Prabowo dan Jokowi Dukung Ridwan Kamil-Suswono, Gerindra: KIM Plus Solid Menangkan RIDO di Pilkada Jakarta
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman buka suara pascapertemuan Ridwan Kamil dengan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Jumat (1/11/2024).
Ia menyebut, pertemuan itu menjadi penegasan bahwa Prabowo dan Jokowi kompak mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di pilkada Jakarta.
Habiburokhman menegaskan, sejak awal Prabowo dan Jokowi sudah mendukung Ridwan Kamil dalam kontestasi politik di Jakarta.
”Memang sudah tegas, memang sejak awal sudah tegas. Baik Pak Jokowi maupun Pak Prabowo mendukung Pak Ridwan Kamil,” kata dia saat diwawancarai, Jumat (1/11/2024).
Menurut Habiburokhman, topik soal Pilkada Jakarta tentu menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan tersebut. Tatarannya ada pada nasihat dan pesan.
Prabowo sebagai presiden dan Jokowi sebagai figur yang pernah menjadi gubernur Jakarta. Legislator yang kini dipercaya menjadi Ketua Komisi III DPR itu meyakini bahwa Ridwan Kamil mendapat banyak masukan dari kedua tokoh tersebut.
"Mungkin beliau menyampaikan nasihat-nasihat, wejangan, kepada Pak Ridwan Kamil bagaimana memaksimalkan struktur pemenangan dan bagaimana kelak ketika sudah mendapat kepercayaan menjadi gubernur Jakarta,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Habiburokhman menipis isu yang menyebutkan KIM Plus di Jakarta tidak solid. Menurut dia, KIM Plus di Jakarta sangat solid. Mereka fokus bekerja untuk memenangkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang didukung dan diusung oleh partai-partai koalisi pemerintah.
”Sangat Solid sekali. Pak Prabowo dengan tegas, amat sangat tegas mendukung Pak Ridwan Kamil,” kata dia.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan pertemuan antara Ridwan Kamil dengan Prabowo dan Jokowi sangat menguntungkan pasangan RIDO.
Prabowo yang sudah menjadi presiden sampai turun tangan untuk turut serta memberi dukungan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 itu.
”Dalam politik ya sah-sah saja. Yang dilarang (memberikan dukungan) adalah ASN dan pihak-pihak yang harus netral. Kalau presiden, menteri, mantan presiden, yang tidak dilarang undang-undang, sah-sah saja,” ujarnya.