Al Malhamah Kubra, Perang Besar Akhir Zaman antara Kaum Muslim dan Nasrani

Al Malhamah Kubra, Perang Besar Akhir Zaman antara Kaum Muslim dan Nasrani

Terkini | sindonews | Jum'at, 18 Oktober 2024 - 12:45
share

Al Malhamah Kubra adalah perang besar di akhir zamanyang merupakan salah satu tanda dari akan datangnya hari kiamat. Itu adalah perang antara kaum Muslim dan Nasrani.

Dikutip dari buku "Al-Malhamah al-kubra : Ketika nubuwah yang dijanjikan itu tiba, akankah kita kembali ke zaman unta?" disebutkan jika salah satu nubuwat menakjubkan yang akan terjadi di akhir zaman adalah Al-Malhamah Al-Kubra, sebuah pertempuran paling mendebarkan antara pasukan Al-Mahdi dan Komando Romawi Bani Asfar.

Sisi lain yang menakjubkan dari Al-Malhamah Kubra adalah lantaran ia akan terjadi di Suriah. Dalam hadits, telah disebutkan sebagian tanda akhir zaman yang diantaranya akan terjadi satu peristiwa besar di wilayah yang bernama Ghouta, Suriah.

[arabOpen]عن أبي الدرداء رضي اللَّه عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «إن فسطاط المسلمين يوم الملحمة بالغوطة إلى جانب مدينة يقال لها: دمشق، من خير مدائن الشام» (أخرجه أحمد [21725]، وأبو داود [4298)[arabClose]

Dari Abu Darda radiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullaah SAW bersabda : “Sesungguhnya tempat berlindung kaum Muslimin pada hari huru hara adalah di Ghouta, sebelah kota yang disebut sebagai Damaskus. Tempat itu adalah salah satu tempat terbaik wilayah Syam.” (HR. Ahmad No. 21725, Abu Dawud No. 4298)

Gambaran Perang Al Malhamah Kubra

Perang Al Malhamah Kubra bukanlah perang yang kisa ketahui di masa modern dengan menggunakan senjata api dan kendaraan lapis baja, melainkan kembali ke zaman primitif dengan menggunakan kuda, pedang dan tombak.

Sehingga manusia akan kembali ke zaman unta, abad kegelapan yang tidak pernah dibayangkan oleh manusia saat ini.

Hal yang mengejutkan adalah bahwa manusia seluruh dunia juga akan kembali ke abad kegelapan, tanpa listrik dan penerangan, tanpa mesin dan alat-alat elektronik, tanpa mobil dan pesawat, mirip sebagaimana manusia-manusia zaman dahulu.

Peperangan ini terjadi antara kaum nasrani melawan penduduk Syam yang kemudian dibantu oleh tentara dari kota Madinah. Dan kaum muslimin akan mendapatkan kemenangan sebagaimana disebutkan dalam riwayat shahih.

[arabOpen]لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِاْلأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقٍ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ، مِنْ خِيَارِ أَهْلِ اْلأَرْضِ يَوْمَئِذٍ، فَإِذَا تَصَافُّوا، قَالَتِ الرُّومُ: خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لاَ وَاللهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا، فَيُقَاتِلُونَهُمْ، فَيَهْزُمُ ثُلُثٌ لاَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا، وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللهِ، وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ لاَ يُفْتَنُونَ أَبَدًا، فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطَنْطِينِيَّةَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ، إِذْ صَاحَ فِيهِمُ الشَّيْطَانُ: إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِـي أَهْلِيكُمْ، فَيَخْرُجُونَ، وَذَلِكَ بَاطِلٌ، فَإِذَا جَاءُوا الشَّأْمَ، خَرَجَ فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ، إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ[arabClose]

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga bangsa Romawi datang ke A’maq dan Dabiq, lalu pasukan dari Madinah datang menghadang mereka. Mereka termasuk penduduk bumi yang terbaik waktu itu.

