Biografi Imam Hasan Al-Bashri, Masa Kecil dan Kumpulan Nasihatnya
Sosok Imam Hasan Al-Bashri ( ) sangat masyhur di kalangan ulama dan penuntut ilmu. Beliau adalah salah satu ulama generasi Tabi\'in yang paling banyak dinukil nasihat dan petuahnya.
Hasan Al-Bashri rahimahullah dilahirkan di Madinah pada Tahun 22 Hijriyah pada pada masa-masa terakhir kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab.
Menurut Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq, nyaris tidak ada kitab yang ditulis ulama setelahnya dengan genre adab, akhlaq, zuhud dan nasehat agama lainnya, kecuali pasti akan menyertakan nasihat dari Imam Hasan Al-Bashri.
Karena banyaknya nasihat indah Imam Hasan Al-Bashri yang disampaikannya kepada umat, seorang ulama besar tabi\'in di masanya, Abu Ja\'far al-Baqir berkata tentang beliau: " Dia (Hasan Al-Bashri) itu adalah orang yang perkataannya menyerupai ucapan para Nabi ." [Hilyatul Aulia (2/147)]
Demikian pula fatwa-fatwanya dalam ilmu fiqih paling banyak dirujuk oleh ulama-ulama setelahnya. Di zamannya, halaqah ilmu yang beliau asuh menjadi majelis ilmu paling banyak dihadiri oleh manusia.
Berikut biografi singkat sang Ulama Tabi\'in Imam Hasan Al-Bashri (22-110 H) dikutip dari kajian Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Masa Kecil Imam Hasan Al-Bashri dikenal dengan keluasan ilmu dan penguasaannya terhadap berbagai disiplin ilmu. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sejak kecil beliau dikenal sangat gigih belajar.
Nama lengkap beliau adalah Hasan bin Yasar dengan kunyah (panggilan) Abu Sa\'id. Ayahnya, Yasar adalah mantan budak dari sahabat Nabi yang bernama Zaid bin Tsabit radhiyallahu \'anhu. Imam Hasan An-Bashri lahir pada masa-masa terakhir kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab dan menjalani sebagian besar kehidupannya pada masa daulah Bani Umayyah.
Sejak kecil sudah memiliki semangat menunut ilmu. Semangatnya menimba ilmu mengundang kekaguman banyak orang. Hampir semua sahabat Nabi yang masih hidup pernah didatangi olehnya untuk diambil ilmunya. Diriwayatkan ketika kecil, Sayidina Umar bin Khattab pernah berkata mendoakan Hasan Al-Bashri:
Artinya: " Ya Allah, ajarkanlah ilmu agama kepada anak ini dan buatlah orang banyak mencintainya ." [Akhbarul Qudhah (2/5)]
Pujian Ulama kepada Hasan Al-Bashri Anas bin Malik radhiyallahu \'anhu berkata:
Artinya: "Bertanyalah kalian kepada Al-Hasan, karena beliau selalu ingat tatkala kami lupa." [Siyar Alam Nubala (4/573)]
Abu Burdah berkata: "Aku belum pernah melihat seorang pun yang menyerupai para sahabat Rasulullah kecuali dia. [Thabaqat li Ibnu Saad (7/162]
Imam Qatadah berkata: "Hasan adalah orang yang paling tahu tentang halal dan haram." [Ibid (7/163)]
Hisyam bin Hasan berkata: "Hasan adalah orang yang paling cerdas di masanya." [Siyar A\'lam Nubala (4/578)]
Amru bin \'Ala berkata: "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih fasih dari pada Hasan." [Ibid] Muhammad bin Sa\'ad berkata: "Al-Hasan rahimahullah adalah orang yang suka melakukan sholat berjamaah, \'alim, terhormat, ahli fikih, terpercaya, pandai berdebat, ahli ibadah, berperawakan sempurna, banyak ilmu, fasih berbicara dan tampan mempesona." [Thabaqat li Ibn Sa\'ad (7/157)]
Bakr bin Abdullah al-Muzani berkata: "Siapa yang ingin melihat orang yang paling faqih yang pernah kami temui, maka lihatlah Hasan." [Siyar A\'lam Nubala (4/578)]
Humaid bin Hilal berkata: "Abu Qatadah pernah berkata: Ikutilah Syakh ini karena dibanding yang lain, dia memiliki pendapat yang lebih mirip dengan pendapat Umar radhiyallahu \'anhu." Khalid bin Shafwan bertemu dengan Maslamah bin Abdul Malik, lantas Maslamah berkata: Wahai Khalid, ceritakanlah kepadaku tentang Hasan al-Bashri, lalu Khalid berkata:
"Beliau adalah orang yang paling sesuai antara zahir dan bathinnya dan paling cocok antara ucapan dengan perbuatannya. Jika dia menganggap penting sebuah perkara dia akan melakukannya. Sebaliknya apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang penting dilakukan.
Jika beliau memerintahkan sesuatu maka beliaulah orang yang paling sering melakukannya. Jika melarang sesuatu, beliau orang yang paling menghindarinya. Dan aku melihat sosok Hasan al-Bashri sebagai orang yang tidak membutuhkan manusia, namun orang-orang sangat membutuhkannya.
