Hilal Mustahil Terlihat pada Sabtu, Arab Saudi Masih Tetapkan Idul Fitri Hari Minggu?

Hilal Mustahil Terlihat pada Sabtu, Arab Saudi Masih Tetapkan Idul Fitri Hari Minggu?

Global | sindonews | Kamis, 27 Maret 2025 - 06:53
share

Kontroversi penampakan bulan sabit atau hilal menanti di dalam komunitas Muslim menjelang akhir Ramadan.

Para astronom mengatakan bulan sabit yang menandai Idul Fitri 2025 tidak akan terlihat dari sebagian besar dunia, termasuk Timur Tengah, pada Sabtu 29 Maret, saat banyak orang diperkirakan akan melihatnya.

Namun banyak yang percaya bahwa terlepas dari adanya penampakan hilal atau tidak, Kerajaan Arab Saudi tetap akan menetapkan Idul Fitri pada hari Minggu, 30 Maret.

Selama bertahun-tahun, kerajaan tersebut—rumah bagi situs-situs suci umat Islam—telah dituduh oleh para kritikus "memalsukan" beberapa penampakan hilal dengan melaporkannya pada hari-hari ketika para ilmuwan dan astronom bersikeras bahwa bulan sabit tidak mungkin terlihat. Pemerintah Arab Saudi tidak pernah menanggapi kritik ini.

Apa yang Ada di Balik Kontroversi Ini?

Umat Muslim mengikuti kalender lunar (bulan), yang terdiri dari 12 bulan yang berlangsung antara 29 atau 30 hari.

Akhir bulan puasa Ramadan bergantung pada penampakan atau ketiadaan bulan sabit.

Beberapa negara mengandalkan pengamat bulan lokal untuk melihat bulan sabit baru, sementara banyak yang menyerahkannya kepada Arab Saudi untuk menentukannya.

Di negara-negara tanpa badan pengamat bulan resmi, seperti Inggris, banyak umat Muslim juga mengikuti jejak Arab Saudi, meskipun beberapa ulama di kerajaan tersebut telah mendesak orang-orang di tempat lain untuk tidak melakukannya.

Menurut kalender yang telah ditentukan sebelumnya oleh kerajaan, hari pertama Syawal atau Idul Fitri akan jatuh pada hari Minggu, 30 Maret.

Namun, para astronom mengatakan mustahil untuk melihat bulan sabit—bahkan dengan bantuan optik, seperti teleskop—pada hari Sabtu.

Banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim diperkirakan akan merayakannya pada hari yang sama dengan Arab Saudi, sementara yang lain kemungkinan akan mencari bulan pada hari Minggu dan menyatakan Idul Fitri pada hari Senin.

Ini mengikuti serangkaian kontroversi di tahun-tahun sebelumnya.

Astronom Pernah Menantang Siapa Pun untuk Memotret Hilal

Pada bulan April 2023, para astronom mempertanyakan penampakan bulan sabit oleh Arab Saudi untuk Idul Fitri, dengan mengatakan bahwa secara ilmiah mustahil bagi bulan sabit untuk terlihat.

Pada 20 April tahun itu, ketika komite penampakan bulan Arab Saudi sedang mencari penampakan bulan sabit, astronom Kuwait terkemuka Adel al-Saadoun menyatakan: "Mustahil untuk melihat bulan sabit malam ini di Jazirah Arab.”

"Saya menantang siapa pun yang melihatnya untuk memotretnya sebagai bukti," imbuh dia.

Namun tak lama kemudian, Idul Fitri secara resmi dinyatakan di Arab Saudi. Banyak pengamat meminta otoritas Arab Saudi untuk menunjukkan gambar bulan.

Tidak ada gambar resmi yang diberikan, meskipun astronom Arab Saudi Mulham al-Hindi mengunggah gambar garis bulan yang paling samar yang dia klaim diambil menggunakan kamera inframerah charge-coupled device (CCD).

Tahun lalu, pada tahun 2024, Arab Saudi mengumumkan pada 6 Juni bahwa Idul Adha akan dimulai dalam sepuluh hari setelah bulan sabit baru untuk bulan Dzulhijjah terlihat. Padahal badan-badan astronomi bersikeras bahwa tidak mungkin bulan terlihat.

Tidak Mungkin Melihat Hilal pada 29 Maret

Tahun ini, Qatar Calendar House telah meramalkan bahwa bulan akan mencapai konjungsi dengan matahari pada Sabtu, 29 Maret.

Namun, bulan tidak akan terlihat di Arab Saudi atau di Inggris pada hari itu, bahkan dengan menggunakan alat bantu optik, menurut His Majesty’s Nautical Almanac Office di Inggris.

Badan pemerintah tersebut, yang menghasilkan data astronomi, telah mengatakan bahwa bulan sabit akan "mudah terlihat" keesokan harinya, pada hari Minggu.

Pusat Astronomi Internasional (IAC) yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA) juga telah menjelaskan bahwa di Timur Tengah tidak mungkin untuk melihat bulan sabit pada hari Sabtu, bahkan dengan teknologi baru.

"Untuk negara-negara yang mengharuskan penampakan bulan sabit yang benar, Ramadan diperkirakan akan berlangsung selama 30 hari dan Idul Fitri diperkirakan akan jatuh pada hari Senin, 31 Maret," kata IAC dalam laporan terbarunya.

Namun, IAC menunjukkan bahwa karena bulan akan mencapai konjungsi dengan matahari pada hari Sabtu, “bukan tidak mungkin beberapa negara akan menetapkan Idul Fitri pada hari Minggu, 30 Maret.”

