SRECharged Disambut Ramah, Mahasiswa Tiga Universitas Minati Motor Listrik

SRECharged Disambut Ramah, Mahasiswa Tiga Universitas Minati Motor Listrik

Ekonomi | serpong.inews.id | Sabtu, 9 November 2024 - 08:10
share

JAKARTA, iNewsSerpong.id -- Penggunaan kendaraan listrik di Indonesia didukung anak muda dengan antusias, khususnya motor elektrik. Faktanya, sepanjang Agustus hingga Oktober 2024, digelar kampanyeSRECharged mendapat respons positif.

Kegiatan ini disambut ramah olehkalangan mahasiswa, yaitu di Universitas Udayana Bali,UniversitasPertamina JakartadanInstitut Teknologi Bandung (ITB). Kampanye tersebut bertujuan mengakselerasi konversi motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik yang ramah lingkungan.

SRECharged adalah program yang diluncurkan oleh Society Renewable Energy (SRE), sebuah komunitas anak-anak muda terbesar di Indonesia, yang memiliki perhatian pada penggunaan energi baru terbarukan.

Saat ini, SRE sudah menjadi student chapter di lebih dari 50 kampus seluruh Indonesia, dengan member teregister mencapai 4 ribuan anak muda.

United Nations Development Programme

Kegiatan SRECharged mendapatkan dukungan penuh Kementerian ESDM RI dan lembaga internasional UNDP (United Nations Development Programme) sertaproyekENTREV (Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia).

Peluncuran SRECharged dilakukan di Universitas Udayana, Bali pada 10 Agustus 2024, berlangsung sangat meriah dandihadiri berbagai elemen masyarakat. Mahasiswa dan akademisi terlibat aktif dalam kegiatan ini.

Diskusi panel di Bali menghadirkan narasumberdari sektor pemerintah danpenggiatenergi,yaituMPDwinugroho (Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan ESDM)sertaZagy Yakana Berian (Pendiri SRE).

Dwinugrohomengatakan, keberhasilan upaya percepatan transisi energi di Indonesia membutuhkan dukungan dan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah membutuhkan dukungan dari akademisi, industri dan masyarakat.

Sementara Zagy Yakana Berian menyampaikan bahwagenerasi muda memiliki peran kunci dalam proses transisi energi. Karenanya, dia mengajak anak-anak muda untuk terlibat langsung.

Salah satunya memberikan dukungan untuk mengkonversi motor-motor berbahan bakar bensin asal fosil menjadi motor listrik. Mengapa konversi motor ini penting, karena kendaraan ini sangat umum dan biasa digunakan sebagai alat transport mahasiswa.

Denganmengkonversi motornya, maka mahasiswa tidak lagi berperan sebagai konsumen tetapi menjadi penggerak transformasi energi untuk Indonesia yang lebih bersih.

Mahasiswa rupanya sangat tertarik dengan penggunaan motor listrik. Booth yang menampilkan showcase motor listrik dari berbagai merk ramai diuji coba oleh mereka.

Mahasiswa diberi kesempatan melakukan tes drive motor listrik, sekaligusberdialog dan berinteraksi langsung dengan perwakilan industri, akademisi dan pihak pemerintah yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Semua mahasiswa yang mencoba mengendarai motor listrik mengaku merasakan kehandalan dan kenyamanannya. Mereka juga bertanya dan menggali lebih dalam mengenai penggunaan motor listrik.

Road show SRECharged lalu berlanjut ke Jakarta. Pada 11 September 2024 dilangsungkankegiatan sejenis di Universitas Pertamina, dengan tema: Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterei oleh Generasi Muda.

Rektor Universitas Pertamina, ProfDrIrWawan Gunawan AKadirsaatmembukakegiatan itumenekankan bahwa transisi ke kendaraan listrik adalah langkah sangat pentinguntukmengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Khususnya konversi motor listrik, karena motor adalah modatransportasi utama bagi sebagian besar masyarakatdi Indonesia.

Talkshow di Universitas Pertamina menghadirkan sejumlah narasumber. Selain akademisi dari Pertamina, juga ada peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional),dan dari kalangan industri yaitu Volta Indonesia.

BRIN menekankan pentingnya riset dan inovasi dalam mendukung transisienergi. Sementara Volta Indonesia berbagi pengalaman dalam mengembangkan dan memasarkan motor listrik di tengah dominasi kendaraan konvensional berbahan bakar minyak.

CEO Volta Indonesia,Okie Octavia Kurniawanmengatakan,kesuksesan adopsi motor listriktergantung pada kepercayaan publik dan dukungan pemerintah. Diamenggarisbawahipentingnya membangunkesadaran dan edukasi, juga dukungan konkretdari Pemerintahberupa kebijakan yang menguntungkan konsumen, seperti insentif harga dan keringanan pajak.

Selanjutnya,SREChargedyang ketiga berlangsungdiBandung, yaitu di kampus ITB (Institut Teknologi Bandung),pada 14 Oktober 2024.Kegiatannya bertema:Inovasi Teknologi dan Masa Depan Konversi Motor Listrik di Indonesia.

Fokus pembahasan dalam diskusinya adalah tentang inovasi teknologi yang menjadi kunci untuk memperluas adopsi motor listrik di Indonesia, serta peran generasi muda sebagai pelopor transisi energi.

Direktur Kemahasiswaan ITB, Dr G Prasetyo Adhitama, yang membuka kegiatan tersebut memberikan apresiasinya kepada anak-anak muda yang telahberperan dalammendukung pencapaian Net Zero Emission pada tahun 2060,sesuai targetPemerintah Indonesia.

Talkshow di kampus Ganesha ini menghadirkan cukup banyak narasumber. Yaitu dari Kementerian ESDM, akademisi ITB dan Komunitas motor di Bandung.

HadirCiptaghani AntasaputradariInstitute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, dan Muhammad Herland Sugiantoro(Ketua Alva Riders Community Bandung).Sedangkan dari Kementerian ESDM hadir Harris ST, MT (Direktur Panas Bumi dari Direktorat Jenderal EBTKE).

Selesai dengan kegiatan roadshow di tiga kota besar Indonesia, SRECharged kini bersiap masuk ke tahap program implementasi. Fokusnya pada konversi motor BBM menjadi motor listrik.


Direktur Teknik dan Lingkungan KetenagalistrikanKementerian ESDM RI, MPDwinugrohosaatmeresmikan peluncuran SRECharged di Universitas Udayana, Jimbaran, Bali.Didampingi Pendiri SRE, Zagy Yakana Berian (kemeja biru gelap). (Foto: Ist)
Topik Menarik