Richardson Hitchins Incar George Kambosos, Jalan Menuju Duel Unifikasi Kontra Teofimo Lopez
Richardson Hitchins, sang juara kelas super ringan IBF dengan rekor sempurna 19-0 (7 KO), kini tengah memantau pergerakan para rivalnya usai meraih gelar prestisius tersebut dengan mengalahkan Liam Paro, Desember lalu. Satu nama yang sangat menarik perhatian Hitchins adalah mantan juara dunia kelas ringan, George Kambosos Jr. (21-3, 10 KO).
Hitchins secara terbuka menyatakan keinginannya untuk berhadapan dengan Kambosos pada musim panas ini di New York, dengan catatan Kambosos mampu mengatasi perlawanan Jake Wyllie pada 22 Maret mendatang. Awalnya, Daud Yordan yang menjadi lawan Kambosos, namun petinju Indonesia itu memutuskan mundur karena alasan Kesehatan.
Bagi Hitchins, mengalahkan Kambosos, petinju yang pernah menaklukkan Teofimo Lopez, akan menjadi pernyataan tegas bahwa dirinya layak untuk bertarung dalam laga unifikasi melawan sang juara WBO, Teofimo Lopez.
Ambisi Hitchins tak berhenti di Kambosos. Ia membidik pertarungan impian melawan Teofimo Lopez pada akhir tahun ini. Skenario ideal bagi Hitchins adalah jika dirinya berhasil mengatasi Kambosos di musim panas, dan Teofimo Lopez mampu mengalahkan Arnold Barboza Jr. pada 2 Mei. Hitchins meyakini bahwa duel antara dirinya dan Teofimo adalah pertarungan yang sangat diinginkan oleh promotor ternama, Turki Alalshikh.
"Saya pikir jika Teofimo menang, Richardson Hitchins dan Teofimo adalah pertarungan yang diinginkan Turki Alalshikh. Ini pertarungan besar. Semoga kami bisa Bersatu," tegas Hitchins dikutip dari Boxing News 24, Selasa (18/3/2025).
"Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya. Semoga dia bisa menyelesaikan pekerjaannya dan kami bersatu," ujar Hitchins penuh harap ketika ditanya mengenai potensi mega-duel tersebut.
Dengan dukungan finansial dan promosi dari Turki Alalshikh, jika kedua petinju berhasil meraih kemenangan di laga masing-masing, pertarungan unifikasi yang sangat dinantikan ini berpeluang besar bakal terwujud. Kini berstatus sebagai juara dunia, Hitchins memiliki visi yang lebih besar.
Hitchins ingin membuktikan dirinya sebagai yang terbaik di puncak divisi 140 pound dan bahkan merambah ke puncak olahraga tinju secara keseluruhan. Ia tak gentar mencari pertarungan-pertarungan terbesar melawan nama-nama paling elite di dunia tinju.
Ketika ditanya mengenai rencana jangka panjangnya, Hitchins menjawab dengan ambisius, "Mungkin itu pertarungan penyatuan lainnya, atau mungkin pertarungan di 147, Ryan Garcia- Devin Haney, itu tidak masalah."
Hitchins memiliki tekad untuk menyatukan gelar di kelas super ringan, namun ia juga menyadari bahwa kenaikan ke kelas welter (147 pound) adalah langkah yang tak terhindarkan. Menghadapi lawan-lawan sekaliber Ryan Garcia atau Devin Haney akan memberikannya popularitas yang lebih besar, dan kemenangan atas mereka akan menempatkannya di jajaran petinju elite dunia.
Divisi kelas super ringan saat ini menjadi salah satu divisi paling menarik dan dinamis dalam dunia tinju. Pergantian gelar yang sering terjadi dan beberapa kekalahan mengejutkan dalam setahun terakhir menunjukkan betapa sengitnya persaingan di kelas ini.
Nama-nama seperti Subriel Matias, Rolly Romero, Isaac Cruz, Liam Paro, dan Jose Valenzuela, yang semuanya pernah merasakan kekalahan dalam laga perebutan gelar di tahun lalu, kini berambisi untuk merebut kembali kejayaan mereka. Hitchins memiliki keinginan kuat untuk menyatukan divisi ini, dan pertarungan potensial melawan juara bertahan lainnya akan menjadi tontonan yang sangat menarik bagi para penggemar tinju di seluruh dunia.