Literasi AI di Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Digital
Konvensi Kebijakan Regional AI Ready ASEAN menjadi ajang penting untuk mendorong literasi AI di Indonesia. Foto:
Konvensi Kebijakan Regional AI Ready ASEAN yang diselenggarakan oleh ASEAN Foundation dan Google.org menandai tonggak penting dalam upaya meningkatkan literasi dan inovasi kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara. Fokus utama konvensi ini adalah mendorong pemahaman yang lebih baik tentang AI, terutama di Indonesia yang masih berada di tahap awal literasi AI.
Literasi AI: Lebih dari Sekadar Penggunaan Teknologi
Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, menekankan bahwa literasi AI bukan hanya tentang menggunakan teknologi, tetapi juga memahami kemampuan, keterbatasan, dan etika penggunaan AI."Agar ASEAN siap dan bertanggung jawab dalam menghadapi AI, kita perlu berinvestasi dalam kebijakan pendidikan yang fokus pada literasi, pemahaman keterbatasan AI, dan perilaku manusia," ujarnya.
AI dalam Kehidupan Sehari-hari
Penggunaan AI semakin menyebar di berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari asisten virtual di ponsel pintar hingga rekomendasi produk di platform e-commerce. Di Indonesia, AI juga mulai diadopsi di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, dan keuangan. Penting bagi masyarakat untuk memahami bagaimana AI bekerja dan bagaimana memanfaatkannya secara optimal.Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
Seiring dengan perkembangan AI yang pesat, isu etika dan tanggung jawab menjadi semakin krusial. AI harus dikembangkan dan digunakan dengan cara yang memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan transparansi."Google.org mendukung program AI Ready ASEAN dari ASEAN Foundation, yang bertujuan membantu anak muda serta menginspirasi inovator AI masa depan untuk memanfaatkan teknologi ini ,” beber Marija Ralic, Lead Google.org.