Sejarah Konsol Nintendo: Pionir Budaya Main Game di Rumah
Di dalam industri permainan, Nintendo bisa dibilang merupakan perusahaan yang paling lama bertahan bahkan jauh sebelum era video game. Perusahaan asal Jepang ini telah berdiri sejak 1889, namun mereka awalnya tidak langsung memproduksi video game , melainkan menjual kartu permainan.
Nintendo baru mulai memproduksi konsol video game pertama kali pada 1977 lewat Color TV-Game. Nintendo akhirnya baru dikenal secara internasional ketika mereka merilis Donkey Kong pada 1981 dan Nintendo Entertainment System pada 1983.
Namun sejak itu Nintendo menjadi salah satu produsen utama konsol game yang memiliki paling banyak produk baik konsol rumahan dan juga salah satu pionir yang berhasil mengembangkan konsol genggam.
Berikut adalah daftar lengkap konsol-konsol Nintendo mulai dari awal hingga sekarang.
Color TV-Game (1977)
Konsol pertama yang dibuat oleh Nintendo bukanlah NES, melainkan Color TV-Game. Mayoritas gamer tidak akan mengetahui konsol ini karena memang hanya di Jepang saja. Meskipun dijual untuk pasar lokal, konsol ini disebut terjual hingga 3 juta unit.
Konsol ini merupakan langkah besar Nintendo untuk beralih dari produksi mainan dan kartu yang saat itu sangat mahal diproduksi karena krisis minyak global yang terjadi. Nintendo memilih video game karena pasar tersebut masih baru dan berkembang sangat cepat saat itu.
Game & Watch (1980)
Setelah berhasil mengembangkan konsol rumahannya, Nintendo juga mulai mengembangkan konsol genggam pertamanya. Konsol genggam ini dibuat oleh Gunpei Yokoi yang desain lipat dan dua layarnya kemudian digunakan kembali oleh Nintendo DS.
Layaknya konsol genggam pada masanya, Game & Watch hanya dapat mendukung satu game untuk dimainkan. Sehingga semasa produksinya Nintendo membuat 60 macam konsol Game & Watch dengan game yang berbeda-beda.
Nintendo Entertainment System (1983)
3 tahun setelah kesuksesan Color TV-Game, Nintendo akhirnya mengeluarkan konsol game generasi terbarunya. Konsol bernama Nintendo Entertainment System (NES) atau di Jepang disebut sebagai Family Computer (Famicom) merupakan konsol game 8-bit.
Konsol ini juga merupakan debut perdana konsol Nintendo di pasar internasional yang berhasil meletakkan Nintendo di radar para gamer di seluruh dunia sekaligus membawa tren baru yaitu bermain video game di rumah.
Game Boy (1989)
Nintendo akhirnya mulai menemukan pola untuk merilis konsol rumahan dan konsol genggam mereka secara bergantian. Di tahun 1989, Nintendo akhirnya merilis Game Boy yang nantinya akan menjadi salah satu konsol dengan penjualan terbaik sepanjang masa.
Kepraktisan untuk dibawa ke mana-mana serta kemampuan lepas-pasang cartridge game layaknya NES membuat konsol ini diminati oleh banyak gamer di seluruh dunia. Nintendo juga memberikan banyak aksesoris untuk konsol ini mulai dari printer hingga lampu penerangan.
Super Nintendo Entertainment System (1990)
Setelah sukses besar dengan NES, Nintendo akhirnya merilis generasi baru dari konsol mereka yang disebut Super Nintendo Entertainment System atau SNES atau Super Nintendo. Kini Nintendo juga memberikan upgrade grafik game -nya menjadi 16-bit.
Sayangnya, SNES tidak mampu melampaui kesuksesan konsol pendahulunya di pasar internasional karena saat diluncurkan Nintendo kini mendapat perlawanan oleh SEGA lewat konsol baru mereka, SEGA Genesis.
Virtual Boy (1995)
Dengan posisi di pasar video game yang semakin stabil di atas, Nintendo akhirnya mulai bereksperimen dengan mencoba merilis Virtual Boy yang seperti kelihatannya merupakan sebuah perangkat virtual reality.
