Risiko Resesi Amerika Semakin Besar, Begini Isi Ramalan Goldman Sachs
Risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi lebih besar, akibat eskalasi tarif mengancam bisa memperlambat ekonomi AS. Diperingatkan juga oleh Goldman Sachs bahwa, sentimen lainnya datang dari lonjakan inflasi, serta meningkatnya pengangguran.
Sebelumnya, bank Wall Street menaikkan perkiraan resesi ekonomi AS selama 12 bulan ke depan menjadi 35, angka tersebut naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 20.
Presiden AS, Donald Trump diprediksi akan memperkenalkan rencana tarif besar-besaran, khusus bagi semua mitra dagang Amerika. Bahkan Trump menyebut peluncuran tarif terbaru AS sebagai sebuah 'hari pembebasan'.
Seperti diketahui Trump telah memberlakukan tarif pada aluminium, baja, dan mobil, serta menaikkan tarif pada semua impor dari China. Selain itu Trump pada pekan lalu juga menerapkan tarif 25 untuk impor mobil ke AS.
"Tarif yang lebih tinggi kemungkinan akan meningkatkan krisis konsumen," ungkap Goldman Sachs memperingatkan, serta menambahkan bahwa kenaikan harga akan menggerus pendapatan yang disesuaikan dengan inflasi.
Goldman Sachs menaikkan perkiraan inflasi akhir 2025 menjadi 3,5, naik dari 2,8 bulan lalu. Selain itu untuk angka pengangguran diprediksi meningkatkan menjadi 4,5, tertinggi sejak Oktober 2021, dan menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB menjadi 1, terlemah sejak 2020.
Secara keseluruhan, Goldman saat ini menetapkan probabilitas resesi 35 dalam 12 bulan ke depan, naik dari 20 dalam prospek sebelumnya.
Sementara beberapa kritikus memperingatkan bahwa strategi tarif Trump berisiko memicu perang dagang global, serta memancing pembalasan dari mitra dagang utama AS seperti China, Kanada dan Uni Eropa. Namun Trump bersikeras bahwa tarif diperlukan karena ekonomi Amerika telah "ditipu oleh setiap negara di dunia."
Uni Eropa kemungkinan akan mendapatkan pukulan lebih keras daripada AS, bahkan Goldman memprediksi, UE bisa tergelincir ke dalam resesi secara teknis di akhir tahun ini.
"Kami memperkirakan bahwa asumsi tarif baru akan menurunkan PDB riil kawasan euro sebesar 0,25 dibandingkan dengan baseline kami sebelumnya, untuk total hit ke tingkat PDB 0,7 dibandingkan dengan tanpa tarif pada akhir 2026."
Gaji PT Mineral Industri Indonesia: Perbandingan Gaji Posisi Entry-Level hingga Manajerial
Banyak perusahaan Uni Eropa, termasuk produsen mobil Jerman dan perusahaan barang mewah Prancis dan pembuat anggur, sampanye, dan minuman beralkohol, mengandalkan ekspor ke AS hingga 20 dari pendapatan mereka dan kemungkinan akan terpukul keras oleh adanya tarif impor tinggi.
Disebut UE bertekad bakal melakukan aksi balasan "tepat waktu, kuat, dan dikalibrasi" terhadap rencana Washington, yang menurut para ahli dapat menekan output ekonomi, mendorong harga lebih tinggi, dan meningkat menjadi perang dagang penuh.