AS Jaga Kontak Langsung dengan Penguasa Baru Suriah
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan Washington mempertahankan kontak langsung dengan kelompok terkait al-Qaeda yang berperan penting dalam menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar Assad di Suriah.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memimpin koalisi longgar kelompok oposisi bersenjata yang merebut Damaskus pada 8 Desember, memaksa Assad mengasingkan diri di Rusia.
HTS didirikan sebagai penggabungan beberapa kelompok, termasuk Front Al-Nusra, cabang al-Qaeda di Suriah.
Kepala HTS Ahmed al-Shaara, yang lebih dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani, sebelumnya memimpin Al-Nusra.
HTS terdaftar sebagai organisasi teroris di AS, dengan hadiah aktif sebesar USD10 juta untuk bantuan dalam menangkap al-Julani.
Blinken mengakui adanya kontak dengan HTS selama konferensi pers di Aqaba, Yordania, pada hari Sabtu (14/12/2024).
Ketika ditanya apakah AS telah berkomunikasi dengan kelompok yang saat ini memegang kekuasaan di Damaskus, Blinken menjawab, "Ya, kami telah melakukan kontak dengan HTS dan pihak-pihak lain."
Dia kemudian mengklarifikasi, "Itu kontak langsung, ya." Blinken menegaskan kembali Washington berharap otoritas baru akan "menghasilkan pemerintahan yang inklusif dan representatif," di mana "hak-hak semua warga Suriah, termasuk kaum minoritas dan perempuan, harus dihormati."
Dia menambahkan semua pihak harus mencegah kebangkitan kembali ISIS (IS, sebelumnya ISIS) dan kelompok-kelompok teroris lainnya, dengan menggambarkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika dan dipimpin oleh suku Kurdi sebagai "memainkan peran penting dalam menjalankan misi itu."
Al-Julani telah berupaya mengubah citra kelompoknya menjadi kekuatan yang lebih moderat, dengan mengklaim pandangannya telah berubah.
Selama serangan kilat oposisi terhadap tentara pemerintah, dia berjanji melindungi minoritas etnis dan agama Suriah, termasuk orang Kristen dan Kurdi.
Akan tetapi, sejumlah video mengganggu telah muncul di dunia maya yang menunjukkan berbagai kelompok anti-Assad mengeksekusi tawanan perang dan warga sipil.