Kunjungi Kampung Batik Kauman Pekalongan, Ahmad Luthfi Temukan Persoalan Ini

Kunjungi Kampung Batik Kauman Pekalongan, Ahmad Luthfi Temukan Persoalan Ini

Terkini | sleman.inews.id | Sabtu, 19 Oktober 2024 - 09:00
share

PEKALONGAN, iNewsSleman.id - Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengunjungi Kampung Batik Kauman, Kota Pekalongan, Jumat (18/10/2024) kemarin. Dia menyoroti masalah regenerasi pekerja batik di daerah tersebut. 

Saat berdialog dengan perajin, terungkap bahwa mayoritas pekerja batik, baik pria maupun wanita ada yang mendekati dan sudah berusia 50 tahun ke atas. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait kelangsungan industri batik di Pekalongan dalam 10 tahun ke depan jika generasi muda tidak tertarik untuk meneruskan tradisi tersebut.

“Bahan baku batik sebenarnya tercukupi, tapi kendalanya ada di tenaga kerja. Kebanyakan perajin sudah berusia di atas 50 tahun. PR besar kami adalah bagaimana memastikan generasi muda tertarik untuk terjun ke dunia batik,” ujar Hisam, seorang perajin batik melalui siaran pers yang dikutip Sabtu (19/10/2024). 

Menanggapi hal tersebut, Ahmad Luthfi menyerukan pentingnya regenerasi dan upaya mengajak kaum muda untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. 

Menurutnya, industri batik merupakan identitas nasional yang perlu terus dijaga keberlanjutannya. Sehingga harus dimulai dengan mendidik generasi muda agar memiliki ketertarikan terhadap seni membatik.

“Batik adalah warisan leluhur dan identitas nasional. Kita harus melibatkan anak-anak muda melalui pendekatan yang persuasif. Kita perlu melatih mereka dengan konsep padat karya dan ekonomi kreatif berbasis batik, agar industri ini tetap hidup,” kata Ahmad Luthfi. 

Ia juga mengusulkan adanya program pelatihan yang lebih masif bagi anak-anak muda, serta penyediaan fasilitas dan dukungan bagi para pengrajin agar mereka bisa bekerja dalam kondisi yang lebih baik. 

 

"Lokasi kerja para pembatik harus lebih layak, tidak kotor. Kita perlu support untuk peningkatan upah dan lingkungan kerja,” tegasnya.

Selain masalah regenerasi, Luthfi juga menyoroti perlunya inovasi dalam industri batik agar tetap relevan di era modern. Ia menekankan pentingnya peningkatan teknologi dan alat-alat produksi, serta pembaruan produk tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional batik. 

"Meskipun batik adalah warisan leluhur, kita harus memperbarui produknya agar bisa bersaing dengan produk lain, termasuk menghadapi masuknya produk konveksi dari China. Pemerintah perlu memberikan batasan impor dan mendukung pengrajin lokal," jelasnya.

Luthfi menambahkan bahwa harus ada perlindungan khusus bagi industri batik melalui penyertaan modal, koordinasi investasi, dan peningkatan jumlah workshop untuk pelatihan keterampilan. 

Mantan Kapolda Jateng itu berharap dengan langkah-langkah tersebut, industri batik yang padat karya ini dapat kembali hidup dan menjadi lebih kompetitif di pasar lokal maupun internasional.

Ahmad Luthfi menegaskan, komitmennya mempertahankan dan memajukan industri batik di Pekalongan, yang dikenal sebagai salah satu kota kreatif nomor dua setelah Kota Solo, di Indonesia. 

Dengan upaya regenerasi dan dukungan pemerintah, ia optimistis bahwa batik akan terus menjadi bagian penting dari perekonomian dan budaya Jawa Tengah.

Topik Menarik