Heroik, Wanita Lebanon Sendirian Mengadang Tank Israel dan Tak Mundur Meski Ditembak

Heroik, Wanita Lebanon Sendirian Mengadang Tank Israel dan Tak Mundur Meski Ditembak

Global | sindonews | Selasa, 28 Januari 2025 - 09:16
share

Seorang wanita Lebanon berdiri sendirian mengadang tank tempur Israel di Lebanon selatan. Rekaman video aksinya yang berani tersebut telah viral di media sosial dan menuai pujian.

Kejadian itu berlangsung pada hari Minggu. Saat itu, wanita di desa Maroun el-Ras tersebut berhadapan dengan pasukan Israel yang tetap berada di daerah itu—yang artinya melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.

Wanita tersebut terlihat berdiri dengan tangan terentang sambil berteriak kepada tentara Israel, yang akhirnya melepaskan tembakan. Terdengar suara tembakan dari tentara Israel di latar belakang video.

"Kembalilah ke negaramu. Kembalilah ke keluargamu!" teriak wanita Lebanon tersebut.

Video lain tentang aksi wanita itu menunjukkan dia berdiri di depan tank tempur, di mana dia terlihat berbicara kepada para tentara Israel di dalamnya.

"Seperti inilah keberanian," tulis salah satu pengguna X, memuji aksi wanita Lebanon tersebut.

"Tidak heran mengapa beberapa orang tidak dapat dikalahkan," tulis pengguna X lainnya.

Ada juga pengguna media sosial yang menyoroti bahaya nyata yang dihadapi wanita itu, karena warga sipil Lebanon yang tewas dan terluka yang ditembak oleh pasukan Israel sedang dievakuasi hanya beberapa meter jauhnya.

Wanita itu, yang kemudian diidentifikasi sebagai penduduk Lebanon selatan; Zahraa al-Kobeisi, juga mengunggah video di X yang menjelaskan insiden tersebut.

"Saya sedang berjalan di tanah kami, dan begitu tank pendudukan melihat saya, mereka mulai menembaki dan memerintahkan saya untuk mundur. Saya mengangkat tanda kemenangan di wajah mereka dan menuju ke arah mereka tanpa rasa takut," kata al-Kobeisi.

Dia menambahkan bahwa para prajurit keluar dari kendaraan dan mengelilinginya, menyuruhnya untuk pindah atau mencari perawatan medis untuk luka di kepalanya.

"Mereka meminta saya mundur dan menjauh. Saya menolak. Mereka mengatakan bahwa saya berdarah dan harus pergi ke rumah sakit. Saya menolak, dan saya mengatakan kepada mereka bahwa saya berdiri di tanah saya, dan saya akan berdarah di sana dan dibunuh di sana, dan saya sangat bangga," katanya, seperti dikutip The New Arab, Selasa (28/1/2025).

Dalam video lain yang diunggah tentang al-Kobeisi, dia terlihat meneteskan darah di dahinya.

Israel dijadwalkan menarik pasukannya dari Lebanon selatan pada 27 Januari—hari di mana pasukannya menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Di antara yang tewas dan terluka adalah wanita, anak-anak, seorang tentara Lebanon, dan seorang paramedis.

Penduduk daerah perbatasan telah menentang perintah Israel untuk tidak kembali ke rumah mereka karena batas waktu 60 hari yang ditetapkan oleh perjanjian gencatan senjata berakhir pada hari Minggu. Pasukan Israel menanggapi dengan kekerasan yang mematikan, namun terpaksa mundur dari beberapa desa yang diduduki.

Pada hari Senin, ratusan penduduk daerah perbatasan terus menentang perintah Israel dan kembali ke rumah mereka.

Topik Menarik