Bos BI Ungkap Efek Trump Menang: Dolar AS Terus Menguat, Suku Bunga Tinggi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menerangkan, kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS, bisa membuat dolar AS menguat, hingga suku bunga AS tetap tinggi atau higher for longer.Sejauh ini Trump berpeluang menjadi Presiden AS kembali usai unggul dalam hitung cepat melawan rivalnya Kamala Harris.
"Kita monitoring perkembangan Pemilu di AS yang perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami juga melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar itu akan kuat, suku bunga Amerika akan tetap tinggi, dan tentu saja perang dagang masih berlanjut," jelas Perry dalam rapat kerja Komisi XI DPR, Rabu (6/11/2024).
Perry menjelaskan, dinamika ini akan berdampak kepada seluruh negara emerging market atau berkembang, termasuk Indonesia dan diperkirakan memberkan tekanan pada nilai tukar rupiah. Kemudian tambah Perry, juga akan berdampak terhadap arus modal serta berpengaruh pada dinamika ketidakpastian pasar keuangan.
“Dinamika ini yang akan berdampak ke seluruh negara khususnya emerging market, termasuk Indonesia, yaitu satu tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga adalah bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan,” ungkap Perry.
Dengan demikian, untuk mengantisipasi potensi risiko dari menangnya Trump dalam Pilpres AS itu, Perry mengatakan, BI akan bersama pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dan pasar keuangan, sambil terus mendukung laju pertumbuhan ekonomi.
"Ini yang kemudian kita harus respons secara hati-hati, Bank Indonesia untuk itu terus menyampaikan komitmen kami menjaga stabilitas dan turun dukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK," ujar Perry.