Refleksi Pendidikan Jawa Timur 2024, Menuju Transformasi Mutu Pendidikan Berkelanjutan
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Menjelang penghujung tahun 2024, Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur menggelar Refleksi Pendidikan bertema “Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Forum diskusi ini menjadi ajang evaluasi sekaligus perencanaan strategis untuk menghadapi tantangan pendidikan tahun 2025.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan pentingnya forum refleksi ini bagi semua pemangku kepentingan pendidikan. “Ini adalah momen penting bagi kita untuk mengevaluasi apa yang perlu diperbaiki, sekaligus merumuskan langkah strategis ke depan,” ujar Aries.
Aries mengungkapkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan, mulai dari pemerataan anggaran, peningkatan kualitas pendidikan, hingga pengembangan inovasi. Salah satu sorotan utama adalah keterbatasan akses anggaran bagi sejumlah sekolah.
“Anggaran pendidikan dari pemerintah pusat cukup besar, namun tidak semua sekolah bisa memanfaatkannya dengan optimal. Ini menjadi perhatian kita bersama,” tegas Aries.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai memberikan penghargaan pada guru saat Refleksi Pendidikan bertema “Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Foto iNewsSurabaya/saipul
Aries menekankan dua fokus utama: peningkatan prestasi siswa dan kompetensi guru. “Siswa harus bisa mencapai target, baik itu masuk perguruan tinggi negeri, sekolah kedinasan, atau langsung siap terjun ke dunia kerja dan industri,” tambahnya.
Sementara itu, disparitas pendidikan antara perkotaan dan daerah terpencil juga menjadi perhatian serius. Aries mengandalkan peran 24 cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) untuk memastikan distribusi pendidikan lebih merata.
“Akses pendidikan di wilayah terpencil harus terus kita dorong agar tidak ada kesenjangan yang terlalu tajam,” ujarnya.
Isu Strategis Pendidikan di Jawa Timur
Aries merinci sembilan isu strategis pendidikan yang menjadi perhatian untuk tahun mendatang, antara lain:
1. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan sistem zonasi.
2. Ujian Nasional dan evaluasi metode pengukuran kompetensi siswa.
3. SMK Masa Depan yang siap mencetak tenaga kerja profesional.
4. Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pembelajaran.
5. Program Guru Penggerak untuk meningkatkan kualitas pendidik.
6. Implementasi Kurikulum Merdeka.
7. Penataan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
8. Pengembangan Sekolah Unggul.
9. Efisiensi Anggaran Pendidikan.
Dinas Pendidikan Jawa Timur melakukan Refleksi Pendidikan bertema “Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Foto iNewsSurabaya/saipul
Penurunan anggaran pendidikan dari Rp9,1 triliun pada 2024 menjadi Rp8,3 triliun pada 2025, menurut Aries, menjadi tantangan tersendiri. Namun, ia memastikan efisiensi penggunaan dana akan diprioritaskan.
“Kita akan fokus pada sekolah yang benar-benar membutuhkan, termasuk memperbaiki sarana prasarana yang rusak,” katanya.
Hingga saat ini, 15 sekolah di Jawa Timur dilaporkan mengalami kerusakan ruang kelas, yang terdiri dari 8 ruang kelas SMA negeri, 4 SMA swasta, dan 3 SLB negeri. Aries menegaskan perbaikan ini menjadi prioritas utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Aries mendorong seluruh jajarannya, mulai dari guru, kepala sekolah, hingga kepala bidang, untuk menciptakan program inovatif yang berdampak nyata. “Inovasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing lulusan Jawa Timur,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, Prof. Warsono, menyoroti pentingnya pengembangan pendidikan berbasis pertanian dan perikanan sebagai solusi mengatasi pengangguran. Menurutnya, Jawa Timur memiliki potensi besar di sektor pertanian dengan total lahan mencapai 1,2 juta hektare.
“Jika potensi ini dimaksimalkan melalui pendidikan berbasis teknologi, kita bisa mencetak lulusan yang menjadi petani kreatif, peneliti, dan pengusaha di bidang pertanian dan perikanan,” tegas Prof. Warsono.
Dinas Pendidikan Jawa Timur melakukan Refleksi Pendidikan bertema “Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Foto iNewsSurabaya/saipul
Dengan kombinasi teknologi, intelektualitas, dan lahan yang ada, produktivitas sektor pertanian dapat ditingkatkan.
“Inilah yang harus kita dorong agar lulusan kita mampu berkontribusi pada swasembada pangan dan menjadi pelaku utama ekonomi kreatif di sektor pertanian dan perikanan,” pungkasnya.
Dengan refleksi ini, Dinas Pendidikan Jawa Timur berharap mampu menjawab berbagai tantangan pendidikan, baik dari segi pemerataan, inovasi teknologi, hingga peningkatan kualitas tenaga pendidik. Langkah ini diharapkan akan menjadikan Jawa Timur sebagai barometer pendidikan nasional yang berkualitas, inklusif, dan berdaya saing tinggi.