Tagihan Listrik Rp8,8 Triliun! Israel Pakai Pajak Palestina untuk Bayar Utangnya

Tagihan Listrik Rp8,8 Triliun! Israel Pakai Pajak Palestina untuk Bayar Utangnya

Berita Utama | sidoarjo.inews.id | Selasa, 14 Januari 2025 - 18:10
share

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Israel menggunakan pendapatan pajak yang dikumpulkan Otoritas Palestina untuk melunasi utang hingga 2 miliar shekel atau setara USD544 juta (Rp8,8 triliun) kepada Perusahaan Listrik Israel (IEC).

Diketahui jika Israel mengambil pajak atas barang-barang yang melintasi wilayah Israel menuju Tepi Barat yang diduduki Otoritas Palestina. Kemudian mentransfer pendapatan pajak tersebut ke Ramallah sesuai dengan kesepakatan lama antara kedua pihak.

1. Pemerintah Palestina Kementerian Keuangan Palestina menyatakan telah menyetujui pencairan sebagian dana dari rekening yang disimpan sejak Januari lalu sebesar 1,5 miliar shekel, menyebut uang tersebut sebagai "tindakan hukuman terkait dukungan keuangan pemerintah untuk Gaza."

Kementerian tersebut menyebutkan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan, 767 juta shekel dari dana yang disimpan di Norwegia akan digunakan untuk membayar perusahaan bahan bakar Israel untuk pembelian bahan bakar mingguan dalam beberapa bulan mendatang. Jumlah yang sama juga akan digunakan untuk melunasi utang terkait listrik yang dimiliki perusahaan distribusi Palestina kepada IEC.

Smotrich menentang pengiriman dana ke Otoritas Palestina, yang menggunakan uang tersebut untuk membayar upah sektor publik. Ia menuduh Otoritas Palestina mendukung serangan 7 Oktober di Israel yang dipimpin oleh gerakan Islamis Hamas, yang menguasai Gaza.

Saat ini, Otoritas Palestina hanya membayar gaji pegawai sektor publik sebesar 50-60 dari besaran gaji keseluruhan. Israel juga memangkas dana yang setara dengan jumlah total pembayaran martir, yaitu uang yang dibayarkan Otoritas Palestina kepada keluarga militan dan warga sipil yang dibunuh atau dipenjara oleh otoritas Israel.

 

2. Perang di Gaza Sejak serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, awal perang di Gaza. Smotrich menahan sejumlah uang sebesar 800 juta shekel yang seharusnya dialokasikan untuk biaya administrasi di Gaza. Dana tersebut dibekukan disimpan di Norwegia. Menurut Smotrich uang tersebut akan digunakan untuk melunasi utang sebesar 1,9 miliar shekel kepada IEC.

"Prosedur ini diterapkan setelah sejumlah tindakan anti-Israel, termasuk pengakuan sepihak Norwegia terhadap negara Palestina," kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, dikutip dari okzone.com melalui VOA Indonesia pada Selasa (14/1/2024).

"Utang Otoritas Palestina kepada IEC menyebabkan pinjaman dan suku bunga yang tinggi, serta merusak kredit IEC, yang pada akhirnya dibebankan kepada warga negara Israel," ujar Smotrich.

3. Dikuasai Israel Kementerian Keuangan Palestina mengatakan 2,1 miliar shekel masih ditahan oleh Israel, sehingga total dana yang ditahan menjadi lebih dari 3,6 miliar shekel pada 2024. Israel, kata pihak kementerian, mulai memotong rata-rata 275 juta shekel setiap bulan dari pendapatan pajaknya sejak Oktober 2023, yang setara dengan alokasi bulanan pemerintah untuk Gaza.

"Hal ini memperburuk krisis keuangan, karena pemerintah terus mentransfer alokasi ini langsung ke rekening pegawai negeri di Gaza," kata kementerian tersebut. Kementerian menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan mitra internasional untuk memastikan pencairan dana ini secepatnya. iNewsSidoarjo

Topik Menarik