Maduro: Tentara Bayaran Ukraina Ditangkap di Venezuela

Maduro: Tentara Bayaran Ukraina Ditangkap di Venezuela

Global | sindonews | Kamis, 9 Januari 2025 - 06:13
share

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan pihak berwenang di negaranya telah menangkap tujuh tentara bayaran asing, termasuk warga Ukraina dan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, para tentara bayaran asing itu berencana untuk menyerang para pemimpin Venezuela.

Maduro mengatakan bahwa kelompok itu termasuk dua pembunuh bayaran Kolombia yang ditangkap di tempat yang berbeda. “Serta tiga tentara bayaran yang datang dari Ukraina, dari perang di Ukraina, untuk membawa kekerasan ke negara ini,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (9/1/2025).

Dua tentara bayaran asing lainnya, kata Maduro, merupakan warga negara AS. Dia menggambarkan mereka sebagai "dua tentara bayaran penting”.

Pemimpin Venezuela itu tidak memberikan rincian pribadi lebih lanjut tentang mereka yang ditahan dan tidak akan secara eksplisit mengatakan apakah para anggota kelompok itu bertindak bersama-sama.

“Mereka yang ditangkap telah merencanakan untuk melakukan serangan terhadap para pemimpin revolusi," ujarnya, menggunakan retorika sosialisme Bolivarian yang dipopulerkan oleh pendahulunya; Hugo Chavez.

“Venezuela tidak mengizinkannya," imbuh dia, sembari mendesak warganya untuk tetap waspada.

Secara total, otoritas Venezuela telah menangkap 125 tentara bayaran asing dari 25 negara berbeda yang diduga Maduro telah memasuki Venezuela untuk melakukan terorisme terhadap rakyat Venezuela.

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Maduro dan pasukan oposisi yang dipimpin oleh Edmundo Gonzalez yang menolak mengakui kemenangan pemilu pemimpin Venezuela itu pada bulan Juli.

Pada hari Senin, Gonzalez mendesak militer negara itu untuk mengakuinya sebagai panglima tertinggi mereka dan mengakhiri kepemimpinan Maduro—yang akan dilantik akhir minggu ini.

Pada bulan September, Gonzales, yang melarikan diri dari negara itu dan diberi suaka di Spanyo. Dia menjadi sasaran surat perintah penangkapan yang menuduhnya melakukan terorisme, konspirasi, dan beberapa kejahatan Pemilu lainnya. Gonzales membantah semua tuduhan tersebut.

AS, yang telah berselisih dengan pemerintahan Maduro sejak awal, secara konsisten mendukung kekuatan oposisi negara itu.

Pada bulan November, AS mengakui Gonzales sebagai presiden terpilih Venezuela. Setelah Pemilu , AS juga meningkatkan sanksi terhadap negara Amerika Selatan itu, yang menargetkan pejabat yang dituduh terlibat dalam kecurangan Pemilu.

Pada bulan November, Venezuela menanggapi dengan memperkenalkan undang-undang yang akan menjatuhkan hukuman penjara 25 hingga 30 tahun bagi mereka yang mendukung dan memfasilitasi tindakan pemaksaan terhadap negara tersebut.

Topik Menarik