Bahlil Pamer Kontribusi Minerba ke PNBP Sektor ESDM: Dulu Rp29 T, Sekarang Rp170 Triliun
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bercerita soal besarnya kontribusi sektor minerba terhadap pendapatan negara, dalam hal ini Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dari total PNBP sektor ESDM, PNBP minerba memberikan kontribusi terbesar.
Bahlil mengungkapkan, secara keseluruhan bahwa pada 2014 silam, minerba hanya memberikan sumbangsih sebesar Rp29 triliun, namun saat ini angkanya tembus menjadi Rp170 triliun.
"Dulu ini tidak terlalu dijadikan sebagai sumber pendapatan negara utama. Tapi sekarang ini 10 persen atau 11 persen dari total pendapatan negara PNBP-nya itu dari sektor minerba," ujar Bahlil dalam acara Minerba Expo yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Bahlil menambahkan, apabila diakumulasikan pada PNBP dari ESDM kepada pendapatan negara itu sebesar Rp300 triliun atau lebih termasuk sektor hulumigas. Kementerian ESDM mencatat realisasi PNBP sektor ESDM tahun 2023 mencapai Rp300,3 triliun, atau 116 dari target yang ditetapkan Rp254 triliun.
Potret Ganteng Sandy Walsh Asyik 'Ngopi Dangdut' di Belgia, Netizen: Gorengannya Mana?
Dari total PNBP sektor ESDM tersebut, PNBP minerba memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar Rp172,96 triliun atau 58.
"Artinya bapak-bapak ibu semua, saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar Kementerian yang menjalankan pasal 33 ini adalah kementerian ESDM. Ini Pasal 33 seluruh kekayaan darat laut maupun udara dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bukan dikuasai oleh pengusaha," tegas Bahlil.
Sebagai informasi, target PNBP Minerba Tahun 2024 berdasarkan Perpres No.76 Tahun 2023 tentang Rincian APBN TA 2024 dan peraturan lainnya dipatok sebesar Rp113,5 triliun
Lebih lanjut Bahlil juga menerangkan bahwa Indonesia sejatinya memiliki sumber daya Minerba yang melimpah dan perlu dimanfaatkan dengan baik. Misalnya untuk produksi batubara Indonesia pada 2023 hampir 800 juta ton dan 600 juta ton diantara di ekspor.
Hal ini berarti, 35 sampai 40 dari total kebutuhan global yang beredar itu kontribusinya dari Indonesia. "Nah ke depan kita akan mendorong batu bara sebagai bagian dari bahan baku yang kita harus dorong hilirisasi," imbuhnya.
Begitu pula dengan komoditas nikel, Bahlil pun mengutip hasil survei Badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) yang memproyeksikan bahwa potensi nikel Indonesia merupakan 42 dari total cadangan nikel dunia."Jadi memang ini adalah sebagai bentuk cadangan kita yang luar biasa sekali," pungkas Bahlil.