Kembangkan Line-Up Produk, Erajaya Active Lifestyle Wujudkan Gaya Hidup Aktif Generasi Produktif
Sayangnya, seperti yang diduga teknologi ini masih terlalu amat dini untuk masa itu sehingga konsol ini tidak dapat sesukses konsol-konsol lainnya. Nintendo juga akhirnya hanya menjual konsol ini untuk beberapa bulan saja sebelum Nintendo menghentikan produksinya.
Nintendo 64 (1996)
Melanjutkan dominasi mereka di konsol rumahan, Nintendo merilis Nintendo 64 yang ikonik lewat joystick trisulanya. Popularitas yang tinggi saat itu membuat konsol ini menjadi salah satu yang paling banyak diperebutkan saat dirilis.
Namun N64 juga menjadi konsol yang menghadapi persaingan paling berat karena hadirnya Sega Saturn dan juga konsol pertama Sony, PlayStation. Persaingan yang ketat tersebut akhirnya juga membuat Nintendo tidak berhasil menjual konsol mereka sebanyak konsol-konsol sebelumnya.
Game Boy Color (1998)
Karena sebelumnya sempat gagal dengan Virtual Boy, Nintendo akhirnya mengambil langkah aman untuk perilisan konsol genggamnya dengan memberikan pembaruan untuk Game Boy dengan layar berwarna dan juga prosesor baru.
Selain untuk para gamer, konsol ini juga merupakan permintaan dari para pengembang game yang merasa bahwa hardware yang dimiliki oleh Game Boy original sudah terlalu kuno dan lemah untuk mengembangkan game baru.
Nintendo GameCube (2001)
Memasuki milenium baru, Nintendo menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar konsol rumahan. Sony meluncurkan PlayStation 2, Sega dengan Dreamcast, dan Microsoft menjadi pendatang baru lewat Xbox. Nintendo pun akhirnya muncul dengan GameCube.
Konsol ini bisa dibilang merupakan momen terakhir Nintendo (dan juga Sega) bermain di ranah konsol mainstream. Maka dari itu Nintendo berusaha membuat konsolnya dapat mendukung game-game utama seperti Resident Evil 4 dan Prince of Persia: Sand of Time.
Namun sayangnya, hardware yang lebih lemah daripada para pesaingnya membuat konsol ini hanya terjual 22 juta unit. Dibandingkan rival utama mereka yang kini menguasai, PlayStation 2 yang terjual hingga 153 juta unit.
Game Boy Advance (2001)
Kalah dalam konsol rumahan mereka sepertinya membuat Nintendo berpikir bahwa mereka harus memperkuat dominasi mereka di pasar konsol genggam. Maka dari itu Nintendo merilis peningkatan untuk konsol Game Boy mereka lewat Game Boy Advance (GBA).
Konsol ini membawa bentuk baru, peletakkan tombol baru, layar yang lebih besar, dan tentunya performa yang lebih kuat dari Game Boy sebelumnya. Namun semua peningkatan tersebut harus dibayar dengan harga yang lebih mahal untuk sebuah konsol genggam.
Game Boy Advance SP (2003)
Setelah memberikan penyegaran pada konsol genggamnya, Nintendo ternyata tidak menunggu lama untuk kembali memberikan perubahan pada Game Boy Advance. Tidak tanggung-tanggung, Nintendo mengubah bentuknya yang awalnya seperti tablet menjadi konsol lipat layaknya laptop.
Alasan perubahan bentuk yang radikal tersebut adalah karena banyaknya komplain dari para fans yang menyebut konsol GBA tidak nyaman. Desain baru ini juga lebih kompak yang membuatnya lebih mudah untuk dibawa ke mana-mana.
Nintendo DS (2004)
Perilisan Game Boy Advance SP memang mendapatkan reaksi yang cukup positif dari para fans namun Nintendo tidak membuang waktu untuk merilis konsol genggam barunya berdasar bentuk lipat sekaligus membawa kembali desain klasik yang mereka gunakan pertama kali pada Nintendo Game & Watch.
Nintendo juga mengubah nama konsol genggamnya menjadi Nintendo DS (Dual Screen). Selain bentuknya yang kini berubah, Nintendo juga membenamkan berbagai fitur modern seperti layar touchscreen dan bahkan Wi-fi. Langkah Nintendo merilis DS juga berhasil meredam laju konsol genggam milik Sony yaitu PSP yang dirilis pada tahun yang sama.
