Perang Suku di Wamena: 5 Orang Tewas Akibat Panah, Dipicu Perselingkuhan dan Penganiayaan

Perang Suku di Wamena: 5 Orang Tewas Akibat Panah, Dipicu Perselingkuhan dan Penganiayaan

Berita Utama | sorongraya.inews.id | Sabtu, 5 Oktober 2024 - 02:15
share

 

 

WAMENA, iNewsSorong.id - Bentrokan antarsuku yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, berujung tragis. Peristiwa ini mengakibatkan lima orang tewas setelah terkena panah dalam pertempuran di Kampung Healekma, Distrik Napua, pada Minggu (29/9/2024).

Kapolres Jayawijaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Heri Wibowo, mengonfirmasi bahwa bentrokan dipicu oleh konflik perselingkuhan dan penganiayaan yang gagal diselesaikan dalam proses mediasi.

Konflik tersebut bermula dari mediasi pada Sabtu (14/9/2024) di Kantor Kampung Sapalek, Distrik Napua. Kepala kampung, Zakarias Yelipele, memimpin pertemuan antara dua pihak yang terlibat, namun sayangnya tidak tercapai kesepakatan.

Ketegangan kembali meningkat pada mediasi lanjutan pada Jumat (27/9/2024), di mana permasalahan terkait perselingkuhan antara Derian Tabuni dan mantan istrinya, Elopere, menjadi pemicu utama konflik.

"Saat mediasi, kelompok masyarakat Nduga tiba-tiba melempari kelompok Lanny Jaya sekitar pukul 16.30 WIT, yang kemudian memicu serangan balasan," jelas Heri pada Jumat (4/10/2024). Salah satu korban pertama, Yunus Yoman dari suku Lanny Jaya, terkena panah dan kemudian meninggal, memicu kemarahan besar dari kelompoknya.

Perang suku yang memanas itu tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kerusakan materiil yang signifikan. Sebanyak enam rumah kontrakan dan satu kendaraan milik masyarakat Nduga dibakar massa.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, dalam keterangannya pada Selasa (2/10/2024), mengonfirmasi bahwa lima orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Meskipun saat ini situasi dilaporkan sudah kondusif, upaya penyelesaian masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian dan tokoh masyarakat dari kedua suku yang bertikai. "Tokoh masyarakat Lanny Jaya dan Nduga sudah menemui warga yang bertikai untuk meredakan ketegangan," ungkap Heri.

Perang suku ini mengingatkan kembali pada kerentanan wilayah Papua terhadap konflik antarkelompok, yang sering kali dipicu oleh masalah personal dan kultural, dan bisa berujung pada kekerasan yang meluas.

Pemerintah dan kepolisian terus berupaya melakukan pendekatan damai untuk menyelesaikan masalah ini demi menjaga stabilitas di wilayah Jayawijaya.

Topik Menarik