Kemudian Maslamah menyela perkataan Khalid: "Cukup wahai Khalid, bagaimana suatu kaum bisa sesat sementara tokoh seperti dia ada bersama mereka." [Hilyatul Aulia (2/147)]
Ayub berkata: "Dulu kata-kata hikmah yang keluar dari Hasan al-Bashri bagaikan untaian mutiara, sepeninggal Hasan, perkataan yang keluar dari suatu kaum bagaikan muntahan." [Siyar A\'lam Nubala (4/577)]
Yunus bin Ubaid berkata: "Aku tidak pernah melihat orang yang sering merasa gelisah melebihi Hasan. (Ketika Imam Hasan ditanya alasannya) ia menjawab: Bagaimana mungkin aku bisa tertawa, sementara aku tidak tahu, barangkali Allah ketika melihat amalku kemudian Dia menolaknya." [Siyar A\'lam Nubala (4/585)]
Nasihat dan Petuahnya Berikut beberapa untaian nasihat indah Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah:
Artinya: " Sesungguhnya fitnah apabila datang maka akan diketahui oleh setiap yang alim dan apabila ia lenyap baru diketahui oleh setiap yang jahil ." [Thabaqat al Kubra (9/166)]
:
Artinya: " Mukmin sejati adalah orang-orang yang meyakini firman Allah ta\'ala sebagaimana yang difirmankan, bahwa seorang mukmin adalah orang yang paling baik amalnya, orang yang paling takut kepada-Nya .
Bahkan seandainya dia telah menginfakkan harta sebesar gunung maka dia belum merasa aman (dari murka Allah) sebelum dia menyatakan sendiri dengan mata kepala (mati), seorang mukmin tidak akan bertambah kesalehan dan kebaikannya kecuali bertambah pula takutnya pada Allah.
Sedangkan orang-orang munafik, dia akan berkata: Kesalahan manusia sangat banyak, aku akan diampuni, tidak masalah jika aku melakukan kemaksiatan, lantas dia melakukan amal-amal buruk sambil mengharap ampunan dari Allah ." [Hilyatul Aulia (2/153)]
Mughirah bin Muhawish bertanya kepada Hasan Al-Bashri : "Ya Aba Said, sesungguhnya kami bertemu dengan ulama yang menakut-nakuti kami akan adzab Allah hingga hampir saja mereka melepaskan hati kami (karena takutnya kami) dan ada juga ulama yang perkataannya memudah-mudahkan, siapakah yang lebih baik?
Imam Hasan menjawab:
Artinya: " Wahai hambanya Allah, ulama yang ucapannya membuatmu takut di dunia hingga akhirnya kamu mendapatkan rasa aman di Akhirat lebih baik dari ulama yang ucapannya membuatmu merasa aman di dunia, namun akhirnya kamu mendapati rasa takut di Akhirat ." [Siyar A\'lam Nubala (4/585)]
Artinya: " Sholat yang tidak menjadikan pelakunya menjauhi hal-hal buruk dan kemungkaran akan menjadikan pelakunya semakin jauh dari Allah ." [Hayah as-Salaf hal 195]
Artinya: " Seandainya neraka ada di balik sebuah tembok, orang munafik masih tidak akan mempercayainya sebelum dia menerjangnya ." [Zuhud li Ahmad hal 215]
Artinya: "Mengharap rahmat dari Allah dan takut akan azab-Nya merupakan dua kendaraan mukmin menuju makrifat Allah." [Raudhatul \'Abidin hal 117]
Artinya: " Malik bin Dinar bertanya pada Hasan al-Bashri: Apa hukuman Allah pada seorang ulama? Hasan menjawab: Hati yang mati. Malik bin Dinar melanjutkan pertanyaannya: Bagaimana kematian hati? Hasan kembali menjawab: Mencari harta dunia dengan amal-amal akhirat ." [Syu\'abul Imam (2/296)]
Artinya: " Ilmu yang paling utama adalah yang menjadikan seseorang berhati-hati dalam halal haram dan memperkuat tawakkal ." [Zuhud li Ahmad hal 215]
Artinya: " Mendapatkan satu inti sari ilmu yang kupelajari lebih kusukai daripada mendapat dunia seisinya ." [Zuhud li Ahmad hal. 217]
Artinya: " Jika kau melihat seseorang bersaing dalam hal dunia maka ajaklah dia berkompetisi dalam urusan akhirat ." [Mushanaf Ibnu Abi Syaibah (19/538)]
Artinya: "Tidak ada seorang pun yang membesar-besarkan Dirham (harta) kecuali Allah akan menghinakannya." [Zuhud li Ahmad hal 270]
Artinya: " Wahai anak keturunan Adam, sesungguhnya kalian itu hanyalah susunan hari-hari, ketika berlalu satu hari, hilanglah sebagian dari dirimu ." [Hilyah Aulia (2/148)]
Wafatnya Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah wafat pada bulan Rajab Tahun 110 Hijriyah (728 M) pada usia 88 tahun. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa di hari kewafatannya, sholat Ashar berjamaah sampai tidak bisa dilakukan di masjid-masjid karena manusia tumpah ruah ke jalanan untuk menghadiri pemakaman jenazahnya. [Siyar A\'lam Nubala (4/587)]
Wallahu A\'lam