Keluar Zona Nyaman, Cerita Tora Sudiro Pertama Kali Main Film Horor Tanpa Komedi

Keluar Zona Nyaman, Cerita Tora Sudiro Pertama Kali Main Film Horor Tanpa Komedi

Seleb | okezone | Kamis, 27 Februari 2025 - 11:44
share

JAKARTA - Tora Sudiro untuk pertama kalinya terlibat dalam film horor tanpa unsur komedi melalui Janur Ireng. Pengalaman ini menjadi tantangan tersendiri baginya, mengingat selama ini ia lebih dikenal sebagai aktor di film bergenre komedi atau horor-komedi.

"Ini horor pertama yang serius. Selama ini kan horor tapi ada komedinya," ujar Tora Sudiro di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Suami Mieke Amalia ini mengaku sempat terkejut saat pertama kali ditawari membintangi film horor murni. Pasalnya, selama ini ia selalu menghindari genre horor.

Keluar Zona Nyaman, Tora Sudiro Pertama Kali Main Film Horor Tanpa Komedi

"Jadi di Janur Ireng ini tiba-tiba suatu hari gue ditawarin, 'Lu mau gak main film tapi bukan komedi?' Terus gue tanya, 'Film apa?' Dijawab, 'Horor.' Waduh. Gue tadinya tuh paling gak mau main film horor," ungkapnya.

Alasan Tora menolak film horor pun cukup unik. Ternyata, ia takut dengan hal-hal berbau supranatural, termasuk hantu. Selain itu, ia juga merasa kurang cocok dengan proses syuting film horor yang biasanya dilakukan hingga pagi hari. Namun, manajernya akhirnya berhasil meyakinkannya untuk menerima tawaran tersebut.

"Gue penakut, gue takut sama setan-setanan. Kedua, kalau film horor tuh biasanya syutingnya sampai pagi, gue tuh gak kuat syuting sampai pagi. Akhirnya manajer gue bilang, 'Ini bagus buat lo'," lanjutnya.

Setelah mempertimbangkan perjalanan kariernya yang selama ini berkutat di genre komedi, Tora memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang selama ini dihindari.

"Gue pikir-pikir, gue udah terlalu nyaman di komedi kan udah bertahun-tahun. Ternyata belakangan banyak yang lebih lucu. Yaudah, gue coba sesuatu yang gue takutin, gue coba horor," ujarnya.

 

Saat menjalani proses reading, Tora mengaku tantangan terbesarnya adalah menahan diri agar tidak menyelipkan unsur komedi dalam dialognya. Berbeda dengan film komedi yang seringkali dipenuhi tawa saat reading, kali ini suasana jauh lebih serius.

"Tantangannya banyak, horor, drama, serius. Ternyata kalau skrip serius dibecandain tuh bisa, tapi mau dibecandain, 'Oh jangan, jangan'. Biasanya kalau reading ketawa, ini reading serius. Terus pas baca dialog, 'Wah ini kalau dibelokin lucu bisa'," tandasnya.

Topik Menarik