Para Ulama Keluarkan Fatwa Jihad Melawan Israel saat Gaza Hendak Dimusnahkan

Para Ulama Keluarkan Fatwa Jihad Melawan Israel saat Gaza Hendak Dimusnahkan

Global | sindonews | Sabtu, 5 April 2025 - 07:25
share

Beberapa ulama Muslim terkemuka mengeluarkan dekrit keagamaan atau "fatwa" yang langka, yang menyerukan semua Muslim dan negara-negara mayoritas Muslim melancarkan "jihad" melawan Israel.

Fatwa ini muncul setelah 17 bulan perang yang menghancurkan terhadap warga Palestina yang tinggal di daerah kantong yang terkepung itu.

Ali al-Qaradaghi, sekretaris jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), organisasi yang sebelumnya dipimpin Yusuf al-Qaradawi, menyerukan semua negara Muslim pada hari Jumat (4/42025), "Untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini, sesuai dengan mandat mereka."

"Kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Gaza," tegas dia dalam dekrit yang terdiri dari sekitar 15 poin.

Qaradaghi adalah salah satu otoritas keagamaan yang paling dihormati di kawasan Timur Tengah dan keputusannya memiliki bobot yang signifikan di antara 1,7 miliar Muslim Sunni di dunia.

"Fatwa" adalah keputusan hukum Islam yang tidak mengikat dari seorang ulama yang dihormati, biasanya berdasarkan Al-Quran atau Sunnah, ucapan dan praktik Nabi Muhammad.

"Dilarang mendukung musuh kafir (Israel) dalam pemusnahan Muslim di Gaza, terlepas dari jenis dukungannya," tegas Qaradaghi.

Dia menjelaskan, “Dilarang menjual senjata kepadanya, atau memfasilitasi pengangkutannya melalui pelabuhan atau jalur perairan internasional seperti Terusan Suez, Bab al-Mandab, Selat Hormuz, atau sarana darat, laut, atau udara lainnya.”

“Komite (IUMS) mengeluarkan fatwa yang mengharuskan blokade udara, darat, dan laut terhadap musuh yang menduduki untuk mendukung saudara-saudara kita di Gaza,” ungkap dia.

Pernyataannya, yang juga didukung 14 ulama Muslim terkemuka lainnya, menyerukan kepada semua negara Muslim untuk “meninjau perjanjian damai mereka” dengan Israel dan bagi umat Muslim di Amerika Serikat untuk menekan Presiden Donald Trump agar “memenuhi janji kampanyenya untuk menghentikan agresi dan membangun perdamaian.”

Gaza sedang Dimusnahkan tapi Dunia Diam

Meskipun berulang kali berjanji menghentikan perang di jalur kampanye dan mempercepat gencatan senjata sementara sesaat sebelum dia menjabat pada bulan Januari, Trump dilaporkan “memberi lampu hijau” untuk dimulainya kembali serangan Israel di Gaza bulan lalu.

Sejak mengingkari kesepakatan gencatan senjata, Israel telah menewaskan lebih dari 1.200 orang Warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak.

Lebih dari 50.500 warga Palestina telah tewas sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.

Pada hari Jumat, pasukan Israel terus menggempur daerah kantong itu, menewaskan 30 orang sejak fajar, menurut sumber medis setempat dan badan pertahanan sipil Gaza.

Gelombang pengeboman terbaru telah menargetkan sekolah, tempat penampungan, rumah sakit, pusat makanan, zona aman yang ditetapkan Israel, dan pabrik desalinasi air.

Gambar dan video serangan hebat di Gaza menunjukkan kerusakan yang meluas di lingkungan yang padat penduduk, karena banyak warga Palestina membagikan apa yang mereka gambarkan sebagai pesan terakhir mereka kepada dunia.

Jurnalis Mohammed Abu Mostafa mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap komunitas internasional dalam beberapa unggahan, dengan menulis, “Selamat tinggal kepada komunitas paling pengkhianat dalam sejarah. Dalam beberapa jam, Gaza akan terhapus. Anda hanya akan menemukan kami di surga.”

Sementara itu, aktivis dan jurnalis Palestina Aboud Battah mendesak orang-orang untuk berbicara tentang Gaza, dengan menulis, "Bicaralah tentang kami. Demi Tuhan, kami sedang dimusnahkan dalam diam."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji mengintensifkan serangan untuk menekan Hamas agar memberikan konsesi lebih lanjut.

"Kami sekarang membagi Jalur Gaza dan kami meningkatkan tekanan selangkah demi selangkah sehingga mereka akan menyerahkan sandera kami," ujar Netanyahu dalam pesan video pada hari Rabu.

Netanyahu ingin Hamas membebaskan 59 tawanan Israel yang tersisa dengan imbalan tahanan Palestina dan bantuan, tetapi tanpa Israel berkomitmen mengakhiri perang atau menarik pasukan.

Untuk kesepakatan gencatan senjata terakhir, Netanyahu bersikeras Hamas harus melucuti senjata, tuntutan yang disebut kelompok itu sebagai "garis merah", dan secara terbuka mendukung rencana Israel merebut kendali keamanan Gaza dan mengusir warga Palestina.

Hamas menyerukan kembalinya kerangka gencatan senjata tiga tahap yang disepakati sebelumnya dan telah menawarkan membebaskan semua tawanan sekaligus dengan imbalan gencatan senjata permanen.

Topik Menarik