5 Fakta Perseteruan Antara Doktif dan Richard Lee, Kontroversi Produk Skincare Makin Panas
Perseteruan antara Doktif (Dokter Detektif) dan Richard Lee semakin memanas dan menarik perhatian netizen. Dua figur publik yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung edukasi dan transparansi dalam industri skincare kini saling menyerang, memicu perdebatan sengit di kalangan netizen.
Dari klaim hak cipta hingga tuduhan kriminal, konflik Doktif dan Richard Lee bukan hanya mengungkap ketegangan personal, tetapi juga menyoroti isu-isu serius. Mulai dari terkait etika bisnis, kualitas produk, dan kredibilitas di dunia kecantikan.
Berikut adalah fakta penting yang perlu Anda ketahui tentang perseteruan antara Doktif dan Richard Lee dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/12/2024).
5 Fakta Perseteruan Antara Doktif dan Richard Lee
1. Richard Lee Dicap Kriminal Besar
Ketegangan meningkat ketika Doktif dalam salah satu videonya secara terang-terangan menyebut Richard Lee sebagai kriminal besar. Pernyataan ini tentu saja mengejutkan, terutama mengingat reputasi Richard Lee sebagai dokter yang dihormati.Dorong Penggunaan Bahan Bakar Alternatif, Dirut SIG Dianugerahi Top CEO Indonesia Awards 2024
Tuduhan ini menambah kompleksitas konflik dan membuat masyarakat bingung tentang siapa sebenarnya yang berada di pihak yang benar.
Doktif juga mengimbau publik untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk skincare. Ia menegaskan pentingnya menghindari brand yang terlibat dalam drama atau yang kualitasnya diragukan.
2. Akun TikTok Doktif Hilang
Doktif dikenal melalui TikTok yang berisi konten edukasi tentang skincare dan investigasi produk kecantikan. Namun, akun tersebut tiba-tiba diblokir secara permanen. Dalam video di akun barunya, Doktif mengungkap bahwa penyebabnya adalah klaim hak cipta yang diajukan oleh Richard Lee.Tindakan melaporkan konten Doktif yang memiliki tujuan serupa memunculkan spekulasi tentang motif sebenarnya di balik tindakan tersebut.
3. Richard Lee Diduga Gunakan Produk Brand Lain dan Dijual Lebih Mahal
Salah satu akar permasalahan konflik ini adalah investigasi Doktif terhadap produk DNA salmon milik Richard Lee. Produk ini menjadi subjek kritik tajam setelah ditemukan adanya dugaan praktik repackaging.Dalam investigasi yang dilakukan, Doktif dan Dr. Ika, seorang kolaborator dalam kasus ini, menemukan bahwa produk DNA salmon tersebut memiliki kemiripan mencolok dengan produk dari merek Korea bernama Ripskid. Ketika stiker pada kemasan produk Richard Lee dilepas, terlihat tulisan berbahasa Korea yang identik dengan produk Ripskid.
Praktik repackaging seperti ini tidak hanya melanggar aturan BPOM, tetapi juga dianggap menipu konsumen. "Ini jelas pelanggaran. Brand seperti ini seharusnya diaudit," kata Dr. Ika.
4. Kualitas dan Kemasan Produk Richard Lee Diduga Tidak Sesuai Standar
Selain dugaan repackaging, kualitas produk DNA salmon juga menjadi sorotan. Doktif menemukan bahwa produk ini tidak dilengkapi dengan penutup khusus, sehingga mudah teroksidasi. Dalam salah satu videonya, Doktif menunjukkan perbedaan warna antara produk yang sudah teroksidasi dengan yang masih utuh."Lihat sendiri warnanya berubah. Ini sudah teroksidasi dan tidak layak pakai," jelas Doktif sembari membuang produk tersebut ke depan kamera.
Pernyataan Doktif ini membuat banyak warganet mempertanyakan keamanan produk Richard Lee.
5. Akademik Richard Lee Dipertanyakan
Perseteruan ini tidak hanya menyentuh produk skincare, tetapi juga kredibilitas Richard Lee secara pribadi. Dalam sebuah video, Dr. Felix Zulhendri mengungkap bahwa gelar S3 yang dimiliki Richard Lee dari Atlantic International University (AIU) dianggap ilegal di beberapa negara bagian Amerika Serikat, termasuk Texas.AIU bahkan diketahui pernah dituntut oleh negara bagian Hawaii karena masalah hukum tertentu. "Di zaman sekarang, kredensial bisa dicek dengan mudah. Kenapa kita begitu bodoh sampai tidak memverifikasi hal ini?” papar Dr. Felix.
Tuduhan ini memperkeruh situasi dan memunculkan pertanyaan tentang integritas Richard Lee sebagai dokter.
MG/Patrick Daniel H.W.