Terlilit Utang Rp17 Triliun, Maskapai Penerbangan AS Tiba-tiba Bangkrut
Maskapai penerbangan asal Florida, Amerika Serikat (AS) Spirit Airlines mengumumkan mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Senin (18/11), setelah berjuang dengan kerugian utang yang terus bertambah dan merger yang gagal selama masa jeda pascapandemi.
Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan di pasar saham bahwa mereka telah mendapatkan kesepakatan yang telah diatur sebelumnya dengan para pemegang obligasi yang mencakup pembiayaan sebesar USD300 juta untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dengan rencana untuk mengakhiri kebangkrutan pada kuartal I-2024.
Penjualan tiket dan semua operasi lainnya akan berlanjut seperti biasa, kata perusahaan dalam pernyataannya, yang dikeluarkan hanya 10 hari sebelum rekor jumlah pelancong yang diperkirakan akan mengudara pada hari Thanksgiving.
"Saya senang kami telah mencapai kesepakatan dengan supermayoritas pemegang obligasi loyalitas dan obligasi konversi kami mengenai rekapitalisasi komprehensif perusahaan, yang merupakan mosi percaya yang kuat terhadap Spirit dan rencana jangka panjang kami," ujar CEO dan presiden Spirit Airlines, Ted Christie, dalam sebuah pernyataan dikutip dari NBC News, Selasa (18/11/2024).
"Hal yang paling penting untuk diketahui adalah bahwa Anda dapat terus memesan dan terbang sekarang dan di masa depan," kata Christie dalam sebuah surat kepada para pelanggan.
Perusahaan yang berbasis di Dania Beach, Florida ini telah menangguhkan pembayaran utang sebesar USD1,1 miliar atau setara Rp17 triliun hingga tahun depan dan terakhir kali mendapatkan keuntungan pada 2019.
Kesepakatan ini disertai dengan komitmen investasi ekuitas sebesar $350 juta dari para pemegang obligasi, yang setara dengan USD795 juta utang yang belum dibayar.
Harga saham perusahaan turun dari USD3,22 menjadi USD1,15 minggu lalu setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan sedang bersiap-siap untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan, dan ditutup pada USD1,07 pada hari Jumat.
Perusahaan ini telah mengalami beberapa tahun yang penuh gejolak, dengan penarikan kembali mesin pada 2023 dan hakim Pengadilan Distrik AS yang memblokir rencana merger senilai USD3,8 miliar dengan JetBlue pada bulan Januari. Bulan lalu, Spirit mengatakan akan memangkas jumlah karyawan dan menjual 23 pesawat yang lebih tua untuk menghemat USD80 juta.
Para analis industri mengatakan pada saat itu bahwa keputusan pengadilan membuat Spirit tidak memiliki banyak pilihan selain menghadapi restrukturisasi dan kebangkrutan. Maskapai penerbangan mengalami kebangkrutan penyebabnya nyaris serupa, yakni tertekan beban utang.