Nestapa Gadis Desa Wairara, Datang ke Pasar Melolo Jual Kedondong, Malah Diperkosa 4 Lelaki Mabuk!

Nestapa Gadis Desa Wairara, Datang ke Pasar Melolo Jual Kedondong, Malah Diperkosa 4 Lelaki Mabuk!

Nasional | sumba.inews.id | Minggu, 30 Maret 2025 - 02:34
share

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id — Malam itu seharusnya biasa saja bagi Bunga (15), gadis belia dari Desa Wairara, Kecamatan Mahu, Kabupaten Sumba Timur. Dengan tekad mencari nafkah, ia tiba di Pasar Melolo, Kecamatan Umalulu pada Rabu (26/3/2025) sore setelah menumpang truk modifikasi alias  bus kayu. Kedondong dan kunyit sudah tertata rapi di lapak sederhana miliknya. Namun, lelah dan gerah memaksanya berjalan menuju kamar mandi umum yang gelap tanpa penerangan, tak menyadari bahaya mengintainya.

Waktu bergulir, dan kemudian jeritan pilu Bunga menggema di tengah sunyi sekitar pukul 02.00 WITA pada Kamis (27/3/2025). Jeritan yang kemudian terdengar oleh seorang sopir yang tengah memarkir kendaraannya di belakang pasar. Curiga, ia segera mengabari temannya dan bergegas mendekati suara tangisan yang memilukan. Dengan paksa, mereka membuka pintu kamar mandi dan menyaksikan pemandangan mengerikan: Bunga tak berdaya dalam kondisi tanpa busana, sementara empat pria berdiri di dekatnya dalam keadaan mabuk dan tanpa penyesalan.

Kisah tragis Bunga menjadi bukti betapa rentannya anak perempuan dalam situasi tanpa perlindungan. Dalam kondisi lemah karena datang bulan, ia menjadi korban kekejian manusia. Peristiwa kelam itu semakin menyayat hati ketika diketahui bahwa Bunga hidup sebatang kara. Ibunya merantau sebagai TKW di Malaysia, sementara ayahnya jauh di Kota Waingapu.

 

Rambu Amy, aktivis Sabana Sumba yang mendampingi Bunga, menceritakan bagaimana gadis muda itu pergi mandi dalam gelap sekitar pukul 01.00-02.00 WITA, tanpa firasat buruk.

"Korban tak menyangka ada sekelompok pria menguntitnya. Tidak ada penerangan, tidak ada HP untuk membantu penerangan," ucap Rambu Amy dengan suara bergetar pada iNews.id, Sabtu (29/3/2025) sore lalu.

Saat ini, Bunga berada di Rumah Aman di bawah perlindungan Sabana Sumba. Trauma mendalam terlihat jelas dari tatapan kosongnya. Luka fisik mungkin dapat sembuh, tapi luka batin takkan mudah hilang.

Kasus ini telah dilaporkan secara resmi oleh Bunga dan pendampingnya ke Polsek Umalulu pada Kamis siang (27/3/2025). Rambu Amy berharap penegak hukum bertindak cepat dan tegas menangkap para pelaku agar kasus ini tidak terabaikan.

 

Masyarakat Sumba Timur mengecam keras tindakan biadab ini dan menyerukan agar pelaku dihukum seberat-beratnya. “Jangan sampai ada Bunga-Bunga lain yang menjadi korban!” seru seorang warga di Kelurahan Kambaniru, setelah mengetahui perisitwa itu yang dikhabarkan via media sosial.

Di balik tragedi memilukan ini, ada pesan yang lantang untuk seluruh masyarakat: Jangan biarkan kekerasan terhadap anak perempuan terus terjadi. Suara Bunga bukan hanya suara seorang korban, melainkan jeritan panjang anak-anak yang terlupakan di pelosok negeri ini. Keadilan harus hadir untuk Bunga, agar tangisannya tidak terabaikan dan masa depannya tak hancur lebih dalam.

Topik Menarik