Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025, Cara Mengamati hingga Mitosnya
JAKARTA – Langit malam kembali menghadirkan fenomena alam yang spektakuler. Pada 14 Maret 2025, dunia akan menyaksikan Gerhana Bulan Total, sebuah peristiwa langka saat Bulan akan tertutup sepenuhnya oleh bayangan Bumi. Fenomena ini sering kali disebut sebagai "Blood Moon" karena warna kemerahan yang muncul saat gerhana mencapai puncaknya.
Gerhana Bulan Total selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Tidak hanya karena keindahan visualnya, tetapi juga karena nilai ilmiah yang dapat dipelajari dari peristiwa ini.
Sayangnya, bagi masyarakat Indonesia, gerhana ini tidak dapat disaksikan secara langsung karena terjadi pada siang hari waktu setempat.
1. Apa Itu Gerhana Bulan Total?
Gerhana Bulan adalah peristiwa saat cahaya Matahari yang seharusnya menerangi Bulan terhalang oleh Bumi. Dalam kasus Gerhana Bulan Total, Bulan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan inti Bumi (umbra) menyebabkan cahaya Matahari tidak langsung mencapai permukaannya.
Namun, atmosfer Bumi masih membiaskan sedikit cahaya, terutama spektrum merah, yang kemudian memantul ke permukaan Bulan. Inilah yang menyebabkan Bulan tampak berwarna merah darah saat gerhana terjadi.
Waktu dan Wilayah yang Bisa Menyaksikan Gerhana
Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 akan berlangsung selama beberapa jam, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada pukul 10.00 UTC (Coordinated Universal Time). Berdasarkan zona waktu, wilayah yang dapat menyaksikan gerhana ini meliputi:
• Amerika Utara dan Selatan – Menjadi lokasi utama yang dapat menikmati gerhana dari awal hingga akhir.
• Eropa bagian barat dan Afrika bagian barat – Gerhana akan terlihat sebagian karena terjadi saat Bulan mulai terbenam.
• Asia, termasuk Indonesia, serta Australia – Tidak dapat menyaksikan gerhana karena terjadi saat siang hari.
2. Dampak Gerhana Bulan: Fakta dan Mitos
Sepanjang sejarah, Gerhana Bulan sering kali dikaitkan dengan berbagai kepercayaan dan mitos. Beberapa budaya menganggapnya sebagai pertanda buruk, sementara yang lain melihatnya sebagai simbol perubahan besar. Namun, dari sudut pandang ilmiah, gerhana ini tidak memiliki dampak negatif terhadap manusia atau lingkungan.
Sebaliknya, peristiwa ini justru memberikan kesempatan bagi para astronom untuk mempelajari atmosfer Bumi dan gerakan benda langit. Ilmuwan sering menggunakan momen Gerhana Bulan untuk mengamati bagaimana atmosfer Bumi membiaskan cahaya, yang juga bisa memberikan informasi terkait perubahan iklim dan komposisi udara di planet kita.
3. Bagaimana Cara Mengamati Gerhana Bulan?
Bagi mereka yang berada di wilayah yang dapat menyaksikan gerhana ini, tidak diperlukan alat khusus seperti kacamata pelindung yang biasa digunakan saat Gerhana Matahari. Gerhana Bulan aman dilihat dengan mata telanjang. Namun, menggunakan teleskop atau kamera dengan lensa telefoto dapat meningkatkan pengalaman observasi dengan lebih jelas dan mendetail.
Bagi masyarakat Indonesia yang ingin tetap mengikuti fenomena ini, berbagai platform digital seperti situs resmi BMKG dan kanal astronomi internasional akan menyediakan siaran langsung. Dengan begitu, meskipun tidak bisa melihat secara langsung, tetap ada cara untuk menikmati keindahan Gerhana Bulan Total 2025.
Gerhana Bulan Total pada 14 Maret 2025 adalah peristiwa langit yang menarik untuk diamati dan dipelajari. Meskipun tidak bisa dinikmati dari Indonesia, fenomena ini tetap menjadi momen berharga bagi komunitas ilmuwan dan pengamat langit di berbagai belahan dunia.
Bagi yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, kunjungi situs resmi BMKG di gerhana.bmkg.go.id untuk detail lebih lengkap mengenai fenomena ini.