Kamp Pengungsi Jenin Tak Layak Huni akibat Operasi Brutal Militer Israel
Semua 3.250 unit hunian di kamp pengungsi Jenin kini tidak layak huni setelah hancur total atau sebagian atau terbakar selama operasi brutal militer Israel yang sedang berlangsung yang dimulai pada 21 Januari.
Kondisi itu diungkap Wali Kota daerah itu, Mohammad Jarrar, pada hari Rabu (26/3/2025).
“Situasi di kamp Jenin sangat mengerikan,” imbuh Jarrar. “Buldoser Israel terus beroperasi, menghancurkan, meledakkan, dan membakar rumah-rumah Palestina.”
Wali kota menjelaskan Israel menolak petisi yang diajukan otoritas Palestina terhadap rencana tentara Israel untuk menghancurkan 93 bangunan tempat tinggal, dengan mencatat pembongkaran dapat terjadi kapan saja.
Menurut pejabat itu, bangunan-bangunan itu mencakup “sekitar 300 unit rumah, dan jika keputusan pembongkaran dilaksanakan, kita akan menghadapi bencana yang lebih besar di kamp itu.”
Kamp pengungsi itu, lanjutnya, sama sekali tidak layak huni. “Kita perlu rekonstruksi yang sesungguhnya. Jenin dan kampnya telah menjadi sasaran beberapa operasi Israel selama bertahun-tahun.”
Satu komite spesialis memperkirakan kerugian yang dialami kota Jenin dan kamp pengungsinya sebagai akibat dari operasi militer Israel yang sedang berlangsung mencapai sekitar USD310 juta.
Jarrar juga mencatat tentara rezim apartheid Israel telah memaksa lebih dari seribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka di distrik-distrik di sekitar kamp, selain ratusan keluarga yang telah meninggalkan rumah mereka di dekat kamp, karena khawatir akan keselamatan mereka dan anak-anak mereka.
Israel telah melanjutkan agresi militernya terhadap provinsi Jenin dan Tulkarm di utara Tepi Barat yang diduduki sejak 21 Januari, disertai dengan “penangkapan sistematis dan investigasi lapangan yang menargetkan puluhan keluarga, selain mengubah rumah-rumah menjadi barak militer.”