Arab Saudi menggunakan kalender yang disebut Umm al-Qura, yang didasarkan pada perhitungan dan menandai tanggal-tanggal penting beberapa tahun sebelumnya.

Menurut kalender Umm al-Qura, hari pertama bulan Syawal atau Idul Fitri akan jatuh pada hari Minggu, 30 Maret.

Inilah sebabnya mengapa banyak ahli memperkirakan bahwa otoritas Arab Saudi akan menetapkan Idul Fitri pada hari Minggu, terlepas dari visibilitas bulan sabit pada hari Sabtu.

Imad Ahmed adalah pendiri dan direktur New Crescent Society, sebuah perkumpulan astronomi yang mengkhususkan diri dalam kalender Islam di Inggris.

Ahmed, yang sedang menempuh pendidikan doktoral di Universitas Cambridge tentang kalender Islam, menjalankan program astronomi dengan Royal Observatory di Greenwich. "Kami telah memperhatikan bahwa Saudi sangat ingin membuat penampakan bulan yang secara ilmiah tidak mungkin," kata Ahmed kepada Middle East Eye.

"Mereka melakukannya secara teratur, dan kami dapat memprediksinya karena sebagian besar sesuai dengan kalender Umm al-Qura, yang tidak sesuai dengan visibilitas bulan,” ujarnya.

"Dua atau tiga orang yang melihat bulan di lokasi tertentu di Saudi mengeklaim melihat bulan setiap tahun. Tidak ada orang lain yang mengeklaim demikian,” paparnya.

Idul Fitri yang Telah Dihitung Sebelumnya

Arab Saudi bukan satu-satunya negara yang menggunakan kalender berdasarkan perhitungan—Turki juga melakukannya.

"Kalender Turki telah dihitung sebelumnya dan rumus mereka kurang lebih sama dengan Arab Saudi," jelas Ahmed.

"Tetapi mereka transparan. Mereka tidak mengeklaim telah melihat bulan, seperti yang dilakukan Saudi. Mereka jelas tentang apa rumus mereka,” katanya.

Jadi Bagaimana dengan Sabtu Ini?

"Secara ilmiah, tidak mungkin melihat bulan di Arab Saudi, seluruh Eropa, Asia, dan Afrika," kata Ahmed.

"Bulan tidak akan terlihat di Arab Saudi, karena terlalu tipis dan terlalu rendah di cakrawala sehingga tidak cukup cahaya yang dipancarkannya. Bahkan teleskop tidak dapat mendeteksinya."

Arab Saudi tidak sendirian dalam metodenya. Beberapa negara lain di kawasan tersebut, termasuk Mesir, Kuwait, dan UEA, biasanya mendeklarasikan Idul Fitri pada hari yang sama dengan Arab Saudi.

Negara-negara lain, seperti Oman dan Yordania, sering merayakannya pada hari yang sama tetapi terkadang tidak.

Pada tahun 2024, baik Oman maupun Yordania tidak menerima penampakan bulan oleh Arab Saudi pada hari Minggu 10 Maret untuk Ramadan, dan mulai berpuasa pada hari Selasa 12 Maret sebagai gantinya.

Iran yang mayoritas Syiah, yang memiliki satuan tugas resmi untuk melihat bulan, memulai Ramadan sehari setelah Arab Saudi tahun ini, dan akan mencari penampakan bulan sabit pada hari Minggu.

Komunitas yang Terpecah di Inggris

Di negara-negara seperti Inggris, umat Muslim merayakan Idul Fitri pada hari yang berbeda. Sementara banyak yang mengikuti Arab Saudi, yang lain melihat ke Maroko—yang merupakan negara mayoritas Muslim terdekat dan tidak pernah mengikuti jejak Arab Saudi.

Tetapi semakin banyak Muslim Inggris yang memilih untuk melihat bulan secara lokal.

New Crescent Society pimpinan Ahmed melakukan pengamatan di seluruh negeri dan bertujuan untuk mengumpulkan dukungan bagi kalender Islam terpadu untuk Inggris.

"Selama puluhan tahun di Inggris, kami merayakannya pada hari yang berbeda," katanya.

"Kami bahkan memiliki keluarga yang tidak merayakannya pada hari yang sama. Itu menyebabkan rasa sakit dan perpecahan. Tujuan kami adalah menyatukan umat Muslim di Inggris. Kami berusaha membawa pulang bulan."

Di masa lalu, banyak umat Muslim umumnya percaya bahwa bulan tidak dapat dilihat di Inggris karena cuaca mendung. Namun, persepsi itu berubah.

"Kami tidak perlu mengalihdayakan pengamatan bulan," jelas Ahmed.

"Dan generasi muda Muslim tertarik pada gagasan persatuan dan berakhirnya perpecahan, khususnya setelah Gaza,” katanya.

Sementara itu di Arab Saudi, yang pemerintahnya tidak pernah menanggapi kritik atas praktik pengamatan bulan, masih ada kemungkinan bahwa komite pengamatan bulan akan mengatakan bahwa mereka belum melihat bulan pada hari Sabtu, dan bahwa Idul Fitri tidak akan diumumkan hingga hari Minggu, 30 Maret.

Ini berarti pengalihan dari kalender yang telah ditentukan sebelumnya di Arab Saudi, yang oleh banyak orang dianggap sebagai perubahan kebijakan yang bersejarah.

Topik Menarik