IHSG Suram, Analis: Investor Khawatir dengan Ekonomi RI dan Pasar Keuangan

IHSG Suram, Analis: Investor Khawatir dengan Ekonomi RI dan Pasar Keuangan

Ekonomi | sindonews | Selasa, 18 Maret 2025 - 08:06
share

Suramnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini yang anjlok hingga 6,12 menunjukkan, kekhawatiran investor bahwa ekonomi Indonesia saat ini tidak dalam kondisi baik-baik saja. Kepanikan pasar bisa dipicu oleh beberapa sentimen, yang merupakan kombinasi faktor global dan domestik.

“Hal ini bisa menunjukkan kekhawatiran investor akan ekonomi Indonesia dan pasar keuangan,” kata Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi lewat pesan singkat pada Selasa (18/3/2025).

IHSG sempat merosot 5pada perdagangan hari ini hingga membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan pemberhentian perdagangan sementara pada pukul 11.39 WIB hingga 11.49 WIB.

Audi mengatakan, penurunan IHSG menunjukkan anomali jika dibandingkan dengan bursa regional Asia lainnya, seperti Nikkei yang menguat 1,4, Shanghai naik 0,09, STI naik 1 persen dan FKLCI naik 1 persen.

Jika melihat risk premium Indonesia, lanjut Audi, saat ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan AS, hal ini seiring dengan CDS yang meningkat tipis ke 76 bps, per 27 Feb 2025, FX risk seiring depresiasi Rupiah sebesar 0,6 persen periode Jan-Feb 2025, spread SBN dengan UST 10Y melebar ~255 bps dan juga dampak kebijakan global dan dalam negeri.

Selain itu, pemangkasan rating saham-saham Indonesia, seperti oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs juga mengkhawatirkan, utamanya terkait melebarnya defisit anggaran seiring mendorong fiskal risk. Adapun, tekanan jual asing yang masih sangat kuat, tercatat sampai 17 Maret 2025 kemarin, asing mencatatkan outflow sebesar Rp26,9 triliun.

Meski demikian, Audi meyakini jika tekanan outflow yang sudah berkurang seiring dengan relaksasi suku bunga, baik FFR maupun BI rate dan kebijakan eksternal, khususnya tarif sudah mulai mereda maka dapat menjadi momentum penopang IHSG.

“Selain itu, ekonomi makro dalam negeri yang masih kuat, baik pertumbuhan PDB dan juga penguatan nilai Rupiah akan memberikan andil sentimen positif untuk pasar,” tutur Audi.

Pada penutupan sesi pertama hari ini, Indeks anjlok 6,12 atau 395,86 poin ke level 6.076. Sektor teknologi merosot tajam 12,46, sektor bahan baku turun 9,78, sektor properti turun 5,30, sektor energi turun 6,24, sektor infrastruktur turun 5,01.

Sektor siklikal turun 5,24, sektor keuangan turun 3,86, sektor kesehatan turun 3,75 persen, sektor transportasi turun 3,38, sektor industri turun 2,90, sektor non siklikal turun 3,87.

Topik Menarik