HLF MSP dan IAF Perkuat Posisi Indonesia dan Solidaritas Global
Kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 telah menghasilkan berbagai kesepakatan penting. Forum ini memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional serta menghidupkan kembali semangat solidaritas antarnegara, khususnya di Asia dan Afrika.
Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan (Dit Polhukam), bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, menyelenggarakan Forum Literasi Politik, Hukum, dan Keamanan Digital (FIRTUAL) dengan tema Menguatkan Solidaritas Global: HLF MSP dan IAF ke-2 dan Peran Indonesia di Kancah Internasional.
Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM Komdigi, Astrid Ramadiah Wijaya, mengungkapkan harapan bahwa forum ini akan menghidupkan kembali semangat persaudaraan Asia-Afrika dan mendorong adopsi solusi digital demi pembangunan berkelanjutan.
"Kegiatan ini diharapkan akan menghidupkan kembali semangat persaudaraan dan solidaritas antarnegara Asia dan Afrika, serta mendorong upaya kolektif dalam mengadopsi solusi digital yang mendukung pembangunan berkelanjutan," ungkap Astrid, Rabu (6/11/2024).
Astrid juga menegaskan bahwa HLF MSP dan IAF ke-2 menjadi wadah penting untuk memperkuat kemitraan lintas sektor guna mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Ia menekankan bahwa Indonesia menegaskan kembali peran penting Global Selatan sebagai penggerak perubahan, berdasarkan Bandung Spirit yang lahir dari Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955.
"Bandung Spirit terus menjadi landasan kuat dalam membangun solidaritas dan kolaborasi di antara negara-negara berkembang di berbagai sektor, seperti ekonomi, pembangunan, dan social," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Pantri Muthriana Erza Killian, menyoroti posisi Indonesia sebagai bridge-builder yang berperan aktif dalam menghubungkan berbagai kepentingan di kancah internasional.
"Semakin besarnya peran Indonesia, biasanya diikuti dengan ambisi yang semakin besar. Indonesia memiliki kepentingan dalam memenuhi ekspektasi domestik, memastikan stabilitas politik dan keamanan, serta menjamin kontinuitas pemerintahan," kata Pantri.
Selain itu, Nur Kholis, seorang Key Opinion Leader (KOL) yang akrab disapa Koko menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menyuarakan pesan-pesan perdamaian di platform digital. Ia menegaskan bahwa pengaruh di media sosial tidak tergantung jumlah pengikut, namun pada dampak positif yang diberikan.
"Kita tidak perlu punya banyak followers untuk bisa menyebarkan sesuatu yang positif di media sosial. Tidak perlu ragu, karena lingkungan kita semua di sana. Bukan sekadar pengaruh besar atau kecil, namun pengaruh apa yang sudah kita kasih," katanya.
Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi global yang kuat, HLF MSP dan IAF ke-2 mempertegas komitmen Indonesia dalam memperkuat solidaritas internasional dan memajukan pembangunan berkelanjutan bagi kawasan Asia dan Afrika.