Mengenal Bone Mineral Densitometry, Teknologi Canggih Deteksi Dini Osteoporosis

Mengenal Bone Mineral Densitometry, Teknologi Canggih Deteksi Dini Osteoporosis

Teknologi | okezone | Selasa, 25 Februari 2025 - 02:30
share

Dunia medis kian berkembang pesat. Berbagai pengobatan penyakit kini semakin mudah dideteksi secara dini. Salah satunya deteksi dini osteoporosis. Osteoporosis dikenal sebagai “silent disease” karena sering kali berkembang tanpa gejala hingga terjadi patah tulang. 

Kondisi ini ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang, sehingga membuat tulang menjadi keropos,rapuh dan rentan patah, bahkan bisa mengalami cedera. Osteoporosis umumnya menyerang wanita pasca menopause, namun pria dan kelompok usia lain juga memiliki risiko, terutama mereka dengan gaya hidup yang tidak sehat.

Dokter Spesialis Bedah Tulang di Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Ray Hendry menjelaskan, Osteoporosis terjadi ketika tubuh kesulitan menghasilkan tulang baru untuk menggantikan yang sudah tua. 

“Biasanya, ini semakin terasa seiring bertambahnya usia, namun faktor lain seperti pola makan yang kurang baik, gaya hidup kurang aktif, dan faktor keturunan juga bisa memperburuk kondisi ini,” ujar dr.Hendry, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/3/2025).

 

Beberapa penyebab utama osteoporosis meliputi:

1. Kurangnya Asupan Kalsium dan Vitamin D: Kedua nutrisi ini penting untuk menjaga kekuatan tulang.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang minim gerak dapat mempercepat kehilangan massa tulang.
3. Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Kebiasaan ini berdampak negatif pada metabolisme tulang.
4. Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko individu.
5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Obat seperti kortikosteroid jangka panjang dapat melemahkan tulang.

Mencegah osteoporosis sejak dini dengan teknologi BMD

Pencegahan osteoporosis dapat dimulai dengan langkah-langkah berikut. Mulaid dari mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok. Namun, ada salah satu cara terbaik yang juga tak kalah efektif, yakni dengan deteksi dini melalui pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD). 

dr. Ray menambahkan, BMD adalah alat penting dalam diagnosis osteopenia (mulai melemahnya tulang) dan osteoporosis. “Dengan hasil yang akurat, kami dapat menentukan langkah pencegahan atau pengobatan yang sesuai untuk menjaga kesehatan tulang pasien,” ungkapnya. 

Bethsaida Hospital Gading Serpong menghadirkan teknologi terkini untuk mendiagnosa kesehatan tulang melalui Alat BMD seri terbaru.  Pemeriksaan ini menggunakan teknologi DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) untuk mengukur kepadatan mineral tulang dan mengidentifikasi risiko osteoporosis bahkan sebelum terjadi patah tulang hingga 10 tahun ke depan.

Manfaat pemeriksaan BMD:

* Deteksi dini osteoporosis dan risiko fraktur atau patah tulang
* Pemantauan pengobatan
* Pencegahan patah tulang
* Skrining kekuatan tulang sebelum melakukan tindakan
* Pengecekan komposisi tubuh secara menyeluruh
 
Pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD) disarankan bagi beberapa kelompok individu. Kelompok tersebut meliputi wanita berusia 65 tahun ke atas, pria berusia 70 tahun ke atas, serta wanita menopause yang memiliki faktor risiko osteoporosis. 

 

Selain itu, individu yang pernah mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas dan mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat melemahkan tulang juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan BMD.

Bethsaida Hospital sendiri memiliki Layanan Bedah Tulang dan Diagnostik dengan fasilitas lengkap, mulai dari alat radiologi modern dengan teknologi terkini, hingga konsultasi dengan dokter spesialis maupun subspesialis. 

“Kami menyediakan layanan komprehensif untuk kesehatan tulang, mulai dari pencegahan hingga pengobatan, didukung oleh teknologi terkini seperti Bone Mineral Densitometry,” ujar Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Pitono. 

“Teknologi ini mampu mengukur berbagai aspek, termasuk Total Body Composition, kepadatan tulang, kondisi tulang secara menyeluruh, hingga risiko fraktur dalam 10 tahun mendatang,” tutupnya.

Topik Menarik