KPK Sita Rumah Senilai Rp3,5 Miliar di Jakarta Terkait Kasus TPPU Eks Gubernur Malut

KPK Sita Rumah Senilai Rp3,5 Miliar di Jakarta Terkait Kasus TPPU Eks Gubernur Malut

Nasional | sindonews | Rabu, 11 September 2024 - 17:00
share

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita rumah di Jakarta senilai Rp3,5 miliar. Penyitaan tersebut terkait kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) eks Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK).

"Pada hari ini Rabu (11/09/2024) KPK telah melakukan penyitaan 1 bidang tanah dan bangunan (rumah) di wilayah Jakarta dengan taksiran senilai Rp3.5 miliar. Penyitaan dilakukan terkait penanganan perkara TPPU tersangka AGK," Juru Bicara KPK Tessa Mahardika, Rabu (11/9/2024).

Namun, Tessa tidak menjelaskan secara detail perihal lokasi dari rumah yang dilakukan penyitaan itu. Termasuk penggunaan rumah yang dimaksud.

Baca juga: KPK Periksa Ketua DPRD Malut terkait TPPU Abdul Gani Kasuba

Sekadar informasi, KPK mengembangkan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang menjerat Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba. KPK menetapkan AGK tersangka dugaan TPPU. Diketahui, AGK sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka suap dalam proyek infrastruktur di Malut oleh KPK.

"Melalui penelusuran data dan informasi maupun keterangan para pihak yang diperiksa Tim Penyidik, didapatkan kecukupan alat bukti adanya dugaan TPPU yang dilakukan AGK selaku Gubernur Maluku Utara," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Kamis, 9 Mei 2024.

Baca juga: Profil Gusti Chairunnysa Kusumayuda, Puteri Indonesia Maluku 2022 yang Terima Uang dari Eks Gubernur Maluku Utara

Ali melanjutkan, Lembaga Antirasuah telah mengantongi bukti awal dalam penetapan tersangka tersebut. AGK menurut Ali, membeli sejumlah aset yang kemudian disamarkan dengan mengatasnamakan orang lain yang jumlahnya diduga mencapai ratusan miliar.

"Bukti awal dugaan TPPU tersebut yaitu adanya pembelian dan menyamarkan asal usul kepemilikan aset-aset bernilai ekonomis dengan mengatasnamakan orang lain dengan nilai awal diduga sekitar lebih dari Rp100 miliar," ujarnya.

Topik Menarik