Apakah Trump 2.0 Bikin Perang Dagang Memanas? China Cari Win-win Solusi
China mencari 'win-win' solusi terkait ketegangan perdagangan. Seorang pejabat tinggi China memperingatkan, soal proteksionisme perdagangan di tengah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih yang berpotensi memperbarui ancaman perang dagang.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang mengatakan, negaranya sedang mencari "win-win" solusi untuk ketegangan perdagangan dan ingin memperluas impornya. Meski tidak menyebutkan secara khusus terkait AS, tapi tidak menjadi rahasia lagi jika kedua negara sering terlibat ketegangan.
Selama kampanye pemilihan Presiden AS, Trump mengancam bakal menerapkan tarif impor tinggi terhadap produk buatan China dengan pajak perbatasan yang dikenal sebagai tarif hingga 60. Meski begitu alih-alih langsung menerapkan kebaijakan tarif pada hari pertamanya menjabat, Trump justru memerintahkan untuk mempelajari masalah tersebut.
Impor barang AS dari China telah mendatar sejak 2018, sebuah statistik yang sebagian dikaitkan dengan serangkaian kenaikan tarif yang diberlakukan Trump selama masa jabatan pertamanya. Kebuntuan itu berakhir pada tahun 2020 ketika kedua negara menandatangani kesepakatan.
Trump sempat menarik kembali beberapa kebijakan tarifnya dengan imbalan komitmen China untuk membeli produk pertanian dan produk lainnya di Amerika. Tetapi para pejabat AS mengatakan, China belum menegakkan sisi kesepakatan itu.
Sementara itu Trump juga mengecam ketidakseimbangan perdagangan AS dengan China.
Dalam pidatonya di Davos, Ding mengatakan negaranya telah melonggarkan pembatasan investasi asing, dan ingin meningkatkan konsumsi domestik dan sedang tidak mencari "surplus perdagangan".
"Kami ingin mengimpor produk dan layanan yang lebih kompetitif dan berkualitas untuk mempromosikan perdagangan yang seimbang," katanya.
Dia mengakui bahwa globalisasi ekonomi dapat membawa "beberapa ketegangan dan ketidaksepakatan tentang distribusi". Tetapi menurutnya hal itu bukan "permainan zero-sum, tetapi proses yang menguntungkan secara universal di mana semua orang dapat memperoleh manfaat".
"Proteksionisme tidak mengarah ke mana-mana," katanya.
"Perang dagang tidak memiliki pemenang."
Dia menambahkan: "Saya percaya bahwa kami memiliki kebijaksanaan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan untuk semuanya,".
"Kita seharusnya tidak hanya membuat kue globalisasi ekonomi lebih besar, tetapi juga mendistribusikannya dengan lebih baik," beber Din.
IMF memperingatkan pekan lalu bahwa gelombang tarif Trump terbaru akan memperburuk ketegangan perdagangan, menurunkan investasi, dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.