Wii (2006)
Lama tidak bermain di pasar konsol rumahan, Nintendo akhirnya mencoba kembali dengan Wii. Namun berbeda dengan sebelumnya, Wii tidak diposisikan sebagai pesaing untuk konsol utama lain seperti PlayStation 3 dan Xbox 360.
Nintendo membuat Wii sebagai konsol dengan kelasnya sendiri lewat revolusi kontrol gerakan yang dibawa melalui Wii Remote. Hal ini membuat Wii memiliki sisi interaktif yang lebih unik dari rivalnya dan kemudian membuatnya populer sebagai konsol rumahan untuk keluarga.
Nintendo 3DS (2011)
Tujuh tahun setelah perilisan DS pertama kali, Nintendo memberikan penyegaran terhadap konsol genggam ini dengan 3DS. Seperti namanya, daya tarik utama dari dari konsol ini adalah teknologi autostereoscopic 3D pada layarnya yang membuat tampilan game -nya menjadi 3 dimensi.
Peluncuran 3DS pada 2011 ini terbilang menarik, karena banyak fans yang kecewa karena implementasi 3D pada game-game yang ada tidak se-wah yang diiklankan. Performa konsolnya sendiri juga dirasa masih kurang. Namun di sisi lain, konsol ini masih sangat laris terjual dan bahkan menjadi peluncuran konsol tersukses di Jepang hingga sekarang.
Wii U (2012)
Keberhasilan Wii untuk meredefinisikan konsol rumahan Nintendo membuat mereka kembali percaya diri untuk kembali bereksperimen. Konsepnya, memasukkan layar touchscreen ke dalam kontroler game -nya serta berusaha untuk menghadirkan konsol yang kuat memainkan game-game di konsol utama lainnya.
Sayangnya konsep ini malah menjadi bumerang bagi Nintendo, karena implementasi ide yang terlalu berseberangan membuat banyak fans yang bingung dengan fokus dari konsol ini. Karena Wii U juga tidak sekuat konsol Sony dan Microsoft, dan implementasi layar touchscreen dan fitur-fitur lainnya juga terasa tidak matang. Kekurangan tersebut membuat Wii U menjadi salah satu konsol Nintendo yang paling gagal.
Nintendo Switch (2017)
Setelah kembali gagal dengan WiiU, Nintendo kini kembali ke meja desainnya dan memikirkan ulang konsol apa yang akan mereka buat selanjutnya. Karena konsol mainstream sudah semakin jauh meninggalkan mereka dan eksistensi konsol genggam mereka mulai tergerus dengan naiknya pamor game mobile dengan smartphone.
Hal ini membuat Nintendo ingin membuat cara baru bermain game yang dapat mengakomodasi pemain dari Asia yang senang bermain bersama di luar ruangan. Sedangkan pemain dari wilayah Amerika Serikat dan Eropa lebih suka bermain sendiri di rumah. Hal inilah yang mendasari desain hybrid dari Switch.
Pertaruhan Nintendo terhadap Switch terbayar ketika dirilis, karena konsol ini berhasil membuat pasarnya sendiri yang mengisi ruang antara konsol rumahan, konsol genggam, dan bahkan smartphone. Popularitas Switch bahkan meroket saat pandemi COVID-19 terjadi karena fleksibilitas konsolnya.
Penutup
Sebagai salah satu pionir dari konsol rumahan, Nintendo memang mengalami banyak naik-turun lewat berbagai inovasi yang dilakukan terhadap produknya. Namun keberanian Nintendo untuk tidak bermain aman dan terus berusaha menghadirkan pengalaman baru membuat mereka memiliki sisi uniknya sendiri.
Switch merupakan inovasi terbesar Nintendo yang menjadi penyelamat nama Nintendo di pasar konsol game. Kesuksesan besar yang didapat Switch bahkan membuat konsol ini berhasil masuk ke dalam 5 besar konsol paling laris di dunia dan masih memiliki potensi untuk menjadi konsol paling laris nomor satu berkat popularitasnya yang terus meningkat.