Menguak Sejarah Gedung KPU RI, Venue Debat Capres-Cawapres 2024 Malam Ini!
DEBAT perdana calon presiden dan calon wakil presiden digelar di pelataran Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI , Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam ini. Tiga pasangan capres dan cawapres akan adu gagasan untuk menarik simpati pemilih.
Ketiga pasangan yang bertarung di Pilpres 2024 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Debat capres menggunakan konsep townhall di mana pasangan calon akan berada di stage tengah. Debat dimulai pada pukul 19.00 WIB nanti dan disiarkan langsung di sejumlah televisi, radio, dan platform media sosial.
"Semua televisi akan menyiarkan secara langsung. Bukan hanya televisi tapi semua platform-platform yang berkaitan dengan penyiaran, termasuk radio, live streaming, dan segala macam semuanya diberikan akses untuk menyiarkan debat capres," kata Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari kepada wartawan di Jakarta.
Hasil Timnas Indonesia U-17 vs UEA U-17 Jelang Piala Asia U-17 2025: Garuda Asia Tertahan 2-2!
Selain debatnya yang ditunggu, hal lain yang menarik dikulik adalah tentang lokasinya. Gedung KPU RI yang jadi venue debat capres merupakan bangunan bersejarah peninggalan era Hindia Belanda.
Masa kolonial Belanda, Jalan Imam Bonjol yang terbentang di depan Gedung KPU namanya Nassau Boulevard dan masuk dalam kawasan Nieuw Gondangdia yang sekarang dikenal dengan nama Menteng.
Gedung KPU RI (Okezone.com)
Gedung yang dijadikan markas KPU RI dibangun sejak 1936 dan rampung pada 12 April 1955. Usianya kini sudah 90 tahun. Awalnya bangunan ini difungsikan sebagai Gedung Pusat Perkebunan Negara (PPN) yang berperan sangat penting di awal kemerdekaan Indonesia sebagai wadah persatuan perusahaan perkebunan dan pertanian yang dinasionalisasikan dari perusahaan-perusahaan Belanda.
Menanti Debut 2 Pemain Baru Timnas Indonesia saat Lawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Dikutip dari laman resmi KPU RI , desain Gedung PPN dibuat oleh A.W. Gmelig Meyling. Arsitek Belanda tersebut merupakan Wakil Direktur Biro Ingeneren-Vrijburg NV di Bandung. Meyling sempat ditahan pada masa pendudukan Jepang, kemudian dibebaskan setelah Indonesia merdeka dan dia menjadi profesor luar biasa di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Konstruksi fondasi bangunan gedung ini dikerjakan oleh Ir. P Tool bekerja sama dengan kontraktor Nedam. Untuk penyelesaian bangunannya digarap oleh Hollandsche Beton Maatschappij (HBM).
Sentuhan Meyling pada Gedung Pusat Perkebunan Negara memiliki ciri khas unsur kubistis kuat. Sentuhan ini juga dapat dikenali dalam arsitektur Gedung Societeit Country Club Concordia di Bandung dan Gedung Kantor GEBED di Sukabumi.
Gedung PPN pernah jadi bangunan tertinggi di Jakarta pada saat itu, yang terdiri dari 4 lantai. Setiap lantai memiliki ketinggian sekitar 5 meter untuk mengantisipasi faktor cuaca panas.
Gedung PPN kemudian beralih fungsi menjadi kantor Lembaga Pemilihan Umum (LPU) pada 1987. LPU tadinya berkantor di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur lalu pindah ke Gedung PPN karena bangunan sebelumnya dianggap sudah tak layak.
LPU merupakan lembaga bentukan Presiden Soeharto sejak 1970. Setelah Soeharto tumbang, namanya diganti jadi KPU melalui Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 dengan peranan, fungsi, dan struktur organisasinya makin diperkuat.
Gedung KPU RI telah menjadi saksi perjalanan panjang politik Indonesia sejak orde baru hingga reformasi.