Penyakit Misterius dan Perjuangan Dakwah Ayah Sunan Giri di Bumi Blambangan

Penyakit Misterius dan Perjuangan Dakwah Ayah Sunan Giri di Bumi Blambangan

Infografis | sindonews | Rabu, 25 September 2024 - 07:06
share

Sunan Giri menjadi salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sosoknya mungkin dikenal masyarakat luas, tapi hal berbeda ketika berbicara mengenai Syekh Maulana Ishak, ayah dari Sunan Giri yang belum banyak orang mendengarnya.

Sebelum Sunan Giri menjadi penyebar agama Islam di Pulau Jawa, sang ayah itu menjadi penyebar agama di Banyuwangi, wilayah paling timur Pulau Jawa yang berbatasan dengan Pulau Bali. Syekh Maulana Ishak sendiri merupakan ulama keturunan Arab yang berasal dari Pasai, Aceh.

Baca juga:Karamah Sunan Gunung Jati, Hidupkan Ayam yang Dipanggang dan Jadikan Ki Kuwu Memeluk Islam

Beliau lantas berkelana mengembara hingga Pulau Jawa demi misi menyebarkan Islam di timur Pulau Jawa tersebut. Ia mendapat tugas dari Sunan Ampel untuk berdakwah di Bumi Blambangan, Banyuwangi. Apalagi antara Sunan Ampel dan Syekh Maulana Ishak juga merupakan saudara sepupu dan telah bersahabat sejak lama.

"Hal ini yang membuat Maulana Ishak menerima permintaan Sunan Ampel untuk menyebarkan Islam di Blambangan," demikian dikutip dari buku "Sunan Giri" dari tulisan Umar Hasyim dikutip, Rabu (25/9/2024). Saat itu di Banyuwangi masih dihuni penduduk mayoritas Hindu dan Buddha yang begitu kental.

Sesampainya di Blambangan, Maulana Ishak yang mengetahui beratnya memulai menyebarkan Islam kemudian berdoa dan bertafakur kepada Allah SWT di sebuah tempat. Tempat itu konon kini diberi nama Gunung Selangu. Di situlah ayah dari Sunan Giri memanjatkan doa dan meminta petunjuk agar masyarakat bumi Blambangan bisa memeluk agama Islam.

Tak berselang lama, daerah Blambangan sempat diserang wabah penyakit atau pagebluk dan bahaya kelaparan. Konon banyak rakyat Blambangan yang akhirnya mati kelaparan atau mati terserang penyakit misterius.

Baca juga:Kapolri Mutasi 17 Pamen Polri Jadi Kapolres, Ini Daftar Namanya

Penderitaan cukup lama berlarut-larut sehingga tidak dapat dikendalikan. Bahkan penyakit itu juga menyerang pejabat istana dan keluarga Kerajaan Blambangan. Bahkan dari sekian banyak orang di sana, putri Raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu pun terserang penyakit ganas yang belum ditemukan obatnya itu.

Topik Menarik