4 Penyanyi Tolak Skema Royalti Direct License Ahmad Dhani, Pilih Jalur Resmi Lewat LMK

4 Penyanyi Tolak Skema Royalti Direct License Ahmad Dhani, Pilih Jalur Resmi Lewat LMK

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 27 Maret 2025 - 10:00
share

Sejumlah penyanyi menolak skema royalti direct license seperti yang digaungkan Ahmad Dhani. Mereka menyatakan tidak setuju dengan sistem pembayaran royalti langsung ke pencipta lagu dan memilih tetap mengikuti aturan resmi melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).

Para penyanyi tersebut menilai sistem LMK lebih memiliki kepastian hukum dan perlindungan yang jelas bagi pelaku industri musik. Sementara itu, Ahmad Dhani secara terbuka mendorong mekanisme direct license, alih-alih melalui lembaga manajemen kolektif.

Pandangan ini menuai kontroversi dan ditentang oleh sejumlah musisi lain. Dhani menilai sistem royalti yang ada saat ini belum berpihak pada pencipta lagu. Ia beranggapan bahwa LMK yang mengelola royalti musik kerap tidak transparan dan kurang efektif, terutama dalam penarikan royalti dari pertunjukan musik live.

Oleh karena itu, ia mendorong skema direct license, yang mana para pengguna lagu harus meminta izin dan membayar royalti langsung kepada pencipta lagu tanpa perantara LMK. Pernyataan Dhani ini muncul salah satunya menanggapi sikap Ariel NOAH, yang sebelumnya mengaku tidak keberatan jika musisi lain membawakan lagu-lagunya tanpa izin.

Dhani mengkritik keras pandangan tersebut. Menurutnya, langkah Ariel itu egois dan dapat berdampak buruk bagi pencipta lagu lain. Ia kemudian mengingatkan agar sesama musisi lebih memperhatikan hak-hak pencipta lagu. Berikut daftar penyanyi yang tidak setuju dengan pentolan Dewa 19 itu dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (27/3/2025).

4 Penyanyi Tolak Skema Royalti Direct License Ahmad Dhani

1. Ariel NOAH

 

Foto/Instagram Ariel NOAH

Pandangan Dhani berseberangan dengan Ariel yang percaya pada mekanisme royalti kolektif melalui LMK. Ariel sebelumnya menyatakan bahwa ia mengizinkan siapa pun menyanyikan lagu-lagu NOAH tanpa perlu meminta izin langsung kepadanya. Baginya, LMK sudah memiliki wewenang dan mekanisme untuk mengelola royalti bagi pencipta lagu sesuai peraturan yang berlaku.

Artinya, selama penyelenggara acara atau pihak yang membawakan lagu sudah membayar royalti melalui LMK, hal itu dianggap cukup tanpa perlu izin terpisah dari pencipta lagu. Namun, sikap Ariel tersebut ditanggapi sinis oleh Dhani. Ia menilai Ariel terlalu mengedepankan diri sendiri dan mengabaikan dampaknya bagi pencipta lagu lain.

Menurut Dhani, ucapan Ariel yang terkesan santai soal izin lagu bisa disalahartikan dan berpotensi membuat hak ekonomi pencipta lagu terancam. Kontroversi ini berkembang menjadi saling sindir di media. Kendati dikritik Dhani, Ariel tetap pada pendiriannya dan menyoroti akar masalahnya.

Ariel mengakui ada ketidakpuasan di kalangan pencipta lagu terhadap kinerja LMK, terutama soal transparansi, yang memicu sebagian musisi beralih ke direct license. Meski begitu, ia pribadi memilih mengikuti aturan yang ada. Ia juga menambahkan bahwa cara Dhani ini belum memiliki tata cara jelas.

2. Once Mekel

 

Foto/Okezone

Polemik royalti ini sebenarnya sudah menyeruak sejak perseteruan Dhani dengan Once Mekel, mantan vokalis Dewa 19. Dhani sempat melarang Once membawakan lagu-lagu ciptaannya jika tidak melalui direct license. Pada awal 2023, Dhani meminta Once membayar Rp10 juta untuk setiap lagu Dewa 19 yang dinyanyikan di konsernya.

Once menolak permintaan itu dan memilih mengikuti aturan pemerintah. Akibat perbedaan prinsip tersebut, Once memutuskan untuk berhenti membawakan lagu-lagu Dewa 19 dalam penampilannya demi menjaga hubungan baik dan menghindari konflik berkepanjangan.

3. Judika

 

Foto/Instagram Judika

Penyanyi Judika turut terseret dalam polemik ini ketika ia membawakan lagu-lagu Dewa 19 dalam sebuah acara. Pasca penampilannya di event ulang tahun Garuda Indonesia awal 2025, Ahmad Dhani mengunggah bukti transfer royalti Rp15 juta di Instagram yang disebut sebagai pembayaran dari Judika.

Hal ini memunculkan persepsi seolah Judika membayar royalti langsung ke Dhani dan mendukung skema direct license yang digagasnya. Judika segera membantah klaim tersebut. Ia mengklarifikasi bahwa pembayaran Rp15 juta itu dilakukan oleh pihak penyelenggara acara, bukan dari kantong pribadinya. Judika hanya meneruskan bukti pembayaran tersebut kepada Dhani sebagai bentuk transparansi bahwa EO telah memenuhi kewajibannya.

Sebagai sesama pencipta lagu, Judika menyatakan mendukung upaya memperjuangkan hak karya cipta. Namun, ia tidak sepakat dengan sistem direct license yang diwacanakan Dhani. Judika menilai skema pembayaran royalti langsung tanpa melalui LMK belum memiliki payung hukum jelas dan rawan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Oleh karena itu, ia memilih untuk tidak membawakan lagu Dewa 19 lagi pada penampilannya. Pengalaman pernah ditagih royalti Rp5 juta untuk lagu Separuh Nafas oleh Dhani, meski kemudian tagihan itu dibatalkan, membuatnya enggan berurusan lagi dengan polemik serupa. Judika lebih memilih sistem yang terstruktur dan terlindungi hukum melalui LMK ketimbang jalur langsung yang abu-abu.

Judika juga sempat merespons sindiran Dhani yang menuduhnya mencuri lagu Dewa 19. Ia menegaskan bahwa setiap kali menyanyikan lagu orang lain, ia selalu meminta pihak penyelenggara mengurus izin dan royalti. Melalui Instagram, ia menolak anggapan telah mencuri lagu tanpa membayar.

4. Armand Maulana

 

Foto/Instagram Armand Maulana

Tak hanya Ariel, Once, dan Judika, sejumlah musisi lain pun menyuarakan keraguan terhadap ide direct license yang didorong Dhani. Armand Maulana, vokalis band GIGI, mengaku banyak mendapat pertanyaan dari rekan sesama penyanyi mengenai legalitas sistem direct license yang tengah ramai dibahas .

Menurut Armand, hingga kini belum ada aturan jelas dari pemerintah yang mengatur mekanisme lisensi langsung tersebut. “Banyak yang WA saya nanya, ‘Bang, direct license ini benar nggak sih hukumnya?’ Kalau benar, harus ada pajaknya juga, ada PPh-nya,” kata Armand.

Ia pribadi meragukan keabsahan direct license di mata hukum saat ini. Armand berpendapat bahwa tanpa regulasi jelas, praktik bayar-membayar langsung antara penyanyi dan pencipta lagu lebih menyerupai pemberian apresiasi secara pribadi daripada transaksi lisensi resmi yang tercatat. Armand sependapat dengan Ariel dan Judika bahwa negara perlu hadir mengatur sebelum tren direct license meluas.

Topik Menarik