Menerka Arah Politik di Balik Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo

Menerka Arah Politik di Balik Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo

Nasional | sindonews | Kamis, 16 Januari 2025 - 07:23
share

Hilal rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto mulai terlihat. Politikus senior PDIP yang merupakan ajudan Bung Karno atau Soekarno, Sidarto Danusubroto menjadi jembatan pertemuan itu.

Dalam video yang beredar, Sidarto membisikkan tentang keinginan Prabowo bertemu Megawati. Momen tersebut terjadi saat perayaan HUT ke-52 PDI-P yang digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

Ketika itu, Megawati duduk diapit anaknya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Sedangkan Sidarto membungkuk ketika membisikkan pesan itu. Kalimat yang diucapkan Sidarto diulangi Puan.

 

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku menjadi utusan Partai Gerindra untuk menggagas pertemuan Megawati dan Presiden Prabowo. Bahkan, Muzani juga mengaku telah bertemu Megawati.

Muzani mengaku, Megawati menyampaikan sejumlah pesan. Salah satunya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prabowo yang telah memulihkan nama baik ayahnya, Soekarno.

Dia berharap pertemuan kedua tokoh negara itu bisa berlangsung pada bulan ini. "Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus," kata Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

 

Menurutnya, pertemuan antara Megawati dan Prabowo punya manfaat dan dampak luas bagi masyarakat. "Manfaatnya begini, orang Indonesia itu adalah orang-orang yang mengikuti gerak pemimpin," tuturnya

Megawati Singgung Hubungannya dengan Prabowo di HUT ke-52 PDIP

Megawati menegaskan hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto hingga kini masih sangat baik. Hal ini sekaligus menepis anggapan banyak pihak yang menyebut hubungannya renggang dengan Prabowo.

Hal ini diungkapkan Megawati saat memberikan pidato politik di acara perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

"Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia itu wah kayaknya musuhan atau apa, enggak, enggak," kata Megawati menegaskan.

Prabowo Suka Nasi Goreng Bikinan Megawati

Megawati mengungkapkan Prabowo masih sangat terkesan dengan menu makanan yang disajikannya ketika melakukan pertemuan.

"Bukan sombong, padahal dia (Prabowo) senang saya masakin nasi goreng. Udah lama, ada yang ngomong, bu ada yang udah minta nasi goreng, wooo minta nasi goreng, loh aku aja lagi mumet anak-anakku banyak yang gak jadi," ujarnya.

Megawati Dinilai Ingin Seimbangkan Pola Relasi Istana

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro melihat PDIP secara institusional ingin membuka ruang komunikasi dengan Istana agar tetap terjalin sinergi di pemerintahan walaupun kini berbeda haluan politik.

"Secara personal, Mega ingin menyeimbangkan pola relasi istana agar tak condong ke salah satu kutub, apakah itu Solo atau Cikeas," ujar Agung kepada SindoNews, Rabu (15/1/2025).

Dia menuturkan, setidaknya agar roda pemerintahan bergerak proporsional dan profesional merespons beragam dinamika politik.

Pertemuan Megawati dan Prabowo Bisa Perkuat Pemerintahan

Sementara itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia Igor Dirgantara menilai pertemuan Prabowo dengan Megawati bisa memperkuat pemerintahan. "Seperti diketahui Megawati dan Prabowo punya pandangan yang sama soal sistem pemerintahan di Indonesia yang tidak mengenal oposisi," kata Igor.

Yang kedua, lanjut dia, memperkuat pemerintahan sekarang ini juga bisa saling melengkapi. Karena, kata dia, PDIP adalah pemenang Pemilu Legislatif 2024 dan Prabowo adalah presiden saat ini.

Menurut Igor, sinergitas antara legislatif dan eksekutif sangat dibutuhkan bagi pemerintahan Prabowo untuk melancarkan program-programnya demi kemajuan bangsa.

"Problemnya kemungkinan Megawati akan memberikan akses mendukung pemerintahan saat ini dengan syarat meminimalisir peran Jokowi di pemerintahan dan kabinet Prabowo," pungkasnya.

Topik Menarik