Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia

Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia

Global | sindonews | Minggu, 22 Desember 2024 - 11:22
share

Presiden Volodymyr Zelensky telah memecat banyak diplomat Ukraina, termasuk duta besar (dubes) di Indonesia. Perombakan tim diplomatik ini dilakukan di tengah perang melawan Rusia.

Dalam dekrit yang diterbitkan di situs web presiden pada hari Sabtu, Zelensky mengumumkan pemecatan Sergiy Kyslytsya sebagai perwakilan tetap untuk PBB dan Yevheniia Filipenko sebagai perwakilan tetap untuk kantor PBB dan organisasi-organisasi lain di Jenewa.

Diplomat lain yang dipecat adalah Dubes Ukraina untuk China Pavlo Riabikin, Vasyl Hamianin (Dubes untuk Indonesia), Serhii Korsunskyi (Dubes untuk Jepang), Petro Beshta (Dubes untuk Lithuania), Andriy Taran (Dubes untuk Slovenia) dan Andrii Pravednyk (Dubes untuk Rwanda).

Menurut laporan New Voice of Ukraine, pengumuman dekrit Zelensky merupakan bagian dari perombakan besar korps diplomatiknya.

Ini terjadi menjelang tahun yang kemungkinan akan menjadi tahun penuh tantangan lainnya di bidang diplomatik karena Kyiv berhadapan dengan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) dengan tanda tanya atas bantuan berkelanjutan Washington untuk Kyiv dan spekulasi mengenai apakah landasan dapat ditetapkan untuk negosiasi guna mengakhiri permusuhannya dengan Rusia.

Laporan New Voice of Ukraine mengatakan sumber-sumber kepresidenan dan diplomatik telah memperkirakan pada hari Kamis bahwa Zelensky berencana untuk mengganti beberapa dubes menjelang Hari Layanan Diplomatik yang jatuh pada hari Minggu, 22 Desember.

Pada hari Sabtu, Zelensky secara resmi menunjuk Profesor Universitas Nasional Uzhhorod dan anggota militer Fedir Shandor sebagai Duta Besar Ukraina untuk Hongaria.

Zelensky juga mengumumkan penunjukan diplomat lain yang mencakup Yuliia Fediv sebagai utusan baru untuk Filipina, Vyacheslav Yatsyuk (Rwanda), Olga Nikitchenko (Lithuania), dan Petra Beštu (Slovenia).

Nariman Dzhelyal, Wakil Ketua Mejlis Rakyat Tatar Crimea, yang baru dibebaskan dari tahanan Rusia pada bulan Juni, ditunjuk sebagai utusan untuk Turki.

“Saya telah menyetujui lebih dari 30 keputusan. Keputusan ini dan keputusan lainnya akan segera dikeluarkan, sesuai dengan prosedur diplomatik,” kata Zelensky.

Surat kabar Kyiv Independent melaporkan: "Pengangkatan tersebut mengikuti perombakan signifikan dalam kerangka diplomatik dan pemerintahan Ukraina awal tahun ini."

Roman Sheremeta, rektor pendiri American University Kyiv, mem-posting di X: "Zelensky telah menunjuk duta besar baru Ukraina untuk Hungaria: profesor Fedir Shandor.

"Shandor telah bergabung dengan tentara pada bulan Februari tahun lalu dan memberikan ceramah kepada para mahasiswanya langsung dari parit selama jeda di antara pertempuran. Seperti inilah keberanian!" tulisnya.

Perombakan korps diplomatik ini terjadi beberapa hari sebelum perang memasuki tahun kritis di mana Kyiv akan berusaha untuk mengonsolidasikan dukungan Barat.

Kyiv Independent melaporkan bahwa pengumuman Zelensky muncul setelah parlemen Ukraina mengonfirmasi Andrii Sybiha sebagai menteri luar negeri baru pada 5 September setelah pengunduran diri Dmytro Kuleba. “Itu semua adalah bagian dari pergeseran tim diplomatik Kyiv di tengah tantangan yang ditimbulkan oleh perang," tulis media tersebut.

Topik Menarik