Jadi Wisudawan S2 Termuda dan Tercepat UGM, Ini Sosok Aldino Javier
Mahasiswa UGM Aldino Javier Saviola berhasil menjadi wisudawan S2 termuda UGM dengan meraih gelar Magister di usia 22 tahun. Ia adalah lulusan prodi Magister Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Gadjah Mada (UGM).
Aldino berhasil menyelesaikan kuliah S2 di usia 22 tahun 6 bulan 18 hari. Sementara rata-rata usia 691 lulusan Program Magister di periode ini adalah 29 tahun 6 bulan 15 hari.
Dengan hanya menempuh waktu 1 tahun 2 bulan untuk meraih gelar S2 program studi Kimia, Aldino juga dinobatkan sebagai salah satu dari dua orang yang dinobatkan sebagai lulusan S2 tercepat UGM. Sementara normalnya kuliah S2 ditempuh dalam tahun 2 bulan.
Beasiswa PMDSU adalah Kunci
Rahasia Aldino menjadi wisudawan termuda dan tercepat S2 UGM adalah melalui beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch 7 yang diusung Kemendikbudristek (kini Kemendikti Saintek).Beasiswa PMDSU adalah program unggulan yang ditujukan untuk mencetak banyak lulusan S3 dengan mengakomodasi lulusan S1 agar lulus S2 dan S3 dalam Waktu 4 tahun saja.
Program Studi Kimia UGM Cinta Pertama
Aldino yang menyelesaikan Pendidikan S1 di FMIPA UGM pada Mei 2023 lalu pun mendaftar beasiswa PMDSU tersebut. Ia mengaku memang sudah mantab memilih UGM untuk tempatnya kuliah sarjana.“Tanpa keraguan sedikitpun sejak saya S1 dulu, melalui jalur SNMPTN saya telah memilih Departemen Kimia FMIPA UGM sebagai cinta pertama saya,” ungkapnya, dikutip dari laman UGM, Jumat (24/1/2025).
Apalagi jurusan yang ia ambil sudah terakreditasi internasional dan pakar-pakar ahli di bidangnya sehingga memiliki pendidikan yang berkualitas.
“Kualitas keilmuan yang diajarkan pada mahasiswa sangat baik, akhirnya saya memutuskan untuk tetap kuliah di UGM sampai pendidikan doktoral,” tegasnya.
Menurutnya, FMIPA UGM memiliki berbagai fasilitas dan lingkungan yang baik untuk mendukung pembelajaran mahasiswa.
Jika ingin lulus cepat dengan serangkaian prestasi, Aldino berpesan pada mahasiswa sarjana maupun pascasarjana untuk bisa membagi waktu sebaik mungkin.
“Kita harus ulet, tekun, dan telaten dalam melakukan penelitian merupakan kunci untuk bisa lulus dengan prestasi terbaik,” tuturnya.
Target Lulus Cepat
Pria kelahiran Purwokerto, 27 Maret 2002 ini mengaku senang dan bersyukur bisa menyelesaikan dua program studi sambil tetap aktif dalam kegiatan sosial dan penelitian.“Saya bersyukur sekali berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini,” ucap Aldino.
Tuntutan fast track untuk menyelesaikan program S2 dan S3 dalam waktu empat tahun tersebut justru semakin membuatkan terpacu untuk menyelesaikan studi secepat mungkin.
Bahkan dalam waktu bersamaan, Aldino berhasil menyelesaikan tesis sembari menjadi mahasiswa doktoral di fakultas yang sama.
Cinta Kimia Berbuah Karya Inovatif
Minat dan bakat Aldino di bidang kimia membuatnya mampu menghasilkan penelitian dan karya inovatif, khususnya seputar pembangunan nanokatalis untuk produksi biofuel.Penelitian dalam tesisnya dilatarbelakangi oleh masih tingginya penggunaan bahan bakar fosil untuk avtur.
“Saya mencoba mengembangkan bioavtur dari sumber biomassa berupa minyak jelantah yang tidak hanya mudah didapatkan di alam, tetapi juga merupakan bentuk inovasi waste-to-wealth demi menjaga kelestarian lingkungan,” tutur Aldino.
Hasil risetnya tentang proses hydrotreatment yang dirancang Aldino mampu mengubah minyak jelantah menjadi bioavtur dengan komposisi kimia yang sangat mirip dengan avtur berbasis fosil.
Proyek-proyek pengembangan nanokatalis yang ditekuni Aldino selama tiga tahun terakhir juga menghasilkan sejumlah karya riset yang telah dipublikasikan di jurnal internasional. Saat ini, ia telah memiliki total 26 karya jurnal terindeks scopus.
“Saya kira ini merupakan achievement yang luar biasa bagi diri saya. Semoga ke depannya saya bisa lebih produktif lagi dan dapat menghasilkan karya-karya lainnya,” tutur anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Harapan untuk Mendukung Energi Hijau
Aldino berharap riset yang dilakukannya ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendukung transformasi energi ke proses yang lebih hijau. Mengingat pemerintah dan konsensus global saat ini sedang gencar mengupayakan solusi untuk mengatasi perubahan iklim.“Penelitiannya tentu masih memerlukan evaluasi dan pengembangan lebih lanjut, namun ia berharap inovasi ini nantinya dapat diaplikasikan pada skala industri,” pungkasnya.