Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah: Arab, Latin, Arti, Hadits, dan Keutamaannya
JAKARTA, iNews.id - Menjelang bulan Dzulhijjah 1444 H, niat puasa Tarwiyah dan Arafah penting untuk diketahui atau diingat kembali oleh umat Muslim.
Pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah atau Idul Adha, umat Islam memang dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah. Hal itu sebagaimana hadits berikut:
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, (HR. Abu Daud)
Puasa sunnah pada tanggal 8 Dzulhijjah, umumnya disebut sebagai Puasa Tarwiyah. Sementara, puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah adalah Puasa Arafah.
Praktek dan ketentuan pelaksanaan kedua puasa sunnah tersebut dilakukan sama seperti puasa lain dalam syariat Islam. Hanya saja, niatnya kedua puasa tersebut tentu berbeda. Berikut ini adalah niat puasa Tarwiah dan Arafah dalam teks Arab, latin, dan artinya:
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah:
1. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Latin: Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta\'ala
Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta\'ala.
2. Niat atau Doa Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Latin: Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta\'ala
Artinya : Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta\'ala.
Karena kedua puasa tersebut adalah amalan puasa sunnah, tak jarang masih banyak orang yang lupa mengucapkan atau melafalkan niat niat pada malam hari. Meski begitu, niat tersebut ternyata tetap boleh disusulkan pada siang harinya. Tepatnya dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur) selagi belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:
1. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Latin: Nawaitu shauma hadzal yaumi an adai tarwiyata sunnatan lillhi taala.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah tal.
2. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Latin: Nawaitu shauma hadzal yaumi an adi arafata sunnatan lillhi tal.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah taala.
Hadits dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Terdapat riwayat atau hadits yang menyebutkan tentang keutamaan puasa Tarwiyah. Salah satunya adalah sebagai berikut:
Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu.
Berdasarkan hadits di atas, keutamaan mengerjakan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah yaitu dapat menghapus dosa.
Dalam Al Maudhu\'at, Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih. Sementara dalam Al Fawa-id Al Majmuah, hal. 96, Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perawi yang pendusta.
Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, maka itu diperbolehkan.
Berbeda dengan keutamaan puasa Tarwiyah yang masih diperselisihkan, para ulama telah sepakat terkait sunnah puasa Arafah untuk dilaksanakan.
Berikut hadits tentang keutamaan melaksanakan puasa sunnah Arafah. Rasulullah SAW bersabda:
Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah. (HR Baihaqi)
Dalam hadits lain disebutkan tentang keutamaan puasa Arafah.
Dan puasa pada hari Arafah aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram) aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu. (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Baihaqi, dan lain-lain).
Berdasarkan hadits tersebut, disimpulkan bahwa salah satu keutamaan puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa satu dua tahun. Dosa yang dimaksud disini adalah dosa-dosa kecil.
Itulah bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Wallahu alam bissawab