Erdogan: Turki Akan Ikut Campur Tanpa Kompromi di Suriah

Erdogan: Turki Akan Ikut Campur Tanpa Kompromi di Suriah

Global | sindonews | Selasa, 7 Januari 2025 - 12:25
share

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan campur tangan jika perlu untuk menghindari perpecahan Suriah. Menurutnya, Ankara tidak kenal kompromi dalam tekadnya.

Komentar Erdogan ini sebagai peringatan terselubung bagi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi, juga bagi Amerika Serikat yang mendukung SDF dalam melawan pasukan ISIS.

"Kami tidak dapat menerima dengan dalih apa pun bahwa Suriah terpecah dan jika kami melihat risiko sekecil apa pun, kami akan mengambil tindakan yang diperlukan," kata Erdogan dalam sambutannya setelah rapat kabinet pertama tahun 2025 pada hari Senin.

"Ankara memiliki lebih dari cukup kekuatan, kapasitas, dan bakat untuk melakukan ini," paparnya.

Erdogan mengatakan Turki dapat "datang tiba-tiba suatu malam" tanpa peringatan untuk mencegah perpecahan Suriah.

"Tidak ada tempat bagi terorisme di masa depan kawasan ini dan bahwa mereka yang memilih teror akan dikubur bersama senjata mereka," imbuh Erdogan.

Erdogan telah berulang kali mengatakan bahwa kelompok Kurdi menimbulkan ancaman bagi keamanan Turki dan berjanji untuk mencegah "koridor teror" terbuka di perbatasan selatannya.

Bulan lalu, dia bersumpah untuk "mengubur" militan Kurdi dan meminta NATO dan AS untuk memilih antara mendukung Türki atau Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang beroperasi di dekat perbatasan Turki dan Irak, bersama dengan kelompok Kurdi lainnya.

Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan menganggap keduanya sebagai organisasi teroris.

SDF, yang didominasi oleh YPG, telah menyerukan gencatan senjata nasional di Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada awal Desember ke tangan "jihadis" Hayat Tahrir-al-Sham (HTS).

SDF juga meminta AS untuk membantu melindungi wilayah Suriah dari serangan Turki dan untuk mengakhiri apa yang dianggapnya sebagai pendudukan Ankara atas wilayah utara negara itu.

Namun, sekitar 100 orang tewas dalam bentrokan antara pasukan YPG dan faksi pro-Türki selama akhir pekan, menurut AFP, Selasa (7/1/2025).

Sementara itu, Turki telah berupaya untuk membina hubungan dengan kepemimpinan baru Suriah, dengan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan mengunjungi Damaskus bulan lalu dan menyerukan pencabutan sanksi internasional yang melumpuhkan ekonomi negara tersebut.

Topik Menarik