Fiersa Besari Tiba di Timika setelah Evakuasi, Pastikan Keadaannya Baik

Fiersa Besari Tiba di Timika setelah Evakuasi, Pastikan Keadaannya Baik

Seleb | sindonews | Senin, 3 Maret 2025 - 03:20
share

Fiersa Besari akhirnya muncul dan memastikan bahwa dirinya dalam keadaan baik setelah mendaki Puncak Carstensz, Papua. Melalui pernyataan resmi, ia mengungkapkan permintaan maafnya karena baru bisa memberi kabar mengenai situasi di puncak tertinggi di Indonesia itu yang juga dikenal sebagai Puncak Jaya.

Fiersa Besari mengaku bahwa dirinya dan tim yang berada di basecamp Yellow Valley (YV) sangat terkejut dan berduka atas pendaki bernama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono dari Jakarta dan Bandung, meninggal dunia akibat hipotermia saat menuruni Puncak Carstensz pada 1 Maret 2025.

"Saya juga ingin meminta maaf karena baru mengabari perihal situasi Carstensz Pyramid (puncak tertinggi di Indonesia dengan nama lain Puncak Jaya), karena kami yang berada di basecamp Yellow Valley (YV) pun merasa sangat syok dan berduka atas tragedi yang telah terjadi," kata Fiersa dikutip dari Instagram @fiersabesari, Senin (3/3/2025).

Penyanyi 41 tahun itu menjelaskan bahwa ia dan rekannya, Furky Syahroni, baru saja kembali ke Timika, Papua Tengah setelah sempat tertahan di basecamp YV akibat cuaca buruk yang menghambat operasional helikopter, satu-satunya akses resmi ke area tersebut. Meskipun sempat menghadapi tantangan berat, ia memastikan bahwa kondisinya saat ini dalam keadaan stabil dan tidak mengalami gangguan kesehatan yang serius.

 

Foto/Instagram @fiersabesari

"Saat ini, saya dan Furky Syahroni baru timba kembali ke Timika, Papua Tengah (3 Maret 2025) setelah tertahan di YV terkait cuaca buruk yang berdampak pada lalu lintas helikopter (satu-satunya akses resmi ke YV untuk saat ini adalah helikopter). Kondisi kami Alhamdulillah stabil," jelasnya.

Terkait kronologi kejadian, pelantun Celengan Rindu ini memilih untuk tidak terlalu banyak menjelaskan karena berbagai sumber berita telah menyajikan informasi yang cukup lengkap dan kredibel.

Namun, ia menambahkan bahwa dirinya tergabung dalam tim beranggotakan tiga orang, Sementara dua pendaki meninggal, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, merupakan bagian dari tim lain yang terdiri dari empat orang dengan tour operator yang berbeda. Mereka semua didampingi oleh pemandu.

"Untuk kronologi, saya rasa tidak perlu banyak menjelaskan karena sudah banyak sumber berita kredibel yang memberikan informasi. Adapun, jika boleh melengkapi informasi, saya tergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang," ujarnya.

"Sementara Bu Lilie dan Bu Elsa tergabung dalam tim yang terdiri dari empat orang (beda tour operator). Kami ditemani para guide. Selain kami dan tamu-tamu WNA, hari itu (28 Februari 2025) ada juga tamu dari pihak Balai Taman Nasional yang turut mendaki," tambahnya.

Fiersa mengaku baru mengetahui tragedi yang menimpa Lilie dan Elsa, serta tiga pendaki lainnya yang saat itu masih terjebak di area tebing, setelah dirinya tiba di basecamp YV pada 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT. Kabar duka baru diterimanya keesokan paginya, 1 Maret 2025, sekitar pukul 04.00 WIT.

"Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, juga tiga korban lainnya yang pada saat itu masih terjebak di area tebing, baru saya dan Furky Syahroni ketahui setelah kami tiba di basecamp YV (kami tiba 28 Februari 2025 - 22:48 WIT, dapat kabar 1 Maret 2025 - sekitar 04 WIT)," ungkapnya.

Mengetahui hal tersebut, ia bersama tim di YV segera berupaya untuk menghubungi korban yang masih bertahan di tebing dengan menggunakan radio komunikasi agar mereka tetap memberikan respons. Upaya ini terus dilakukan hingga akhirnya para korban berhasil dievakuasi oleh relawan, baik dari tim lokal maupun internasional.

"Kaget dan sedih, tapi bersama orang-orang di YV, mengontak korban yang terjebak dengan menggunakan HT agar tetap merespons, sampai akhirnya mereka dijemput oleh para relawan - baik lokal ataupun internasional - pada tanggal 1 Maret 2025. Alhamdulillah ketiganya selamat, meski sempat kritis," ucapnya.

Lebih lanjut, pemilik nama asli Senju Fiersa Besari itu menegaskan bahwa informasi mengenai kejadian ini dapat ditemukan di berbagai portal berita, dan ia hanya ingin memberikan perspektif pribadi dari sudut pandang serta pengalamannya selama berada di sana. Ia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam proses evakuasi.

"Sekali lagi, keseluruhan kronologisnya bisa dicek di berbagai portal berita. Tulisan ini sebatas pelengkap kronologi dari sudut pandang dan pengalaman saya sendiri (yang bisa diperiksa kembali ke berbagai pihak). Saya juga ingin berterima kasih kepada semua pihak yang sangat suportif dalam proses evakuasi, terutama seluruh kru dan pendaki di YV," bebernya.

Menutup pernyataannya, musisi asal Bandung, Jawa Barat itu berharap agar masyarakat dapat menahan diri dari menyebarkan asumsi atau teori yang tidak berdasar, serta menghindari komentar yang tidak berempati terhadap keluarga korban. Ia mengajak semua pihak untuk mengalihkan energi mereka ke dalam doa dan memberi ruang bagi keluarga serta kerabat yang sedang berduka.

"Akhir kata, saya berharap kawan-kawan dapat menahan jempolnya untuk mengeluarkan asumsi, teori, apalagi komentar nirempati. Pakai energi untuk berdoa. Beri ruang untuk keluarga dan kerabat yang berpulang untuk berduka. Terima kasih banyak atas perhatiannya. Salam lestari, Fiersa Besari," tandasnya.

Topik Menarik