Sempat Ngetop Saat Pandemi, Kini Sepeda Brompton Merana: Cuan Anjlok 99

Sempat Ngetop Saat Pandemi, Kini Sepeda Brompton Merana: Cuan Anjlok 99

Berita Utama | sindonews | Selasa, 7 Januari 2025 - 08:01
share

Brompton Bicycle, produsen sepeda lipat asal Inggris, sempat cuan besar saat pandemi. Di Indonesia, harga sepeda Brompton bisa naik hingga 3x lipat karena tingginya minat. Tapi, yang terjadi sekarang justru sebaliknya.

Brompton Bicycle mengalami penurunan keuntungan yang sangat tajam. Keuntungan mereka anjlok lebih dari 99 di tengah turbulensi industri sepeda global.

Keuntungan "Menukik Tajam", Hanya Rp20 Juta!

Keuntungan Brompton turun drastis dari £10,7 juta (sekitar Rp200 miliar) menjadi hanya £4.602 (sekitar Rp20 juta) pada tahun buku yang berakhir Maret 2024. Angka ini bahkan lebih rendah dari harga sepeda Brompton tipe T Line Explore yang merupakan model termahal mereka.

Penjualan "Lesu", Harga "Selangit"

Penjualan Brompton juga mengalami penurunan sebesar 5,3 menjadi £122,6 juta (sekitar Rp2,3 triliun). Mereka menjual sepeda 8,2 lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Harga sepeda Brompton memang tergolong mahal, dengan model termurah dibanderol hampir £1.000 (sekitar Rp19 juta).

"Nestapa" Industri Sepeda Global

Will Butler-Adams, direktur pelaksana Brompton, mengatakan bahwa penurunan keuntungan ini disebabkan oleh penjualan sepeda yang lebih rendah dari yang direncanakan di tengah "keadaan yang sangat menyedihkan" di pasar sepeda global. Sektor ini dibanjiri persediaan berlebih setelah melebih-lebihkan permintaan sejak pandemi virus Covid-19.

"Industri ini masih dalam keadaan kacau dan tidak akan membaik tahun ini," kata Butler-Adams. "Tidak akan seburuk tahun 2024, tetapi masih ada kelebihan stok."

"Diskon Gila-gilaan" dan kebangkrutan

Bisnis sepeda di seluruh dunia, terutama di AS dan Eropa, telah terpukul oleh penjualan yang buruk dan pemotongan harga setelah booming selama Covid 19 menyebabkan produksi yang terlalu optimis, yang mengarah ke kelebihan stok di gudang dan toko.

Sejumlah merek dan pengecer sepeda telah bangkrut dalam dua tahun terakhir, termasuk pengecer online Wiggle dan i-ride.co.uk, serta produsen sepeda Inggris Mercian, Orange Mountain Bikes, dan P Bairstow.

Ancaman dari "Si Murah" dan "Si Canggih"

Butler-Adams mengatakan bahwa Brompton telah terkena dampak pemotongan harga yang luas oleh bisnis yang bermasalah yang mencoba menghabiskan stok, terutama di Eropa dan AS. Industri ini juga menghadapi persaingan dari skema sepeda sewa listrik, seperti Lime, dan munculnya pesaing China yang lebih murah serta startup Inggris Gocycle.

"Siasat" Brompton untuk Bertahan

Brompton telah menunda rencana untuk pindah ke kantor pusat baru di Ashford, Kent, dan membatalkan dividen kepada pemegang saham setelah keuntungan menurun.

Pada awal 2024, mereka juga mengumpulkan dana sebesar £16 juta (sekitar Rp300 miliar) dari BGF, sebuah dana yang dibentuk oleh bank-bank termasuk Barclays, HSBC, dan Lloyds, dengan imbal balik 8,5 saham di Brompton.

Industri Sepeda "Terguncang"

Industri sepeda global sedang menghadapi masa-masa sulit. Booming penjualan selama pandemi Covid-19 telah berakhir, meninggalkan produsen dan pengecer dengan kelebihan stok. Persaingan juga semakin ketat dengan munculnya merek-merek baru dan inovasi teknologi seperti sepeda listrik.

Data dan Tren:- Penjualan sepeda global mencapai 130 juta unit pada 2023. (Statista)- Pasar sepeda listrik global diproyeksikan mencapai USD40,98 miliar pada 2025.(Statista)

Topik Menarik