Tiga Lokasi Miqat Ini Sering Dikunjungi Jamaah Haji Indonesia, Apa Saja?

Tiga Lokasi Miqat Ini Sering Dikunjungi Jamaah Haji Indonesia, Apa Saja?

Terkini | okezone | Senin, 3 Juni 2024 - 03:45
share

MAKKAH Masyarakat yang ingin menjalankan ibadah haji maupun umrah, pastinya akan melakukan miqat . Miqat adalah waktu atau tempat yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sebagai pintu masuk memulai ibadah haji atau umrah. Tepatnya adalah tempat atau waktu bagi seseorang untuk memulai ibadah haji.

Ada tiga titik tempat yang dituju jamaah haji Indonesia ketika akan miqat di daerah yang berada di luar Haram, yaitu Masjid Aisyah di Tan'im, Masjid Ji'ranah, dan Masjid Hudaibiyah.

Tim Media Center Haji (MCH) 2024 menyambangi beberapa titik miqat bersama para kiai yang tergabung dalam Bimbingan Ibdah (Bimbad) Daker Makkah, diantaranya KH Miftah Faqih, KH Moqsith Ghazali, dan KH Ahmad Shidiq.

Lokasi Miqat pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Aisyah yang berada di daerah Tan'im. Jarak antara masjid ini dengan Masjidil Haram hanya sekitar tujuh kilometer. Jika berangkat dari wilayah Syisyah, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke masjid ini.

Tim MCH tiba di titik miqat pertama ini pada pukul 08.11 Waktu Arab Saudi (WAS). Suasana masjid ini tampak ramai dipenuhi dengan jamaah calon haji (Calhaj) yang akan melaksanakan ibadah umrah sunnah, termasuk jamaah asal Indonesia.

Masjid Tan'im mempunyai dua menara setinggi 50 meter. Masjid Tan'im memiliki area yang ditumbuhi rerumputan dan taman. Di sekitar taman, tampak bangunan setinggi tiga meter lebih yang menjadi pembatas antara tanah Haram dan tempat miqat Tan'im. Di bagian atasnya terdapat tulisan "Haram Ends Here".

Jamaah laki-laki yang berada di Masjid Aisyah ini rata-rata sudah memakai pakaian ihram. Di dalam masjid, sebagian jamaah juga tengah khusyu' melaksanakan sholat sunah dua rakaat. Setelah sholat dan niat ihram, barulah mereka menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah.

Kiai Miftah Faqih pun mengulas sejarah Masjid Aisyah Tan'im secara lengkap sehingga menjadi titik miqat.

Masjid ini menjadi tempat istri Nabi, Sayyidah Aisyah melakukan miqat pada tahun 632 Masehi. Karena itu, masjid ini dinamakan Masjid Aisyah Ummul Mukminin, ucapnya.

Sejarah mencatat, saat itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bersama Aisyah dan sahabatnya akan melaksanakan Haji Wada' dari Madinah.

Rombongan haji yang dipimpin Rasulullah itu pun mengambil Miqat di daerah Bir Ali, kecuali Aisyah. Karena, Aisyah pada waktu itu masih dalam kondisi haid.

"Namun Sayyidah Aisyah tidak ikut (Miqat), langsung ikut saja ke Makkah menjalani semua prosesi-prosesi kecuali tawaf," ujar Kiai Miftah.

Setelah sampai di Makkah, Sayyidah Aisyah kemudian melapor kepada Rasulullah bahwa dirinya telah suci. Lalu, Rasulullah menyuruh Aisyah untuk mengambil Miqat yang terdekat dari pintu masuk Ka'bah.

Dengan ditemani saudaranya yang bernama Abdurrahman bin Abu Bakar, Aisyah pun pergi ke daerah Tan'im untuk niat ihram. "Maka Tan'im di sini akhirnya menjadi miqat yang diambil oleh Aisyah pada tahun 9 Hijriah," ucap Kiai Miftah.

"Rasulullah tidak pernah miqat di Tan'im, yang miqat di sini adalah Aisyah," ujar Kiai Miftah menjelaskan.

Maka, dalam sejarahnya daerah Tan'im ini dulunya sering disebut sebagai miqat umrah perempuan. Sementara, Masjid Ji'ronah yang berada di sebelah timur lautnya kota Makkah, disebut sebagai miqat laki-laki.

"Jadi umroh sughro itu miqatnya di Tan'im, ada mikot qubro itu adanya di Ji'ronah," jelas Ketua PBNU asal Gresik ini.

Dengan padatnya jamaah di musim haji ini dan ketatnya peraturan pemerintah Arab Saudi untuk masuk Makkah, Kiai Miftah mengimbau kepada jamaah Indonesia untuk mengambil miqat di Masjid Aisyah saja.

"Kenapa? Karena aksesnya lebih gampang dan tentunya lebih murah. Dan jarak dari Masjidil Haram itu hanya 7,5 kilometer," ujar Kiai Miftah.

Meskipun Rasulullah tidak pernah mengambil miqat di Tan'im, tambah dia, tapi beliau lah yang mengintruksikan kepada Aisyah untuk mengambil miqat di daerah ini.

Topik Menarik