Drone Gaza Dikenalkan, Iran Pamerkan Kecanggihannya

Drone Gaza Dikenalkan, Iran Pamerkan Kecanggihannya

Terkini | sindonews | Senin, 27 Januari 2025 - 16:19
share

Iran telah meluncurkan pesawat tak berawak terbesar yang pernah diproduksi, diberi nama 'Gaza', untuk menghormati wilayah Palestina yang hancur akibat perang selama 15 bulan.

Menurut komandan pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Amir Ali Hajizadeh, pesawat tak berawak itu mampu membawa hingga 12 bom dan akan digunakan untuk operasi di daerah perbatasan.

Ia juga memeriksa pesawat tak berawak itu bersama komandan tertinggi IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami. Ia menjelaskan, keberadaan pesawat tanpa awak (drone) berpotensi menjamin keamanan di perbatasan dan meredam ancaman teroris.

“Di bidang keamanan, memastikan tingkat keamanan yang tinggi di dalam negeri sangat penting, terutama dalam pengawasan perbatasan.

"Jika ada ancaman seperti teroris, penyelundup, atau berbagai masalah lainnya, drone ini sangat efektif dalam situasi seperti itu," katanya.

Drone, yang juga dikenal sebagai Shahed-149 dipamerkan di paviliun Iran bersama Shahed-129 selain senapan mesin, sistem radar pemetaan bernama S-811 dan S-813, serta bom F-365.

Berbicara kepada perwakilan di stand Iran, Breaking Defense melaporkan Gaza adalah UAV dengan ketinggian menengah, daya tahan rendah (MALE), dengan kemampuan muatan 500 kilogram.

Drone ini memiliki kemampuan komunikasi satelit dan memiliki ketinggian penerbangan maksimum 35.000 kaki.

“Radar aperture sintetis di udara yang dimaksudkan untuk mendeteksi target permukaan dan bawah air juga dapat dipasang di platform ini,” papar situs web Breaking Defense tersebut.

Semua sistem yang dipamerkan dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri, menurut seorang pejabat.Pejabat itu menjelaskan, “Sistem tersebut terbuka untuk diekspor ke negara mana pun kecuali Israel dan AS.”

Drone Gaza pertama kali diluncurkan pada Mei 2021 dan diberi nama sesuai dengan Jalur Gaza untuk menghormati perjuangan Palestina melawan Israel.

Pada saat itu, kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan drone tersebut diberi nama untuk menghormati “mereka yang berdiri saat ini melawan invasi dan agresi Zionis.”

Menteri Pertahanan Iran Mohammad Reza Ashtiani juga berada di Doha untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat tinggi pertahanan dan militer Qatar.

Jenderal Ashtiani bertemu dengan Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammad Al Attiyah dengan diskusi yang berfokus pada peningkatan kerja sama diplomatik dan militer antara kedua negara.

Topik Menarik