Survei Median: Mayoritas Publik Indonesia Dukung Palestina Sebagai Satu-satunya Negara Berdaulat
KonflikPalestina-Israel yang kembali memanas pascagencatan senjata mendapat perhatian serius dari publik Indonesia. Menurut survei terbaru Media Survei Nasional (Median) terhadap para pengguna media sosial, mayoritas netizen berpihak pada Palestina dalam isu kedaulatan negara.
Peneliti senior Median Rico Marbun mengungkapkan bahwa isu Palestina memiliki tempat tersendiri dalam kesadaran publik Indonesia.
Kesamaan sejarah sebagai bangsa yang pernah mengalami kolonialisme, kedekatan identitas, serta faktor kemanusiaan membuat masyarakat Indonesia memiliki ikatan emosional dengan perjuangan rakyat Palestina.
"Hal ini diperkuat dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang secara konsisten menegaskan dukungan terhadap Palestina, termasuk dalam berbagai pernyataan Presiden Prabowo Subianto dan jajaran Kementerian Luar Negeri yang menjadikan Palestina sebagai isu prioritas," ujarnya, Rabu (26/3/2025).
Keberpihakan publik Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina terlihat dalam temuan survei. Menurut Rico, dalam survei ini, Median menanyakan kepada responden mengenai pandangan mereka terhadap solusi damai bagi konflik Palestina-Israel.
Dengan tiga opsi yang diajukan antara lain pertama, hanya Israel yang berhak mendirikan negara; kedua, hanya Palestina yang berhak mendirikan negara; dan ketiga, baik Israel maupun Palestina sama-sama berhak mendirikan negara dalam skema solusi dua negara.
"Hasil survei menunjukkan bahwa tidak ada satu pun responden yang menyatakan bahwa hanya Israel yang berhak memiliki negara. Sebaliknya, mayoritas atau 56,9 persen menyatakan bahwa hanya Palestina yang berhak mendirikan negara, sementara 40,5 persen mendukung solusi dua negara di mana baik Palestina maupun Israel dapat berdiri sebagai negara berdaulat. Serta 2,6 persen tidak tahu," ungkapnya.
Temuan ini mengonfirmasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki sikap yang jelas dalam mendukung Palestina.
"Lebih dari separuh responden menegaskan bahwa hanya Palestina yang berhak menjadi negara, sementara sisanya mendukung solusi kompromi berupa dua negara. Tidak ada dukungan sama sekali terhadap gagasan bahwa hanya Israel yang berhak atas kedaulatan," ujar Rico.
Survei ini dilakukan pada pekan IV Februari-pekan I Maret 2025, dengan pendekatan nonprobability sampling, menggunakan kuesioner berbasis Google Form yang disebarkan melalui media sosial. Kuesioner disebarkan secara proporsional terhadap populasi pengguna media sosial di 34 provinsi, dengan hasil akhirnya melibatkan 1.000 responden yang tersebar di 28 provinsi.
Menurut Rico, walaupun sampel survei ini adalah pengguna media sosial, hasil ini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan persepsi populasi secara keseluruhan. Namun, survei ini tetap memberikan gambaran bagaimana opini publik di dunia maya yang semakin aktif dalam diskursus politik dan sosial cenderung berpihak kepada Palestina.