Ketika mereka telah berbaris, bangsa Romawi berkata, “Biarkanlah antara kami dan orang yang tertawan dari kalangan kami sehingga kami dapat membunuh mereka.”

Kemudian kaum muslimin berkata, “Demi Allah, kami tidak akan membiarkan antara kalian dengan saudara-saudara kami (tawan dari bangsa Romawi yang telah masuk Islam),”

Lalu (kaum muslimin) memerangi mereka. Sepertiga dari mereka kalah dan lari kocar-kacir, Allah tidak menerima taubat mereka selamanya, sepertiga dari mereka terbunuh, mereka adalah sebaik-baiknya syuhada di sisi Allah, sepertiga-nya melakukan penaklukan, mereka tidak akan terkena fitnah untuk selamanya.

Akhirnya mereka dapat menaklukkan Konstantinopel. Ketika mereka sedang membagikan harta rampasan perang dan menggantungkan pedang-pedang mereka di atas pohon zaitun, tiba-tiba saja syaitan berteriak, ‘Sesungguhnya al-Masih (ad-Dajjal) telah mendatangi keluarga kalian,’

Kemudian mereka keluar, akan tetapi hal itu tidak benar. Selanjutnya mereka datang ke Syam, ternyata dia (Dajjal) keluar. Ketika mereka sedang mempersiapkan diri untuk perang, mereka meluruskan barisan, tiba-tiba iqamat untuk shalat dikumandangkan, saat itulah ‘Isa bin Maryam Alaihissalam turun.” (HR Muslim : 2897).

Dalam riwayat yang lain disebutkan malhamah kubra ini terjadi selama tiga hari. Sehingga kita tidak boleh memastikan bahwa apa yang terjadi di Ghouta hari ini adalah malhamah kubra atau perang besar di akhir zaman yang disebutkan dalam riwayat-riwayat tersebut di atas. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid menyatakan :

[arabOpen]ولا يجوز الجزم بتنزيل الأحاديث الصحيحة على واقع يراه الباحث مناسباً للحديث دون ضوابط ، وهذا ليس صنيع ا لمحققين من أهل العلم ؛ إذ هو غيب لا يَدري عن حقيقته أحد ، وما يراه الباحث من الوقائع مناسباً في زمانه قد يأتي ما هو أنسب منه في زمانٍ بعده ، فقول الكاتب إن العدو الذي يقاتله المسلمون والنصارى هم الصين وروسيا وإيران : هو من علم الغيب ، ولا يحل لأحدٍ أن يجزم به ، وهو ما وقع به مؤلف كتاب ” هرمجدون ، آخر بيان يا أمة الإسلام ” ، المدعو : أمين محمد جمال الدين ص 7 ،[arabClose]

“Tidak boleh memastikan menurunkan hadits-hadits shahih untuk realita yang disaksikan oleh penulis bahwa hadits tersebut cocok dengan realita dengan tanpa memperhatikan dhowabit. Ini bukan merupakan perbuatan para peneliti dari kalangan para ahli ilmu. Karena hadits-hadits ini adalah perkara ghaib yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapapun.

Suatu kejadian yang dilihat oleh seorang peneliti mencocoki hadits, terkadang ada kejadian lain lagi yang jauh lebih cocok pada zaman setelahnya. Maka ucapan penulis bahwa musuh yang dihadapi kaum muslimin dan nasrani adalah bangsa Cina, Rusia dan Iran adalah merupakan urusan ghaib.

Tidak boleh bagi siapapun untuk memastikannya (bahwa musuh yang disebut dalam hadits tersebut adalah Cina, Rusia dan Iran-pent). Kesalahan inilah yang dilakukan oleh penulis buku “Armageddon penjelasan terakhir wahai umat Islam” yang bernama Amin Muhammad Jamaludin pada hal. 7 dan 49.”

Itulah menjelasan dari Al Malhamah Kubra, perang akhir zaman antara umat Muslim dan Nasrani dengan menggunakan peralatan primitif.

Baca juga:Perang Jelang Kiamat, Pasukan Berkuda Islam Terbaik Taklukkan Bangsa Romawi

Topik Menarik