Hasil Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Jeju Air Diumumkan, Ini Penyebab Utamanya
Pesawat Jeju Air yang terlibat dalam kecelakaan fatal bulan lalu menerima peringatan dari kontrol lalu lintas udara tentang aktivitas burung hanya semenit sebelum rekaman kotak hitamnya berhenti, kata Kementerian Transportasi Korea Selatan pada Sabtu.
Menurut kantor berita Yonhap, kementerian tersebut memberitahukan keluarga korban tentang temuan awal setelah menyelidiki kecelakaan fatal pesawat maskapai berbiaya rendah dari Bangkok yang menewaskan 179 orang dan dua orang yang selamat di kota Muan, Korea Selatan barat daya pada 29 Desember, tahun lalu.
Pemerintah berencana untuk mengeluarkan laporan awal pada hari Senin, yang akan dikirimkan ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Amerika Serikat, Prancis dan Thailand, menurut kementerian.
Komite investigasi di bawah kementerian mengatakan rekaman video dari saat insiden di Bandara Internasional Muan mengonfirmasi bahwa pesawat itu berupaya berputar balik ketika menabrak sekawanan burung.
Pesawat pertama kali berkomunikasi dengan menara pengawas lalu lintas udara pada pukul 8:54:43 pagi saat mendekati pendaratan.
Menara pengawas memberi izin mendarat di Landasan Pacu 01, berlawanan arah dengan landasan pacu tempat kecelakaan terjadi.
Pada pukul 8:57:50 pagi, menara pengawas mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan tabrakan dengan seekor burung.
Pukul 08.58.11, kapten dan wakil kapten membahas tentang sekawanan burung yang terbang di bawah pesawat.
Rekaman itu terlihat berhenti pada pukul 8:58:50 pagi, yang menunjukkan bahwa pesawat mungkin kehilangan tenaga setelah kedua mesin mati karena bertabrakan dengan seekor burung.
Bulu dan darah, yang diyakini berasal dari jenis bebek migrasi musim dingin, ditemukan di kedua mesin, kata kementerian.
Kapten diyakini telah membuat panggilan darurat "mayday" pada pukul 08:58:56 pagi, namun ini merupakan perkiraan berdasarkan koordinasi dengan catatan menara kontrol, karena tidak ada rekaman panggilan di kotak hitam, tambah kementerian tersebut. .
Pesawat terbang sekitar empat menit sebelum mendarat dari arah berlawanan tanpa roda pendaratan diturunkan.
Pesawat itu menabrak struktur beton yang menampung sistem navigasi dan meledak dan terbakar pada pukul 9:02:57 pagi.
Kementerian mengatakan analisis data penerbangan dan rekaman suara kokpit untuk verifikasi akan memakan waktu beberapa bulan.
Sementara itu, kelompok yang mewakili keluarga korban mengatakan telah memutuskan untuk menghentikan pencarian jenazah korban di lokasi kecelakaan.
Pihak berwenang telah mengirim jenazah yang ditemukan dari tempat kejadian perkara ke lembaga forensik nasional untuk diidentifikasi.