Jagoan Perindo Syamsari Kitta Diprediksi Bisa Mengulang Kesuksesan Pilkada Takalar 2017
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Takalar 2024 hanya diikuti dua pasangan calon yakni, Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim (incumbent) dan Muhammad Firdaus (Dg Manye)-Hengky Yasin.
Di atas kertas, pasangan penantang Firdaus-Hengky dinilai bakal memenangkan pertarungan dengan dukungan mayoritas partai politik (parpol) peraih kursi di DPRD Takalar.
Tercatat 10 Parpol peraih kursi di Takalar mengusung pasangan nomor 1 ini di antaranya, Partai Nasdem, PPP, PDIP, Gerindra, PKB, Hanura, PAN, PKS, PSI, Garuda, Golkar, dan Demokrat.
Sementara pasangan nomor 2, Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim yang merupakan incumbent Takalar hanya diusung tiga parpol yakni, Partai Gelora, PBB, dan Partai Perindo.
Dengan dukungan mayoritas parpol itu, maka wajar jika hasil survei menempatkan pasangan penantang unggul. Berdasarkan hasil survei lembaga survei, PT Indeks Politika Indonesia (IPI), pasangan Muhammad Firdaus-Hengky Yasin berada di angka 49,4 sementata Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim Nojeng 40,8.
Direktur PT IPI Suwardi Idris Amir menyebutkan, pihaknya telah melakukan survei dengan menggunakan sampel 880 dengan metodologi multiseluler dengan margin of eror 3,2 dengan tingkat kepercayaan 25.
"Di sini menariknya kita hanya menggambarkan dari segi elektabilitas saja karena kalau popularitas mereka semua sudah populer karena dari segi popularitas mereka rata-rata sudah diangka 90, dan tingkat kesukaan juga rata-rata mencapai 80," katanya, saat menjadi narasumber dalam diskusi publik di Makassar, Sulsel, Selasa (19/11/2024).
Suwadi menyampaikan bahwa hasil riset di lapangan, paslon Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim dengan paslon Muhammad Firdaus-Hengky Yasin tidak beda jauh dari segi elektabilitas.
"Pasangan Firdaus-Hengky ini berada di angka 49,4 kemudian Syamsari-Natsir 40,8. Diakui Syamaari memang ada kenaikan karena sebelumnya hanya bermain di angka 34. Sementara yang belum menjawab atau merahasiakan pilihannya masih ada 9,8," ucapnya.
Dari temuan di lapangan, kata Suwadi, ada hal yang menarik dari segi survei Pilkada 2024 dibandingkan Pilkada 2017. Pada saat itu, Syamsari tertinggal 8 dari lawannya Burhanuddin Baharuddin tetapi dia membalikkan keadaan dengan menang tipis di hasil akhir. Saat itu, Burhanuddin Baharuddin sudah berada di angka 50-an, sementara Syamsari Kitta 41 atau 42 di Pilkada Takalar 2017.
"Kondisi saat ini agak mirip karena selisihnya juga kurang lebih hampir 8 berdasarkan pengalaman 2017 lalu," ungkapnya.
Karena itu, kata dia, paslon Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim memiliki potensi dan masih sangat terbuka besar bisa memenangkan pertarungan. "Kami yakin Syamsari bisa mengulang kesuksesan di Pilkada 2017 lalu," katanya.
Apalagi kata dia, paslon Firdaus-Hengky yang didukung kekuatan besar dan partai mayoritas ditambah kekuatan besar di belakangnya hingga kini surveinya belum mencapai 50.
"Ini bisa mengejar dan mengalahkan jika masyarakat bisa betul-betul menentukan pilihan yang sesuai dengan hati nurani karena kedua-duanya memiliki peluang yang sama," bebernya.
Meski demikian, pihaknya mengakui masih cukup banyak orang yang meragukan Syamsari Kitta karena dianggap belum maksimal sebagai bupati sebelumnya, namun pihaknya berdalih hal itu disebabkan pandemi COVID-19 yang mendera saat itu.
Suwadi menandaskan salah satu keuntungan paslon Syamsari-Natsir keduanya membawa isu kedaerahan (primordial) yang mengklaim diri sebagai orang asli Takalar. Selain isu tersebut, pasangan Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim dinilai pasangan komplet dan berpengalaman di pemerintahan, karena Syamsari merupakan Bupati Takalar 2017, sementara calon wakilnya, Natsir Ibrahim adalah mantan wakil bupati Takalar periode sebelumnya yang juga putra mantan bupati dua periode Ibrahim Rewa.
"Keduanya (Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim) merupakan pasangan yang sudah berpengalaman di pemerintahan, mantan bupati dan mantan wakil bupati. Jadi peluang menang masih terbuka lebar," kata pengamat politik dari Unismuh Makassar, Ridwan Pawallang yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut.
Diskusi politik ini tidak hanya menghadirkan Direktur Eksekutif PT IPI Suwadi Idris Amir dan Pengamat Politik Unismuh Ridwan Fawallang, tetapi juga Tokoh Literasi dan penulis nasional Bachtiar Adnan Kusuma dan Direktur PT GSI Muhammad Ridwan Saleh.
Bachtiar menambahkan, meski Syamsari Kitta dinilai tidak maksimal dalam memimpin di periode sebelumnya, namun perlu dicatat bahwa dia juga telah mampu membawa keberhasilan bagi Takalar yakni di bidang pendidikan dan keagamaan.