustadz Saeful Ulum, Senin (1/7/2024).

 

Dia menilai bahwa segala bentuk potensi munculnya kembali HTI harus dilawan secara masif. Kondisi itu, lanjut dia, tidak boleh dibiarkan.

"Mereka sudah bergerilya secara massif sehingga kita juga harus melawan pegerakannya dengan massif lagi, harus kita tolak di manapun kita berada," ujar dia.

Sementara Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, pihaknya turut mewanti-wanti masyarakat soal HTI. Menurutnya, organisasi tersebut walau telah dibubarkan tapi pergerakannya masih ada. 

“Oleh karena itu bagaimana caranya pergerakan mereka tetap berjalan tapi tidak dicurigai maka ya harus melakukan atau menggunakan kamuflase, supaya mereka bisa masuk kemana-mana, malah lebih bahaya juga sebenarnya dengan kamuflase ini,” ujarnya.

 

Juhadi menyebut pergerakan yang dilakukan organisasi HTI seolah-olah mereka tengah memperjuangkan agama Islam, padahal justru sebaliknya. 

Menurut pandangannya, mereka (HTI) tengah berpolitik agar bisa berkuasa merubah NKRI, merubah Pancasila, dengan khilafah.

“Tentu kamuflase mereka tetap menurut saya sesuai ideologi yang mereka kembangkan, ideologi yang mereka gerakan, jadi pola-pola nya ya seperti itu. Pola-polanya ya biasanya mereka menemui orang-orang yang kekuatan ke Aswaja-annya belum matang, kemudian mereka undang didoktrin melalui cara-cara mereka agar masyarakat tertarik,” terang dia.

Karenanya, Juhadi berpesan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap orang asing di luar lingkungan yang berpura-pura mendakwahkan agama, namun menyalahkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, karena itu adalah ciri-ciri kelompok HTI.

"Jangan mempercayai mereka, percayalah kepada kiai dan ustadz di lingkungan masyarakat itu sendiri, karena lebih aman dan tidak akan mengajarkan hal-hal yang macam-macam yang akan merugikan bangsa negara," pungkasnya. (*)

Topik Menarik