Android 16 Akan Hadirkan Fitur Cloud Compilation, Bantu Instal Aplikasi pada Ponsel Kelas Bawah

Android 16 Akan Hadirkan Fitur Cloud Compilation, Bantu Instal Aplikasi pada Ponsel Kelas Bawah

Teknologi | okezone | Selasa, 8 April 2025 - 11:23
share

JAKARTA - Android 16 yang akan menjadi pembaruan besar bagi perangkat Android dikabarkan akan dirilis pada Juni 2025. Menurut sebuah laporan, Android 16 akan menghadirkan fitur baru yang ditujukan untuk mempercepat penginstalan aplikasi dan akan membantu perangkat kelas bawah.

Fitur yang disebut Cloud Compilation ini menargetkan perangkat kelas bawah dan memindahkan kompilasi aplikasi ke cloud, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk menjalankan alat dex2oat dan mempercepat prosesnya. Fitur ini kabarnya terbukti bermanfaat saat menginstal aplikasi yang memiliki banyak kode untuk dikompilasi, yang dapat membebani chipset ponsel.

Cara Kerja Cloud Compilation Android

Menurut laporan Android Authority, OS milik Google ini biasanya memanfaatkan Android Runtime (ART) untuk mengeksekusi kode aplikasi. Dimulai dengan alat dex2oat yang mengubah file .dex yang berisi bytecode aplikasi menjadi artefak — file atau direktori yang dihasilkan oleh plugin Android Gradle selama proses pembuatan.

File-file ini dapat membantu dalam beberapa cara: mempercepat verifikasi bytecode, berisi kode yang telah dikompilasi sebelumnya untuk metode, atau memiliki representasi internal ART dari string atau kelas tertentu untuk meningkatkan kecepatan memulai aplikasi.

Pada perangkat kelas atas, artefak ini dapat dibuat dengan cepat berkat prosesor berperforma tinggi yang merupakan perangkat kerasnya. Namun, perangkat kelas bawah di pasaran sering kali mengalami kendala karena chipset yang kurang mumpuni atau masalah bandwidth memori. Di sinilah fitur Cloud Compilation Android 16 berperan.

 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa alih-alih membuat artefak aplikasi di perangkat menggunakan prosesor ponsel, fitur ini mengimpor file SDM (Secure Dex Metadata) yang berisi versi artefak yang telah dikompilasi sebelumnya dari Google Play Store.

File tersebut dikatakan ditandatangani dengan kunci yang sama dengan APK. Metode ini membantu menghindari kebutuhan menjalankan alat dex2oat, mengurangi ketergantungan pada chipset ponsel untuk penginstalan aplikasi, dan mempercepat proses sepenuhnya, demikian dilansir Gadgets 360.

Namun, fitur tersebut belum diaktifkan. Menurut laporan tersebut, Google diharuskan mengonfigurasi Play Store untuk menghasilkan artefak aplikasi menggunakan dex2oat dan menyediakannya pada saat APK diinstal pada perangkat yang menjalankan Android 16.

Topik Menarik